"Ada sebuah kata yang mampu menimbulkan kerutan kecil dipipi itu kembali"
"Ka Bisma itu baik ya, dia lucu. Loren suka kalau ka Bisma main kesini lagi"
Ucap Loren sembari tersenyum pada Intan seolah memohon untuk membiarkan pria tersebut bermain kerumahnya kembali."Tapi dia juga sibuk de, harus belajar juga sama kaya ka Intan. Nanti lain waktu kalau dia bisa main kesini pasti boleh kok" jawab Intan sedikit terpaksa karena tak ingin melihat suasana hati adiknya yang sedang cerah sore itu berubah.
Loren yang mendengar hal ini pun berlompatan gembira. Bagi gadis kecil itu, Bisma merupakan satu satunya orang yang mampu merubah isi hatinya. Loren memang tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah yang utuh, dirinya bahkan tak pernah merasakan hangatnya pelukan dan pangkuan seorang ayah.
Bisma yang telah menunjukan segala perhatiannya tadi membuat Loren merasa bahwa dirinya mampu menerima kasih sayang orang lain meski bukan berasal dari ayahnya.
--
-
"TOK TOK TOK"
Suara ketukan pintu terdengar setelah keduanya bercengkrama."Intann, Loren, buka pintunya. Ini Tante Kristin" ucap seorang wanita dari balik pintu yang tak lain dan tak bukan adalah Tantenya Intan dan Loren.
Intan yang mendengar ketukan itupun langsung berlari untuk membuka pintunya.
"Eh Tante udah pulang, tumben pulang sore biasanya malem terus tan?" Tanyanya pada Kristin yang memang tak biasa pulang lebih awal di sore hari.
"Hari ini Tante ga kerja lembur, jadinya bisa pulang ke rumah lebih awal" jawab Kristin sembari menghempaskan tubuhnya ke sofa karena kelelahan setelah bekerja.
Tak lama setelah Intan membuka pintu, dirinya mengingat bahwa Rico telah menitipkan makanan untuk tantenya.
"Oh iya Tante, ini ada titipan dari Rico" ucapnya sembari memberi kantong kresek berisi makanan yang baru ia ambil dari tasnya.
"Rico temen kamu yang suka main kesini itu?" Tanya Kristin.
"Iya tante, yang suka dateng ke rumah. Dia temen Intan dari SD" jawab Intan menjelaskan.
"Dia anak yang baik ya, mukanya manis juga. Kamu sahabatan sama dia atauuuu.....?" Tanya Kristin dengan wajah tersenyum meledek Intan.
"Eh e-engga Tante. Intann temenan doang sama dia, Intan mau fokus belajar dulu" ucapnya terbata bata menegaskan.
"Kalau pacaran juga gapapa. Tante yakin kamu bisa atur waktu belajar kamu kok" ucap Kristin menanggapi penjelasan Intan tadi.
Tak mereka sangka, Loren masih berada di dekat mereka saat mereka membicarakan hal ini.
"Ka Intan sama Ka Bisma aja. Ka Bisma jauh lebih lucu daripada Ka Rico" celanya saat Intan dan Kristin sedang bercengkrama.
"A-apaan sih kamu! Udah kamu masuk ke kamer aja belajar deh. Kamu hari ini belum belajar kan?" Kesal Intan pada adiknya karena membahas Bisma sedari tadi.
"Cieee marahhhhh cieee" ucap Loren dengan nada meledek sembari berlari ke dalam kamarnya karena takut kena marah Kakanya.
.
.
.
.
Bisma memang sudah banyak berjuang mencari cara agar dapat bertemu dengan Intan dalam waktu yang cukup lama, namun gadis tersebut tak sekalipun terlihat merubah pandangannya pada Bisma.
Senyumannya di sore hari kala itu mungkin bisa membuat Bisma terbang di atas awan. Namun Bisma sendiripun masih mempertanyakan sebuah makna senyuman itu. Apakah hanya sebuah kebetulan atau memang ada makna tersimpan dari kerutan kecil dipipinya kala itu?
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang 'Makna'
Romance"Dasar Gadis Misterius!" Ya! Gadis yang penuh dengan tanda tanya itu berhasil membuat seorang pria bernama Bisma luluh karenanya. "Gue calon suami lo". Kalimat ini sering didengar namun tak dapat meruntuhkan hati Intan yang keras karena suatu miste...