🐢 Duabelas 🐢

6.1K 880 59
                                    

Oke... sesuai janji saya, saya bakalan cerita saya yang sedikit terabaikan ini. Dan sesuai janji yang saya, khusus hari ini saya bakal update dua bab. Yang pertama di waktu pagi dan yg kedua nanti malam.

Jadi, jangan lupa ninggalin jejaknya banyak2 di lapak saya ini, biar saya makin semakin semangat lagi nulisnya. Dan, demi memperingati tahun yang udah berganti, saya akan ngadain lagi diskon pdf buat seluruh cerita saya yang udah tamat.

Harga buat cerita saya adalah :
Rp. 100.000 buat 8 judul cerita (bebas mau milih judul apa)
Diskonnya cuma berlaku selama 1 minggu dan hanya untuk 40 orang tercepat.

Untuk pemesan pdf, bagi yang minat bisa langsung kirim pesan lewat no WA di bawah ini.
-08992892157
-089693877340
Dan, pdf nya baru akan dikirim setelah bukti transfer saya terima.
Di bawah ini adalah no rekeningnya,
2269-01-002688-50-3 / bank BRI atas nama Jiwana Setya Dewi

Itu aja sih yang mau saya sampaikan. Juga, kalau sekiranya masih ada yang salah ataupun kurang di bab ini, saya mohon pengertiannya. Dan, sampai jumpa nanti malam ya, teman2.

🍊🍊🍊                                                

                                                               
Yang namanya hidup tidak melulu diisi dengan penderitaan. Adakalanya bahagia juga datang menyapa. Tinggal menunggu waktu saja kapan semua itu bisa terwujud.

Dan bagi Luthfia Fithri, kebahagiaan telah ia dapatkan saat memiliki Jovan dalam hidupnya. Bersama sang buah hati yang sebentar lagi akan memasuki lingkup pergaulan yang jauh lebih luas daripada di taman bermain, dimana selama ini bocah itu mengenyam pendidikan, Fifi merasa begitu bahagia. Dan, rasa bahagia tersebut semakin bertambah besar karena selain Jovan, Fifi juga memiliki ibu angkat serta kedua sahabat yang bertolak belakang sifatnya.

Namun, kesenangan yang Fifi rasakan harus terganggu kala membuka pintu rumahnya, Fifi kembali harus berhadapan dengan orang-orang yang berasal dari masa lalunya. Tidak hanya satu, kali ini Fifi harus menghadapi tiga orang sekaligus.

"Fi... "

Suara yang terdengar bergetar saat menyebut namanya itu membuat kening Fifi mengernyit. Sementara sorot matanya yang datar arahkan kepada sosok wanita paruh baya yang seingatnya dulu memalingkan wajah saat ia diusir dengan kejam oleh ayahnya.

Ya... ketiga tamu yang datang tanpa diundang ke rumahnya adalah kedua orang tua kandung beserta pria yang tidak pernah sekalipun menjalankan perannya sebagai seorang kakak.

Sementara itu, Fikar yang melihat adiknya hanya diam saja berinisiatif mengambil alih. Dengan gerakan canggung ia bergerak mendekati Fifi yang berdiri di muka pintu dan tak tampak akan beranjak dari posisinya. Sungguh, situasi yang tercipta membuat Fikar merasa serba salah. Di satu sisi Fikar merasa kasihan kepada kedua orang tuanya, tapi di sisi yang lainnya ia merasa sikap Fifi yang menolak kehadiran mereka juga tidak bisa disalahkan.

                                                                       
"Saya 'kan sudah bilang kalau saya tidak ingin anda membawa mereka ke sini." ucap Fifi yang kini mulai menatap bergantian kepada pasangan suami istri paruh baya yang berdiri di depannya.

"Abang minta maaf, Fi, karena udah gangguin waktu kamu. Tapi, abang nggak punya pilihan lain. Karena biar bagaimana pun, mereka juga orang tua kamu."

"Orang tua?" sengaja Fifi tak menyembunyikan nada sinis dalam suaranya saat membalas perkataan si anak kesayangan dari pria paruh yang dulu suka sekali memarahinya itu. "Apakah menurut anda, ada orang tua sehebat mereka, yang dengan tanpa hati mengusir darah daging mereka sendiri dan membiarkan anak mereka terlunta-lunta di jalanan?"

Sejatinya Cinta [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang