Bukit hijau dan selembar hangatnya cahaya
tengelam ke luasnya suralaya menyerahkan tubuh ke peristirahatan sana
sebelum akhirnya aku di sini juga
di lidah ombak yang kau jinakkan seusai melepas senjaTempat yang sama seperti biasa
untuk kita melukis peristiwa
kududuk bersila kutemui indahnya sorot mata
sore ini hujan turun biaskan sinar surya
mencoba pejamkan mata dalam gelap kurangkaikan kata-kataBukan rahasia pula
setangkup roti yang kala itu kau bawa
hingga seribu tumbuhan tanda tanya
tidak satu pun yang aku persilahkan berkuasa
seperti juga sama dari angan sang karsa
sepasang rasa yang semoga akan selalu samaTiba di ujung pandangnya
laju pikiranku entah menjemput siapa
matamu yang seteduh matahari
perlahan-lahan mengarungiku
menyikap dengan kalimat-kalimat
yang sebenarnya telah aku persiapkan untukmu2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar Yang Diterbitkan di Kertas
PoezjaSelama ini puisi banyak dianggap sebagai mantra gaib yang mendayun hasrat yang katanya hanya dapat lahir dari orang yang tengah mabuk cinta atau bahkan hanya dapat didaki dalam waktu dan ketinggian tertentu atau diselami dengan kedalaman yang katany...