Krist turun dari mobil dan langsung memeluk ibunya erat.
"Kau kemana saja, kenapa beberapa bulan terakhir ini mae susah menghubungimu" Nan memeluk Krist dengan erat, melepas rindu.
"Maaf mae, belakangan ini Kit sangat sibuk." Krist mencium pipi ibunya dengan rasa rindu.
"Maaf nak, tapi itu istriku yang kau cium." Jack muncul dari pintu dan tertawa, merentangkan tangannya.
Krist memeluk ayahnya dengan erat. Hatinya terasa hangat, mereka berdua adalah tempat teraman bagi Krist, dia tidak akan pernah melakukan apapun untuk menyakiti kedua orang tuanya.
Krist masuk dan melihat Kat yang sedang membaca majalah.
"pKit!!" Teriak Kat yang langsung berdiri dan memeluknya.
"Kuliahmu sedang libur?" Krist memeluk adiknya dengan erat dan mencium pipinya.
Kat mengangguk dan menatap mata Krist.
"pKit sehat? Aku sudah lama tidak mendengar kabar dari phi."
Krist tersenyum lebar dan mengangguk. Mengusap kepala adiknya dengan kasar.
"Aku lapar, bisa kita makan sekarang?" Krist memegang perutnya sambil mengkrucutkan bibirnya, Nan hanya tertawa dan segera melangkah ke meja makan.
"Kami sudah menunggumu, ayo makan, aku juga sudah lapar." Kat berlari kecil dan segera duduk di meja makan.
.
.
.
.
Sesudah makan mereka semua duduk di ruang tengah. Krist meletakkan kepalanya di pangkuan Nan, merasakan usapan hangat dari jemari ibunya di kepalanya. Terasa sangat menenangkan.Jack melihat ke arah Kat dan memberi isyarat agar Kat masuk ke kamarnya, memberikan waktu agar Krist bisa bicara dengan mereka berdua.
"Bagaimana kabarmu Kit?" Jack membuka percakapan.
"Baik pho, hanya agak lelah saja." Jawab Krist sambil memejamkan mata, meresapi semua belaian tangan hangat milik ibunya.
"Kami mengkhawatirkanmu, Kat mendengar berita buruk tentangmu." Nan mulai bicara.
"Kenapa kau tidak pulang dan beristirahat kalau kau memang lelah?" Lanjut Nan.
"Banyak yang harus Kit urus mae, maaf."
"Kami percaya kau selalu tahu apa yang terbaik dirimu nak." Ucapan Jack membuat Krist duduk dan menatap ayah dan ibunya.
"Ada apa Kit" Nan membelai punggung Krist dengan lembut.
"Mae, Pho.., bagaimana jika Kit melakukan sesuatu yang ternyata melukai nama baik keluarga ini?"
"Seperti apa Kit?" Tanya Jack.
Krist terdiam memainkan tangannya yang penuh keringat, dia sangat butuh penilaian kedua orang tuanya, tetapi dia juga sangat takut untuk menyampaikan apa yang dia rasakan.
"Bagaimana jika...Kit menyukai seseorang yang tidak seperti orang kebanyakan lakukan?" Krist memejamkan matanya saat mengatakan itu, tidak berani menatap wajah kedua malaikat pelindungnya.
Suasana menjadi hening beberapa saat. Krist terus memejamkan matanya, tangannya berkeringat dan mengepal erat. Hingga tangan hangat Nan kembali mengusap punggungnya.
"Apakah kita bicara soal Singto?" Nan memecah keheningan, membuat Krist membuka matanya, tapi tetap menunduk, menghindari tatapan kedua orang tuanya.
"Kalau Kit tanya apakah mae marah? Maka jawabannya adalah tidak." Suara Nan terdengar agak bergetar menahan tangis. "Kalau Kit tanya apakah mae terkejut, maka jawabannya adalah tidak." "Tapi jika Kit tanya apakah mae khawatir maka jawabannya adalah sangat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me (End)
FanfictieBisakah seseorang menjalani hubungan tanpa kejelasan? Apakah kita harus memberi nama kepada suatu hubungan untuk membuatnya bermakna? Singto dan Krist berusaha mencari nama akan hubungan mereka. Apakah hubungan itu memang ada ataukah hanya imajinasi...