L I T T L E G I F T ?

6.8K 507 40
                                    

Seperti pada biasanya, kacamata bulat yang bertengger di hidungnya, rambut hitam yang terbelah dua dan kemeja yang tidak memberikan kesan keren padanya. Jimin melangkah menyusuri koridor yang ramai.

Di hadapan orang banyak Jimin seperti sampah yang sama sekali enggan untuk ditatap bahkan dianggap keberadaannya.
Dia akan memberikan tatapan sebaliknya terhadap orang yang menganggap dirinya dengan remeh, membiarkan dirinya semakin mendapat hinaan dengan mudah.

Seperti biasanya yang saat ini sedang menimpanya. Mendapat teriakan dari para pria-pria yang menganggap dirinya keren di kampus dengan bahasa yang kurang pantas jika diucapkan dalam lingkungan pendidikan seperti ini.

"Hei, Bocah ingusan! Ambilkan bola kami yang terlempar disana!" Kata pria paling tinggi dengan mata sipitnya yang terbuka lebar saat berteriak.

Jimin yang tidak merasa terpanggil hanya mengabaikan teriakan itu dan tetap melanjutkan perjalanannya menuju seseorang yang sangat ingin ia temui karena tadi berpisah di depan gerbang kampus.

Pria tinggi yang berteriak itu tertawa remeh melihat Jimin si pria aneh, tidak mengindahkan perkataannya. Dengan langkah besar, ia segera menghadang langkah Jimin dan membawanya ke tengah-tengah lapangan dengan mencengkram kerah kemejanya.

Pria itu menghempaskan cengkramannya begitu saja membuat Jimin mundur dengan reflek. Tak tinggal diam, pria tinggi itu bersama dengan teman-temannya sudah mengerubungi Jimin yang berada di tengah mereka.

"Harus kita apakan pria aneh dan tuli ini ?" Tanyanya pada temannya dengan mata yang masih menyalang pada Jimin.

"Seperti biasa, membuat dia terkulai lemas dengan darah di hidung dan bibirnya, Namjoon." Seru teman disampingnya memandang jijik pada Jimin yang hanya menatap mereka datar.

"Kenapa kau diam ? Kau tidak membela dirimu seperti biasanya. Apa kau sudah merelakan dirimu sepenuhnya untuk kami habisi ?" Tanya pria tinggi itu yang diketahui bernama Kim Namjoon.

"Tsk! Baiklah aku akan menghadiahi mu berbagai memar diwajah jelek mu itu!" Namjoon yang sudah diambang kemarahannya membuat ancang-ancang pada tangannya untuk segera menghantam wajah Jimin.

"Ya! Berhenti!" Sebuah suara yang bukan berasal dari kerumunan itu menghentikan pergerakan Namjoon yang hampir membuat kekacauan dengan pria yang tidak bersalah sebagai korbannya.

Mereka semua menoleh pada sumber suara dibelakang mereka termasuk Jimin yang sedikit menampilkan senyuman kecilnya melihat seseorang yang ia tunggu datang. Hyejoo sempat terhenyak menatap Jimin dengan senyuman kecil pria itu hingga sebuah suara memecahkan fokusnya.

"Kau Ahn Hyejoo bukan ?" Tanya Namjoon bingung melihat seorang yang terkenal di kampus mau ikut campur pada hal-hal seperti ini terlebih lagi dia bahkan tidak pernah peduli pada tikus-tikus kampus seperti mereka dan hanya fokus pada perkuliahannya.

"Tolong lepaskan cengkraman mu padanya." Ucap Hyejoo berusaha setenang mungkin agar tidak menimbulkan prasangka aneh dari kerumunan tersebut. Namun, hal tersebut membuat Namjoon dan teman-temannya tertawa remeh pada keduanya.
"Apa pedulimu ? Sudahlah urusi saja kekasih tampanmu itu dan jangan mencampuri urusan kami!" Namjoon menampilkan smirknya dan kembali menatap Jimin yang masih setia menatap Hyejoo. Hyejoo tahu yang dimaksud Namjoon adalah Taehyung, karena seantero kampus tahu jika mereka berdua adalah sepasang kekasih yang selalu membuat siapa saja iri hati jika melihat keduanya. Namun, belum ada yang tahu jika keduanya sudah tidak ada hubungan lagi yang disebabkan oleh pria yang sangat dikucilkan di kampus mereka.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Hyejoo melangkah mendekati Namjoon dan menepis tangan pria itu sekuat tenaga hingga berhasil melepaskan cengkramannya pada kerah Jimin. Tanpa memperdulikan tatapan mereka padanya. Hyejoo segera menarik Jimin pergi bersamanya. Meninggalkan tatapan aneh pada keduanya yang telah menjauh dari pandangannya.
"Sepertinya ada hal menarik diantara keduanya."

ᴘꜱʏᴄʜᴏʟᴏᴠᴇ | ᴘᴊᴍ [M] 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang