C A R E

6.6K 538 94
                                    

Hiho! Double update nih hehe mau bikin kalian makin betah aja dan sebagai permintaan maaf karena terus menghilang tanpa jejak:*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Karena kau berhasil membangunkannya, Hyejoo."

Sejemang bulu kuduk Hyejoo meremang mendengar perkataan pria yang menguasai dirinya saat ini. Namun, ada sesuatu yang membuat Hyejoo penasaran dengan Jimin ketika melihat senyuman angkuh pria itu dengan tampilan culunnya. Matanya menatap dalam manik pria yang juga sedang menatapnya dalam dengan artian seakan ingin melahapnya tanpa memberi kata ampun.

"Kau selalu dilakukan seperti tadi?" Tanya Hyejoo lirih sebelum dirinya kembali dikuasai oleh Jimin. Entah keberanian darimana Hyejoo mampu mengeluarkan suara yang mewakili rasa penasarannya saat ini juga. Dia seperti mengucapkannya tanpa sadar dan terjadi begitu saja karena pikiran dan hatinya yang mendadak gelisah disaat bersamaan. Seperti ada perasaan yang mengganjal hati dan pikirannya.

Jimin yang mendengar pertanyaan lirih dari gadisnya dan mengerti kemana arah pembicaraan itu akan tertuju, mengalihkan sebentar tatapannya.
"Kau tidak perlu tahu." Ucapnya dingin agar sang lawan kembali menutup mulutnya dan tidak larut ke dalam sandiwara yang selama ini ia lakoni.

Hyejoo meremas pelan leher pria itu seperti mengatakan tidak puas dengan jawaban pada pertanyaannya. "Kenapa?" Seperti tidak ada ketakutan pada apa yang akan terjadi setelahnya, Hyejoo kembali membuka suaranya. Membuat Jimin untuk yang kesekian kalinya kembali merasakan amarahnya yang memuncak.

"Apa dengan cumbuanku dapat memberikan keberanian pada dirimu?" Jimin menaikan sudut bibirnya, meremas kedua bahu Hyejoo seolah menantang lebih dalam gadis yang selama ini memabukkan jiwa dan raganya. Melihat seberapa jauh gadisnya berani berurusan dengan hal yang dia sembunyikan selama ini.

Hyejoo mengigit bibir bawahnya, merasa ketakutan mulai menyelimuti dirinya kembali setelah Jimin memberikan tatapan dan senyuman yang mengerikan. Dirinya tidak bodoh dengan apa yang pria itu ucapkan, mengerti jika dirinya sedang dipermainkan dengan kata-kata pedas yang membuat hatinya seketika menciut.
"Apa aku tidak boleh tahu tentang pria yang meniduri ku?" Hyejoo merasa dirinya kali ini sangat luar biasa. Meloloskan perkataan sedikit intim yang bahkan dirinya sendiri tidak menyangka.

"Kau mulai peduli rupanya." Jimin membelai pipi kanan Hyejoo dan sedikit meremasnya. "Apa alasanmu peduli pada urusanku?" Jimin semakin gencar menantang Hyejoo.

Hyejoo menggelengkan kepalanya, "Aku hanya tidak suka pada kekerasan." Jawab Hyejoo yang membuat lawannya tersenyum kecut mendengarnya. Jimin mulai merasakan perubahan kecil pada gadisnya, membuat dirinya sedikit lega.

"Kita lanjutkan di ranjang saja, aku tidak suka melihat kulit polosmu bergesekan dengan benda kotor." Jimin merengkuh pinggang ramping Hyejoo untuk menurunkannya dari atas meja berdebu itu. Menautkan jemari mereka untuk segera pergi dari ruangan yang menjadi saksi bisu kenangan panas mereka.

Tapi, baru beberapa langkah suara Hyejoo kembali menghentikan aktivitasnya. Menatap bingung juga malu Jimin yang menunggu dirinya membuka suara. "Ka—kau lupa mengaitkan kembali bra ku." Dengan susah payah Hyejoo menahan kegugupannya walau gagal. Pipinya serasa memanas setelah mengatakan hal yang memalukan itu pada Jimin.

Jimin hanya tersenyum nakal mengetahui gadisnya yang memerah saat mengatakan hal yang menurutnya biasa. Dia melepaskan tautan tangan mereka dan segera menghadap pada tubuh gadisnya. Kedua tangannya masuk kedalam atasan Hyejoo membuatnya sedikit terangkat dan menampilkan perut rata Hyejoo. Tanpa berlama-lama, Jimin meraih kedua kaitan bra Hyejoo dan segera memasangkannya. Setelah selesai, dia kembali menautkan tangan keduanya untuk segera pergi dari tempat itu.

ᴘꜱʏᴄʜᴏʟᴏᴠᴇ | ᴘᴊᴍ [M] 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang