"Aku ingin menjadi biji matamu, lalu mengerti apa yang kau rasakan saat menatapku"
"Kaaaaa" teriak Loren memanggil Intan dari ruang tamu sore itu.
"Iyaaaa bentar" ucap Intan sembari keluar dari kamarnya.
"Ada apa?"
"Ka Bisma bilang ke Loren dia bakal ada pengayaan tiap pulang sekolah. Boleh ya sekali sekali Ka Intan ajak Ka Bisma kesini." Loren pun memasang muka melasnya seakan memohon agar Intan mau melakukannya.
*Cowo itu lagi cowo itu lagi heuuhhhhh!*
Ucapnya dalam hati.Namun Intan tak ingin mengecewakan Loren. Apapun itu untuk Loren ia mampu melakukannya meski harus membuang jauh rasa kesalnya itu.
"Ehm, boleh kok. Nanti Kaka cari waktu yang pasnya aja ya" Intan pun tersenyum pada Loren.
"Yeyyyyyyyyy, makasihh kaaaa. Ka Intan emang Kaka terbaikk diduniaa!" Loren pun langsung berlari dan memeluk erat ntan.
Senyum yang tak pernah hilang dari wajah gadis kecil itu semenjak awal pertemuannya dengan Bisma mampu menunjukan betapa berharganya pria tersebut di mata Loren.
*Punya kakak cowo itu enak*
Ucap Loren dalam hati."Yaudah kamu belajar sana"
"Besok kan hari Sabtuu ka, gimana si sama hari aja lupa huuuuuuuuu"
"Oh iya" Intan pun menepuk keningnya karena baru mengetahui bahwa besok sekolah libur.
"Yaudah Kaka mau ke kamer lagi ya. Kaka belum bikin puisi buat lomba nanti nih" ucapnya sembari melepaskan pelukan nya.
##
"Aduhhh. Otak gue buntu! gabisa nyari inspirasi!"
Ucap Intan sembari menggaruk garuk kepalanya.Seketika itu matanya langsung terarah menatap ke arah kertas di atas meja belajarnya.
Ya! Kertas puisi dari Bisma yang belum sempat ia baca tadi.Sontak Intanpun langsung membuka lipatan kertas tersebut dan membacanya.
Aku sangat suka membayangkan menjadi matamu.
Mengetahui apa saja yang ingin dan tak ingin kau lihat.
Belajar bagaimana caramu memandang sesuatu.
Mengetahui warna apa saja yang kau suka.Sesekali merasakan bagaimana caramu bersedih.
Bagaimana caramu agar tetap kuat.
Aku ingin memahami bagaimana rasanya menjadi matamu.
Lalu mengerti apa yang kau rasakan saat menatapku.Bisma.
Copypaste dari Boy Chandra :)Intan yang membaca puisi ini pun awalnya tersenyum, namun saat ia melihat kalimat akhir dikertas itu yang ternyata merupakan salinan dari puisi penulis ternama, Intan langsung tertawa lepas membacanya.
"Lo emang ya gapunya otak. Sampe puisi orang aja lo curi hahaha" sembari tertawa lepas di depan meja belajarnya.
Kali ini Intan tertawa dan bahagia karena baginya saat ini tak ada yang salah bila membuka hati untuk Bisma. Dirinya mungkin tak akan membuka seutuhnya. Namun, Intan akan mencoba untuk tak berpikiran negatif lagi pada pria tersebut.
Sesaat setelah ia tertawa, Intan kembali menatapi kertas diujung meja belajarnya yang tak lain adalah kumpulan kertas berisikan puisi Bisma padanya.
*Sampai kapan larut dalam kebodohan
Marilah bangkit untuk menatap masa depan!*Kalimat yang tertulis di akhir puisi Bisma yang ia berikan sebelumnya masih terngiang di ingatan Intan.
"Gue ga akan larut dalam kebodohan lagi kalau lo tau. Dan gue, Intan Mitradila, bakal merubah pandangan gue ke lo yang negatif itu. Lo gausah berusaha lebih lagi, karena lo udah berhasil ngebuat Loren bahagia. Dan disaat gue ngeliat Loren bahagia, disitu juga lo bakal liat saat dimana gue bahagia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang 'Makna'
Romance"Dasar Gadis Misterius!" Ya! Gadis yang penuh dengan tanda tanya itu berhasil membuat seorang pria bernama Bisma luluh karenanya. "Gue calon suami lo". Kalimat ini sering didengar namun tak dapat meruntuhkan hati Intan yang keras karena suatu miste...