chapter 18

2.7K 283 27
                                    

Krist terbangun dengan tangan Singto dibawah kepalanya di sofa tempat dia dan Singto menghabiskan malam dengan tertawa dan berpelukan seolah seperti ingin membalas semua waktu yang mereka habiskan untuk bertengkar dan mengisinya dengan kebahagiaan.

Menatap wajah Singto yang sangat dekat dengan wajahnya. Mata pria tampan itu masih terpejam. Tangan Krist meraba hidung mancung Singto dengan perlahan seolah takut pria itu terbangun, matanya lekat menatap wajah Singto, merasa tidak percaya dengan semua yang akhirnya terjadi.

Bibir Singto tersenyum dengan mata nya yang masih terpejam, membuat Krist sedikit terkejut.

"P'Sing, kau sudah bangun?"

Singto membuka matanya, melihat Krist dengan lekat, memeluk Krist erat dan tersenyum dengan lebar.

"Aku merindukanmu.." bisiknya.

"Phi sudah mengatakan itu ratusan kali tahu" ucap Krist sambil tersenyum, menghirup aroma tubuh Singto yang sangat dia rindukan.

"Aku kan selalu merindukanmu." Singto tertawa, mencium pucuk kepala Krist, membuat Krist menoleh dan menatap wajah Singto dari dekat, membuat jantung mereka berdebar keras.

"Au tanganku." Singto tiba-tiba menarik tangannya dari bawah kepala Krist.

"Kenapa phi?" Krist terbangun dan duduk di samping Singto.

"Aku rasa sedikit kram, kepalamu keras." Ledek Singto.

Krist memajukan bibirnya kesal. Dia bangun dan menuju dapur.
"Siapa suruh phi memelukku sekencang itu."

Singto mengikuti Krist ke dapur, memeluk pinggang pria manis itu dari belakang dan mengecup pundaknya.
"I love you Kit"

"Aku tahu phi." Jawab Krist sambil menyalakan mesin kopinya.

"Dan apa jawabanmu hmm?" Ledek Singto sambil memajukan kepalanya, berusaha melihat wajah Krist.

"Rak na phi Singto.." Krist kembali tertawa.

Singto mengambil kopinya dan duduk di meja makan.
"Apa jadwalmu hari ini?" Tanya nya

"Aku ada pemotretan, dan syuting. Phi sendiri bagaimana?"

"Tidak banyak, hanya sampai sore." Jawab Singto.

Krist menganggukan kepalanya dan duduk di depan Singto.

"Kalau phi sudah pulang tunggu saja aku disini, aku akan masak sesuatu."

"Hari ini aku akan kerumah pho." Jawab Singto
"Tidak apa-apa kan?"

Krist tertawa. "Tentu saja tidak apa-apa. Sampaikan saja salam dariku."
.

.

.
Krist memeriksa jam di ditangannya, pekerjaannya selesai lebih cepat dari yang dia perkirakan.

"Kit" panggil seorang pria manis yang berjalan menghampirinya.

"Au Gun, ada apa?" Tanya Krist.

"Aku ingin membicarakan lagu yang kunyanyikan dengan p'Off, kau ada waktu?"

Krist mengangguk dan mengikuti langkah Gun menuju kantin.
.

.

.

Krist dan Gun sedang mengobrol saat seseorang mencolek bahunya.

"P'Oat?" Sapa Krist terkejut sambil tersenyum dan memberikan wai.

"Sedang apa?" Tanya Oat sambil kepada Gun dan Krist.

Belum sempat Krist menjawab, dia melihat seseorang merangkul Oat dari belakang. Membuat mata Krist membulat dan bibirnya tersenyum.

Say You Love Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang