Ada beberapa hal yang membuat seseorang merasakan ketakutan hingga menjadi trauma tersendiri baginya. Hal yang membuat hidup menjadi tidak tenang dan tidak lagi seperti biasanya.
Sudah dua minggu berlalu hal yang lagi-lagi merubah hidup Hyejoo 180 derajat. Kali ini bukan hal yang dapat menghancurkan harga dirinya tapi lebih dari itu, mentalnya yang kali ini diserang habis-habisan. Kejadian dimana dia harus kehilangan orang yang masih ia sayangi. Hyejoo menyimpan baik rasa takut itu didalam pikiran dan hatinya. Menjadikan mentalnya tidak lagi sama seperti orang normal pada umumnya.
Masih tercipta jelas bayangan Taehyung yang berada dipangkuannya bersimbah darah dengan nafas yang pendek hingga pria itu menghembuskan nafas terakhirnya. Menjadikan hal yang bisa membunuhnya secara perlahan karena selalu berada didalam pikirannya.
"Kenapa aku tega membunuh mu, Tae?" Tatapan sayu Hyejoo ia lemparkan pada sebuah taman kecil diluar rumah besar yang sudah beberapa hari yang lalu kembali ia tempati sepulang dari liburan yang baginya merupakan sebuah mimpi buruk yang sangat ia takuti dan ia benci. Sampai-sampai ia ingin mati saat ini juga jika kembali mengingat semua hal buruk yang terekam dengan baik dikepalanya.
"Bukankah aku yang pantas mati daripada kau?" Lontaran pertanyaan yang menyalahkan dirinya sendiri tidak henti keluar dari bibirnya. Matanya kembali berair seperti hari-hari sebelumnya. Air mata yang seharusnya ia keluarkan bisa membuat dirinya sedikit lebih tenang, malah membuat dirinya semakin terlihat hancur.
Bahkan sebuah suara pintu berdecit terbuka tidak mampu membuat dia tersadar kembali pada kenyataan. Maniknya masih menatap indah langit dari jendela kamarnya. Sedangkan, Pria yang sudah menjadi bagian dari kehidupan Hyejoo berdiri menatapnya dari kejauhan dan lagi-lagi hanya bisa menghela nafas.
"Sudah cukup aku memberimu waktu untuk menenangkan pikiranmu dan melupakan segalanya. Aku tidak bisa berdiam untuk waktu yang lama lagi." Jimin menutup pelan pintu kamar Hyejoo setelah mengucapkan kalimat dengan cukup kencang namun yang didapat hanya acuhan gadis itu.
Setitik air mata jatuh begitu saja membasahi pipi Hyejoo yang sudah sangat pucat. "Akan lebih baik jika aku mati kan? Maka semua ini akan berakhir." Tangannya menyentuh kaca jendela. Ia mulai menggerakkan jarinya membentuk sesuatu pada langit dibalik benda bening yang tembus pandang itu.
Jimin menarik kasar bahu gadisnya hingga keduanya saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Tatapan mata Jimin menusuk dalam pada manik sayu Hyejoo yang masih basah karena cairan yang beberapa menit lalu keluar dari sana.
Tanpa berlama-lama lagi, Jimin dengan cekatan menyatukan bibir mereka. Merasakan kembali manis dari benda kenyal yang sudah lama tidak ia sentuh. Ciuman yang tak lama menjadi lumatan dan gigitan kecil pun menandakan kesabaran Jimin benar-benar habis. Ia tidak bisa berlama-lama lagi membiarkan gadisnya hancur karena selalu memikirkan kejadian itu.
Lama mereka bercumbu membuat hawa disekitar mereka memanas. Begitupun tubuh Jimin yang semakin dirasa panas akibat ulahnya sendiri. Tidak mau berbuat lebih karena masih memikirkan kondisi gadisnya, Jimin melepaskan cumbuannya dengan berat hati. Ia tidak mau dirinya semakin membuat hancur gadisnya akibat keinginan hasratnya yang egois.
Tangis Hyejoo kembali pecah tepat setelah bibir Jimin melepas bibirnya. Memukul dada Jimin secara bertubi-tubi dengan sisa tenaganya. Jimin hanya terdiam. Tidak melawan seperti dulu. Membiarkan Hyejoo menumpahkan segala perasaannya padanya.
Jimin yang dahulu selalu ingin menang atas Hyejoo dan hanya dia yang boleh memperintah, kini hanya bisa menatap sendu gadisnya yang sedang hancur.
"Maafkan aku, karena aku, kau melalui banyak hal yang tidak kau inginkan dalam hidupmu." Jimin memeluk Hyejoo erat, membuat pukulan yang Hyejoo lemparkan berhenti.
"Hiks.. Kau sangat jahat!" Bukannya mereda, tangisan Hyejoo semakin dalam dan pedih.
"Kau sudah mengatakannya sejak awal. Dan aku ingin kau tetap bersama orang jahat ini sampai selamanya." Jimin mencium kepala Hyejoo dengan perasaan tulusnya. Perasaan yang baru pertama kali ia rasakan saat semua yang sudah ia lalui dalam hidupnya selama mengenal wanita. Dan ia mau perasaannya ini juga dirasakan oleh gadisnya untuknya.
Hyejoo menggelengakan pelan kepalanya, memberi penolakan. Tapi bagaimana pun akan tetap sama. Sebesar apapun penolakannya, Jimin akan selalu ada bersama dalam hidup Hyejoo.
Pelukan hangat itu melonggar, menciptakan kembali jarak kecil diantara keduanya. Kepala yang sedaritadi hanya menunduk itu memberanikan diri untuk menatap pria yang baru saja memeluknya. Mata sembabnya menatap tepat dibola mata hitam Jimin yang juga melakukan hal yang sama dengannya.
"Kapan perasaanmu akan berakhir?" Hyejoo membuka suaranya dengan nada yang pelan.
"Tidak akan pernah berakhir." Ucap Jimin dengan nada lembut yang hanya ditujukan pada Hyejoo.
"Tidak mungkin, kau akan membuangku juga pada akhirnya. Sama seperti wanita-wanita sebelumnya." Ucap Hyejoo dengan nada yang tidak lagi pelan, tercampur emosi didalamnya.
Jimin terdiam mendengar perkataan gadisnya. Ia tidak bisa mengelak jika sebelum Hyejoo, ia memang memperlakukan wanita sebagai mainan, tapi ia merasakan hal yang berbeda dengan Hyejoo. Jimin tidak tau harus mengungkapkan dengan bagaimana dana cara apa. Yang ia lakukan dan ucapkan selalu dianggap jahat oleh gadisnya itu.
Memang dari dulu tidak ada hal baik yang Jimin lakukan pada Hyejoo. Semuanya terlalu serakah dan egois. Hanya mementingkan kepuasan dirinya sendiri tanpa memikirkan perasaan dan hal buruk yang dialami gadisnya.
Tapi semuanya telah berbeda. Jimin tidak mau melepaskannya. Ia ingin rasa kepuasannya juga dirasakan Hyejoo agar wanita itu tidak pergi darinya dan bisa melihat jika perasaan Jimin telah tumbuh karenanya.
"Akan ku pastikan kau itu berbeda dari segalanya. Kau itu berbeda Hyejoo. Dan aku akan melakukan apapun untuk membuatmu tersadar jika kau berbeda bagiku." Jimin menggenggam erat kedua tangan Hyejoo. Mendekap tangan itu didekat dadanya, agar bisa merasakan degupan jantungnya yang tidak karuan.
"Aku mencintai mu, Hyejoo."
TBC
HAI! Lama banget kita ga jumpa di cerita ini😭😭 maaf banget untuk semua jika aku mengecewakan karena selalu menunda nunda cerita ini🥺 tapi aku berusaha akan lebih baik kedepannya untuk kelanjutan cerita ini sampai SELESAI. Berharap kaliam semua masih stay berama aku untuk akhir dari cerita ini. Maaf juga kalo chapter yang menandakan kembalinya aku ini tidak membuat kalian puas. Semoga kalian suka. Have a great day everyone💜
Enjoy my tea☕, ateana💜
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴘꜱʏᴄʜᴏʟᴏᴠᴇ | ᴘᴊᴍ [M] 👑
Fanfiction[𝑭𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒅𝒊 𝒑𝒓𝒊𝒗𝒂𝒕𝒆] . 𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘰𝘯𝘴𝘵𝘦𝘳. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘩𝘢𝘶𝘴 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴...