"TIDAK! KIM TAEHYUNG!"
Tubuh yang tadinya menjadi dinding pelindung kini terjatuh ke lantai saat benda kecil nan tajam berhasil menembus dada kirinya. Cairan berwarna merah pekat mulai merambat keluar membuat pakaian disekitaran lukanya ternodai.
Taehyung menyentuh luka pada dada kirinya yang sudah basah karena darahnya. Nafasnya tercekat seolah tak bisa lagi menghirup udara bebas. Matanya dengan reflek menitikkan air mata akibat rasa sakit yang tak bisa ditahannya.
Hyejoo yang masih merasakan keterkejutan beusaha meraih tubuh Taehyung. Diletakkannya kepala pria itu diatas pahanya. Tangan Hyejoo yang gemetar perlahan mengusap pelan pipi Taehyung membuat fokus pria itu berpindah padanya. Mata yang biasa menatap tajam itu berubah menjadi sayu. Satu titik air mata Hyejoo terjatuh tepat di pipi Taehyung saat manik mereka bertemu.
"Hye-hyejoo, a-aku men-yela-matkan mu." Darah segar keluar dari mulut Taehyung usai pria itu menyelesaikan perkataannya. Hyejoo yang mendengarnya hanya mampu menggelengkan kepalanya. Isakkannya tidak berhenti dan semakin besar melihat keadaan Taehyung yang semakin memburuk karena darahnyabyang terus keluar dan tubuh serta wajahnya yang mulai memucat.
Waktu pun terus berjalan sampai dimana nafas yang tadinya tercekat itu berhembus dengan berat diikuti dengan mata sayu yang perlahan tertutup. Tangan yang tadinya menyentuh lukanya, kini tergeletak dilantai. Taehyung tidak lagi merespon saat tangan Hyejoo menepuk-nepuk pelan pipinya.
"Tidak! Kumohon, Taehyung!" Hyejoo menyatukan kening mereka. Baju serta tubuhnya telah berlumuran darah Taehyung. Tangannya menangkup kedua pipi pucat Taehyung.
SooA yang melihat adegan kedua orang didepannya mulai tertawa. Ia bertepuk tangan mendengar perkataan Taehyung yang terbata-bata. "Apakah ini di dalam drama? Mengapa begitu berlebihan? Hahaha.." SooA menyeka air mata diujung matanya yang keluar akibat tawanya.
"BERHENTI TERTAWA, WANITA GILA!" Jimin menatap tajam SooA. Dirinya tak habis pikir jika wanita itu melakukan hal sekeji ini.
"Kenapa?! Seharusnya kau berterima kasih padaku karena telah menyingkirkannya!" Teriak SooA tanpa menatap sang lawan bicara.
"Tutup mulutmu itu, sialan!" Dada Jimin naik turun akibat menahan amarah yang sudah tidak bisa ia bendung lagi. Hatinya terasa ditusuk melihat gadisnya yang hancur menangisi pria lain didepannya, bahkan dirinya tidak sama sekali dilirik olehnya seolah ia tidak ada diantara mereka.
SooA tersenyum miring mendengar ucapan kasar Jimin padanya. Dirinya bangkit berdiri dengan tatapan yang masih tertuju pada dua orang di depannya. Tangan kanannya yang memegang pistol kembali ia arahkan ke depan.
"Baiklah, ku tutup mulutku. Tapi, biarkan pistol ini yang bersuara!"
Tangannya sudah menyentuh pelatuk pistol, namun saat ingin menekannya, pintu ruangan didobrak dengan keras sehingga terbuka dengan lebar. SooA terkejut melihat segerombol polisi muncul dengan senjata mereka yang diarahkan padanya.
"Drop your weapon on the floor!"
Perlahan mereka masuk kedalam ruangan dan mendekat pada SooA yang masih mengarahkan pistolnya pada Hyejoo.
Tatapan SooA bergantian pada Hyejoo juga para polisi itu. Dengan langkah kecil SooA mendekat kearah Hyejoo.
"We will shoot if you move!" Ucap polisi saat melihat pergerakan SooA yang ingin menekan pelatuk pistolnya. Dengan gerakan cepat, salah satu polisi menendang tangan kanan SooA membuat pistolnya terjatuh dan langsung menahan tangan SooA saat wanita itu bergerak untuk mengambil pistolnya. Sedangkan, polisi lainnya menahan suruhan SooA yang hendak ingin kabur.
"Lepaskan! Aku ingin membunuh jalang itu!" Teriaknya pada polisi yang sedang memborgol kedua tangannya dibelakang. Namun, perkataanya tidak digubris dan dirinya ditarik keluar ruangan.
"Aku tidak bisa membiarkannya hidup! Aku harus membunuhnya!" Teriakan SooA yang terakhir sebelum dirinya benar-benar hilang dari ruangan itu.
Setelah kepergian SooA, tenaga medis dengan tergesa-gesa memasuki ruangan. Mereka mendekat pada Taehyung yang sudah tidak bergerak dengan mata tertutup dan Jimin yang terikat dengan luka kering yang telah menghitam pada kakinya.
Beberapa peralatan dikeluarkan guna memeriksa keadaan Taehyung. Mereka memeriksa nadi, pernafasan, reflek cahaya mata juga denyut jantung. Namun, semuanya menunjukkan jika Taehyung sudah tidak bernyawa.
"He is gone, miss." Ucap salah satu tenaga medis yang memakai jas putih.Mereka memindahkan Taehyung ke tandu yang telah disiapkan. Kain putih pun telah menutupi seluruh tubuh serta wajah Taehyung. Tubuh yang sudah tak bernyawa itu dibawa keluar dari ruangan menuju mobil ambulance.
Hyejoo hanya bisa terisak sampai dirasanya ia tidak bisa bernafas dengan normal, tubuhnya pun terjatuh pada lantai serta matanya ikut menutup.
Di sisi lain, Jimin sudah terbebas dari ikatan dan diberi pertolongan pertama. Namun, tatapannya tidak lepas dari Hyejoo yang sudah tak sadarkan diri.
Tenaga medis segera membawa keduanya keluar dan memasukkan kedalam mobil ambulance yang berbeda. Mereka segera melaju pergi agar merka bisa mendapatkan perawatan yang lebih dari rumah sakit.
Beberapa saat didalam mobil, Jimin merasakan sesak pada jatungnya. Matanya mulai berair saat dirinya dipasangkan alat bantu pernafasan. Dan tepat jarum infus menusuk pada kulit tangannya, Jimin jatuh tak sadarkan diri setelah mengucapkan kata dengan nada yang lemah.
"Tolong selamatkan kami."
***
Perlahan mata yang tertutup itu mulai berkedip. Kepalanya terasa sangat berat saat matanya telah terbuka sepenuhnya. Pandangannya ia edarkan pada seluruh sudut ruangan yang berwarna putih itu.
"Hyejoo?!" Kata pertama yang ia ucapkan begitu melihat bayangan dari orang yang mendekat padanya.
"Oh, you woke up." Pria berjas putih mendekat pada Jimin kemudian mengecek keadaan Jimin.
"Dimana Hyejoo?" Tanyanya dengan nada pelan.
"I don't understand what you're talking about, but your friend is next to you if you look for it." Dokter itu menunjuk tirai disebelah kiri Jimin setelah ia selesai memeriksa pria itu. Kemudian, dokter itu pergi meninggalkan Jimin saat sebelumnya menyuruh pria itu untuk beristirahat.
Setelah kepergian dokter, dengan perlahan Jimin bergerak untuk bangkit dari ranjangnya, namun rasa sakit pada langsung menyerangnya. "Argh.." Rintih Jimin sambil memegangi kakinya yang sudah diperban. Ia lupa jika kakinya terluka akibat SooA menembaknya.
Namun, tekad Jimin sangat besar untuk melihat keadaan Hyejoo. Tangan Jimin memegang dinding guna menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Satu kakinya yang tidak terluka ia gerakkan maju kedepan sampai ia berhasil berada di depan tirai itu.
Dengan menahan rasa sakitnya Jimin menyingkap tirai itu yang langsung menampakkan gadis yang terbaring lemah dengan beberapa plester yang terdapat pada tubuhnya.
Jimin semakin mendekat, mengabaikan infusan yang sudah terlepas dari tangannya. Kini Jimin berada disamping Hyejoo yang matanya masih tertutup rapat. Perlahan tangannya menyentuh wajah Hyejoo yang begitu damai.
"Aku disini, Hyejoo."
Kepala Hyejoo bergerak pelan merespon sentuhan yang Jimin berikan padanya. Jimin yang melihat pergerakkan Hyejoo tersenyum senang. Ia semakin memperdalam sentuhannya pada bagian-bagian wajah Hyejoo, hingga mengusap bibir pucat yang kering milik gadis itu.
Senyuman pada bibir Jimin menghilang digantikan dengan wajah datar saat respon yang Hyejoo berikan berupa suara yang lemah memanggil seseorang yang tentu bukan dirinya.
"Taehyung?"
TBC
Bye-bye taetae😔😭 kamu ga ada lagi di next chap😔
Nasib Jimin belum cerah rupanya😭😔 vote dan komen kalian sangat berharga untu menentukan nasib jemennn🙏 kalo bisa follow aku biar ada notif buat nasib jemen hehe😊
Maaf ya jika ada typo, akan diperbaiki saat udah tamat🙏
Enjoy my tea☕, ateana💜
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴘꜱʏᴄʜᴏʟᴏᴠᴇ | ᴘᴊᴍ [M] 👑
Fanfic[𝑭𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒅𝒊 𝒑𝒓𝒊𝒗𝒂𝒕𝒆] . 𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘰𝘯𝘴𝘵𝘦𝘳. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘩𝘢𝘶𝘴 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴...