R U L E S

11.6K 876 37
                                    

Hyejoo tidak bisa berpikir jernih. Ia terus berpikir siapa itu Jimin ? Apa mereka pernah saling mengenal ? Apa Jimin membenci Hyejoo ?

Hyejoo kembali menitikan air matanya untuk hal yang tidak ia ketahui. Ia hanya ingin pulang dan memeluk kekasihnya.

"Tuhan tolong aku dan biarkan aku pergi dari sini."

Hyejoo terus berdoa, berharap ada mujizat Tuhan diberikan kepada dirinya.

"Kau ingin menemui kekasih mu ?!"

Jimin berjalan mendekati ranjang dimana gadisnya tengah menangis dengan keadaan terbaring dan diikat.

"Kenapa kau selalu membatah ?! Kau ingin melihat mayatnya menggelantung di depan mata mu ?!!"

"J-jangan, ku mohon."

"Kau memohon kepada ku demi dirinya ?!!"

"Kau semakin membuat ku ingin membunuhnya,"

Jimin melihat sebulir air mata Hyejoo keluar. Ia tersenyum miring.

"Kau bahkan menangisi pria bodoh itu."

Hyejoo hanya bisa menggelengkan kepalanya seakan memberi penjelasan lewat gelengan itu.

Jimin menindih Hyejoo namun menumpu lututnya pada ranjang.

Hyejoo semakin terisak kala Jimin memegang dagunya untuk menatap manik pria kejam itu.

"Apa aku pernah menyuruh mu menangisi pria itu ?" Tanya Jimin lembut.

Jimin melihat bibir pink gadisnya bergetar. Ia tersenyum miring sekali lagi. Memang harus dengan cara yang kasar agar gadisnya bisa mengerti.

"Kau mau melihat mayatnya ?"

"T-tidak, tolong jangan sakiti dia."

"Kau membela nya ?"

"T-tidak."

"Lalu kenapa kau sangat tidak ingin dia mati ?!" Jimin menaiki nada suaranya di akhir kata.

"T-tolong jangan lakukan itu."

"Kenapa aku tidak boleh melakukannya ?"

"Tolong jangan lakukan. Hiks.."

"Kau sangat mencintainya bukan ?"

Hyejoo terdiam. Takut jika ia mengeluarkan jawaban Jimin akan marah dan murka.

"Diam berarti iya, benar bukan ?" Jimin tersenyum miring melihat Hyejoo hanya menggigit bibirnya.

"Jika kau terus memikirkan pria bodoh itu, aku akan bertindak."

"Hiks.. Tolong jangan lakukan hiks.."

"Berhenti menangis !!!" Jimin murka di depan wajah Hyejoo membuat gadisnya terisak lebih keras dari sebelumnya.

"Sikap mu mencerminkan hati mu."

Jimin menyatukan kening mereka, membuat hidung mereka bersentuhan.

Hyejoo merasakan deru nafas Jimin yang sangat hangat dan berbau mint sama seperti kekasihnya.

"Kau tau aku sangat mencintai mu ?"
Jimin menggesekan hidung mereka. Hyejoo hanya terdiam tidak berani mengeluarkan isak tangis lagi.

"Aku berusaha menggapai mu yang sangat jauh dari diriku,"

"Aku hanya bisa memandangi keindahan mu,"

"Aku ingin menyentuh mu seperti pria bodoh itu."

Jimin menyentuh bibir pink Hyejoo yang sedikit pucat.

"Tapi kenapa ? Kenapa kau tidak pernah melihat ku ?"

"Bahkan saat kau bersama ku, kau masih memikirkannya,"

"Aku sangat ingin membunuhnya dan-"

Perkataan Jimin terpotong karena Hyejoo menciumnya.

Ya Hyejoo terpaksa melakukan itu untuk menghentikan pemikiran Jimin untuk melukai kekasihnya.

Hyejoo hanya menempelkan bibir mereka tanpa memberikan lumatan.

Jimin yang mendapat ciuman itu langsung menguasai permainan. Ia melumat dan menggigit bibir Hyejoo.
Menghisap nya kuat seakan ada madu yang keluar.

Jimin menarik tengkuk Hyejoo memperdalam ciuman panas mereka.

Hyejoo yang memulai permainan itu hanya pasrah tanpa membalas ciuman Jimin.

Jimin menyudahi ciuman panas sepihaknya. Menciptakan benang saliva kecil diantara bibir mereka.

"Kenapa kau tidak membalasnya ?"

Hyejoo hanya diam dan mengepalkan tangannya yang sudah sakit akibat terlalu lama diikat.

"Julurkan lidah mu." Awal nya Jimin memintanya dengan lembut namun Hyejoo tidak melakukan perintahnya.

"Ku bilang julurkan lidah mu !!"

Hyejoo yang mendengarkan bentakan itu perlahan mejulurkan lidahnya, ia takut Jimin akan mengancamnya lagi.

Jimin yang melihat Hyejoo sudah mejulurkan lidah langsung menghisapnya membuat Hyejoo mengerang.

"Eungghh.."

Jimin menyalurkan salivanya membuat Hyejoo terpaksa menelannya.

Jimin kembali menciptakan benang saliva diantara mereka.

"Kau harus menuruti aturan ku dan perintahku !!"

Hyejoo mengangguk terpaksa. Ia benar-benar takut hal yang tidak inginkannya terjadi.

"Pertama, kau tidak boleh menolak perlakuan ku,"

Hyejoo berusaha mendengarkannya dengan baik.

"Kau tidak boleh membantah perintah atau aturan ku,"

"Kau harus tinggal bersama denganku,"

Seketika hati Hyejoo ingin menangis dan mengatakan tidak namun otaknya menyuruhnya untuk tetap diam.

"Kau tidak boleh memberitahu siapa pun tentang hubungan kita atau bahkan melaporkannya,"

"Kau tidak boleh menghubungi siapa pun kecuali aku,"

"Kau harus mengakhiri hubungan mu dengan pria bodoh itu,"

Seperti disambar petir, hati Hyejoo sakit mendengar perintah Jimin. Ia menitikan air matanya perlahan.

"Kau tidak boleh menangis di hadapan ku,"

"Kau akan terkena akibatnya jika melanggarnya,"

"Dan yang terpenting dari semuanya,"

Sekali lagi seperti petir membakarnya dengan cepat, Hyejoo ingin mati rasanya mendengar peraturan yang membuat harga dirinya rendah.

" Kau harus memenuhi kebutuhan hasrat ku."

—TBC—


Satu Vote dan Comment sangat berarti bagi penulis yang suka halusinasi ini :) semoga suka dengan bagian ini 😉😉

—love, merc0ntae 💜💜

ᴘꜱʏᴄʜᴏʟᴏᴠᴇ | ᴘᴊᴍ [M] 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang