Setelah berhasil memarkirkan mobil mewahnya, Jimin dengan cepat turun dari mobil dan membuka pintu penumpang yang ditempati Hyejoo.
Jimin menarik tangan Hyejoo sangat kasar hingga hampir membuat gadis itu terjatuh dari mobil. Tanpa menghiraukan teriakan Hyejoo yang kesakitan, Jimin membawa masuk gadisnya ke dalam apartmentnya.
Menarik gadis itu hingga berteriak kesakitan merupakan kesenangan bagi dirinya sendiri. Menyiksa gadisnya hingga berteriak meminta ampunan adalah tujuannya saat ini.
Setelah berhasil memasuki kamar yang selama ini ditiduri mereka berdua, Jimin lagi-lagi dengan kasar mendorong Hyejoo ke kasur king size mereka. Membuat Hyejoo ketakutan setengah mati.
"Apa katamu?"
"Aku adalah iblis yang sesungguhnya?!" Jimin memandang Hyejoo dengan smirk jahat yang terukir di wajah tampannya.
"Kau selalu saja membuat ku takjub akan dirimu, Ahn Hyejoo. Itu semakin membuatku menyukai mu!" Jimin berjalan perlahan mendekati Hyejoo berusaha bangkit dari posisi terlentangnya.
Hyejoo yang sudah berhasil mendudukkan dirinya di atas kasur, memundurkan bokongnya ketika melihat Jimin mendekatinya.
"Lihatlah dirimu sekarang! Kemana perginya gadis polos yang berani menghina iblis ini?!"
"Kenapa kau menjauh? Ayolah iblis ini ingin melihat keberanian mu seperti tadi!"
Dengan cepat Jimin menarik tangan Hyejoo yang dilipat gadis itu pada lututnya. Membuat Hyejoo dan Jimin bertatapan.
"Apa apa dengan tatapan matamu? Kau takut? Kau yang membuat iblis ini menunjukkan sifat aslinya,"
Jimin menarik dagu Hyejoo dengan lembut agar wajah mereka lebih dekat dari sebelumnya. Hyejoo yang melihat tatapan dingin Jimin mulai merasa resah.
"Jadi rasakan lah akibatnya dan jangan mencoba untuk melawan lagi."
Jimin menghempaskan tangan Hyejoo dengan kasar ke kasur hingga membuatnya jatuh terlentang di hadapannya.
Jimin segera menindih tubuh terlentang Hyejoo sebelum gadis itu kembali mendudukkan diri. Mencengkeram kedua tangan Hyejoo ke samping kepala gadis itu.
"Lepaskan aku! Lepaskan!" Hyejoo berteriak sambil menggerakkan tangannya yang dicengkeram agar terlepas.
"Coba lawan iblis ini dengan berani seperti kau yang berani menghinanya tadi."
Tanpa memberikan waktu untuk Hyejoo berbicara lagi, Jimin dengan cepat menyambar bibir kering gadis itu.
Jimin mengulumnya dengan dalam dan kasar. Menjilat bibir Hyejoo dengan nafsu yang menggebu-gebu tanpa ada kelembutan.
Hyejoo yang tidak bisa melawan hanya kembali mengerang minta dilepaskan. Air matanya tidak bisa ditahan lagi. Dirinya menangis menyedihkan karena Jimin yang kembali melecehkannya.
Jimin yang menikmati ciuman sepihak itu memejamkan matanya dan memperdalam ciumannya dengan menekan tengkuk Hyejoo menggunakan tangan kanannya, membuat tangan kiri Hyejoo terlepas dari cengkeramannya.
Dengan cepat Hyejoo memukul dada Jimin dengan tangan kirinya yang bebas. Mendirikan pria itu dengan sekuat tenaganya. Namun, mau seberapa keras dia mencoba, dirinya tetap kalah dari seorang Park Jimin.
Hyejoo mulai melemah karena tidak bisa bernafas akibat ciuman kasar Jimin. Dirinya hanya bisa mencengkeram kaos yang dipakai Jimin saat pria itu menghisap kuat dan menggigit bibirnya.
Jimin membuka matanya dan melihat Hyejoo yang sudah lemah akibat lamanya ciuman mereka. Dengan berat hati, dia melepaskan ciuman sepihaknya dan menatap dingin Hyejoo yang menatapnya dengan pandangan yang melemah.
"Bahkan aku belum melakukan intinya, tapi kau sudah tidak bertenaga. Kau benar-benar tidak mempunyai nyali untuk melawan iblis ini." Jimin membelai surai Hyejoo dengan lembut.
"To-tolong hentikan, kau sudah melakukannya kemarin." Hyejoo menitikan air matanya.
"Kemarin? Bahkan aku bisa melakukannya setiap detik jika aku mau!"
Hyejoo hanya menggelengkan kepalanya mendengar balasan Jimin yang membuatnya semakin takut saat ini.
"Aku akan menunjukkan sisi iblis ku padamu, sayang."
"Aku akan memberikan hal yang luar biasa pada dirimu yang belum pernah kau rasakan."
Jimin menarik paksa kaos kebesarannya yang dipakai Hyejoo. Menampilkan tubuh telanjang Hyejoo tanpa sehelai benang pun.
"Dirimu semakin terlihat cantik jika tidak ada kain yang menghalangi tubuh polosmu." Jimin membelai leher Hyejoo dengan sensual.
"Ma-maafkan aku. Tolong hentikan, aku tidak mau melakukannya lagi." Hyejoo menatap nanar Jimin dengan air mata terus mengalir.
"Maaf? Untuk apa seorang iblis mengampuni korbannya?!" Jimin meneriaki wajah Hyejoo yang sudah memerah.
Tangisan Hyejoo semakin pecah kala Jimin mulai meremas payudaranya dengan kuat. Menekan putingnya dengan kencang.
"Menangis lah karena iblis suka jika korbannya merasa kesakitan." Jimin kembali meremas payudara Hyejoo dengan kuat membuat gadisnya mengerang sakit.
"Akhh to-tolong hentikan."
"Teruslah mendesah, sayang. Selagi aku memuaskan mu."
Jimin meraup payudara Hyejoo yang sudah merah dan putingnya yang mengeras dengan bibirnya. Menjilat gumpalan daging itu dengan sensual.
"Nghh.. jangan." Hyejoo menahan gejolak dari dalam dirinya yang merasakan kenikmatan saat lidah Jimin menyentuh payudaranya.
Jimin semakin meliar dengan menghisap puting Hyejoo yang sudah mengeras. Menekannya menggunakan lidahnya dan membasahinya dengan liurnya.
Hyejoo kembali menahan gejolak tubuhnya dengan menggigit kuat bibirnya bawahnya. Dirinya tidak mau mengeluarkan desahan yang membuat Jimin semakin mempermainkannya.
Merasa puas dengan payudara kiri Hyejoo, Jimin berpindah pada payudara kanan gadisnya. Menghisapnya kuat-kuat dengan nafsu yang sudah meledak.
"Ahh.." Tanpa sadar Hyejoo mendesah karena hisapan Jimin yang sangat kuat pada payudaranya.
"Bagus, sayang. Mendesahlah karena nikmat yang aku berikan."
Jimin sedikit bangkit dan melepas kaos yang ia kenakan. Membiarkan tubuhnya bertelanjang dada yang akan semakin membuat Hyejoo bergairah.Jimin menciumi leher Hyejoo yang masih terdapat bekas keunguan yang kemarin ia buat. Jimin menghisap bekas keunguan yang sedikit pudar itu untuk membuatnya kembali berwarna terang.
Hyejoo meremas bahu telanjang Jimin. Menyalurkan rasa sakitnya pada pria itu yang tidak berhenti membuat tanda pada lehernya dengan kasar.
Tiba-tiba dengan cepat Jimin membalikan posisi keduanya. Hyejoo yang tadinya berada dibawah kukungan Jimin, berubah menjadi diatas pria itu yang sekarang berada dibawah Hyejoo.
Gugup akan keadaan sekarang, Hyejoo bangkit dari posisinya yang menempel pada Jimin, namun Jimin kembali mencengkeram tangannya dan membuat keduanya semakin menempel.
"Selama ini aku yang memuaskan mu, jadi aku minta kau yang memuaskan ku!"
Hyejoo membelalakkan matanya mendengar permintaan Jimin yang lebih mengarah kepada perintah.
"Iblis ini ingin dipuaskan oleh korban yang melawannya,"
"Iblis ini menginginkan korbannya menjadi jalang yang sangat liar,"
Jimin mendekati bibirnya pada telinga Hyejoo. Menggigit pelan daun telinga gadisnya lalu mengatakan hal yang membuat Hyejoo yang lebih baik memilih mati.
"Dan dirimu yang jalang hanya bagiku."
-TBC-
Hiho!! Akhirnya update T.T maaf ya karena kalian harus menunggu lama:( aku bener-bener lagi sibuk di RL tapi ga kuat kalo masih ada yang komen nyemangatin:( cinta banget pokoknya sama kalian💜maaf bila masih ada typo, vomment nya dan minta doanya supaya aku lulus di PTN yg aku pilih hehe💜
Enjoy the tea☕, merc0ntae💜
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴘꜱʏᴄʜᴏʟᴏᴠᴇ | ᴘᴊᴍ [M] 👑
Fanfiction[𝑭𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒅𝒊 𝒑𝒓𝒊𝒗𝒂𝒕𝒆] . 𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘰𝘯𝘴𝘵𝘦𝘳. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘩𝘢𝘶𝘴 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴...