H O R N E Y M O O N

7K 447 103
                                    

Pemanasan dulu, biar ga terlalu serius hehe

Suara gesekan lantai dengan benda kecil yang berputar akibat tarikan maupun dorongan kini mendominasi rungu Hyejoo. Berbeda dengan dirinya yang datang dengan tangan kosong dan jangan lupakan, tentunya ia tidak sendiri, karena hal itu sangat mustahil.

Sekarang pukul dua dini hari, namun tempat yang mereka pijaki masih ramai dengan lalu-lalang orang yang menarik koper mereka. Udara dingin yang menembus jaket tebal Hyejoo mampu membuat wanita itu meringis tak kuat merasakannya lebih lama lagi.

Jimin yang sedang menggenggam kuat jemari wanitanya dapat merasakan suhu pada tangan Hyejoo tidaklah wajar. Jimin menatap lekat Hyejoo yang sedaritadi hanya menatap lantai.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?" Jimin menarik tangan Hyejoo untuk lebih dekat padanya. Merubah posisi tangannya yang semulanya menggenggam tangan wanitanya kini melingkarkan tangannya pada pinggul Hyejoo.

Tarikan itu membuat tubuh Hyejoo dengan reflek membentur tubuh Jimin sehingga keduanya sangat saling menempel seperti orang berpelukan.
Hyejoo hanya menampilkan ekspresi terkejut, ia takut karena sekarang mereka berada di khalayak ramai yang artinya ada puluhan pasang mata bahkan ratusan di sekitar mereka.

Hyejoo mencoba melepaskan dirinya dari Jimin, namun bukannya terlepas tetapi tubuhnya semakin ditarik pria itu menempel padanya.

"Jawab pertanyaanku selagi aku masih tenang." Ucap Jimin dengan nada yang lembut walau artinya bertentangan, seperti mengancam.

"T-tidak." Hanya satu kata itu yang mampu Hyejoo keluarkan.

"Aku tahu isi pikiranmu, cepat katakan!" Nada bicara Jimin naik satu tingkat dari sebelumnya. Pria itu tahu jika wanitanya itu sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Hyejoo mengedipkan matanya beberapa kali mendengar bentakan Jimin. Ia semakin takut ketika beberapa orang menjatuhkan pandangannya pada mereka. Tangan Hyejoo yang berada pada dada bidang pria itu meremas kuat kaus Jimin.

"A-apakah kita benar-benar akan pergi?" Satu kalimat akhirnya Hyejoo lontarkan saat menatap dalam manik hitam Jimin.

"Apa aku terlihat main-main di matamu?" Jimin memberikan senyuman miringnya kepada gadis yang menantapnya ketakutan.

"Sekali aku berucap maka itu akan segera terjadi, jadi jangan pernah meremehkan ku." Jimin kembali menarik tangan Hyejoo untuk mengikutinya, segera menjauh dari puluhan mata yang menatap mereka.

"T-tapi aku tidak mau." Hyejoo kembali bersuara ketika mereka sudah hampir sampai di tempat check-in.

Jimin menghembuskan nafasnya dengan kasar dan kembali berbalik agar bertatap muka pada gadisnya yang membuat darahnya semakin tinggi.

"Ucapkan sekali lagi." Jimin memandang tajam Hyejoo.

"Kenapa?" Hyejoo bertanya tanpa memandang lawan bicara yang sedang menusuk dirinya dengan tatapan matanya.

"Lakukan saja apa yang aku perintahkan, maka kau aman." Jimin berusaha sebaik mungkin agar tidak menimbulkan keributan antara keduanya.

"Aku-"

"Berhenti atau kau akan tamat." Jimin menarik dagu Hyejoo, membuat mata gadis itu merasakan dalamnya tatapan yang ia berikan."

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat gadis itu mengangguk dan tunduk padanya. Jimin kembali memasang wajah kemenangannya dan segera menuntaskan beberapa hal agar mereka segera pergi dari tempat berbahaya ini.

Hyejoo hanya menatap Jimin yang sedang mengambil Boarding Pass dan memberikan kopernya pada petugas bandara agar diletakan dalam bagasi pesawat.

ᴘꜱʏᴄʜᴏʟᴏᴠᴇ | ᴘᴊᴍ [M] 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang