AKHIR

988 61 10
                                    

Bu Abel mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Ia mengeluarkan satu botol kecil berisi cairan.
Ia mendekatiku perlahan. Aku sangat yakin, ia akan melemparkan cairan aneh itu kepada diriku.

Jarak kami semakin dekat, aku tak bisa mundur lagi. Ruangan ini begitu sempit untuk berkutik. Seperti yg aku duga, ia melemparkan cairan itu kepadaku.

Aku mencoba menghalangi wajahku dengan tangan kiri. Alhasil, tangan kiri menjadi sangat kaku dan sulit untukku gerakkan.
Ramuan itu pasti dilengkapi dengan sihir atau semacamnya. Tanganku sampai tidak bisa bergerak.

Tangan kiriku mulai bergerak di luar kendali. Oh tidak... Aku bahkan tidak bisa mengendalikannya. Tanganku bergerak mencoba memukul-mukul wajahku dengan sendirinya.

Aku pun mencoba untuk menangkisnya dengan tanganku satunya lagi.

Sekarang keadaanku seperti orang dengan gangguan kejiwaan. Aku terlihat seperti sedang mencoba untuk menyakiti diri. Padahal tanganku bergerak semaunya.

"HAHAHAA... Ramuan itu sudah ku beri mantra-mantra sihir agar kau dapat mati karena tanganmu sendiri" ucap Bu Abel.

Wajahnya menyiratkan rasa kepuasan. Bi Yati pun tersenyum puas melihatku kesusahan.

"Kenapaaa? Kenapa kau lakukan ini?" Tanyaku

"Membunuh adalah hobiku. Semakin banyak tumbal yang aku dapatkan, semakin besar kekuatan ramuan yg ku ciptakan. Ramuan serba guna ini ku buat dengan campuran darah segar, dan rapalan mantra khusus" jelasnya

Tak ada pilihan lain. Aku merebut pisau dari tangan Bi Yati yang terlihat lengah. Aku berhasil merebutnya.
Pisau itu kini sudah ada di tanganku.

"Mau apa kamu?? Bunuh diri? Wow. Segitu saja kemampuanmu?" tanya Bu Abel tanpa menghilangkan senyum sinisnya.

Aku menatapnya geram. Ku hujamkan pisau itu ke tangan kiriku. Aku pikir, jika ku potong maka ia tidak akan bergerak seenaknya lagi.

Craaaatt

Darah bermuncratan kemana-mana. Bu Abel terkejut melihat aksi nekatku. Ia pun mengisyaratkan Bi Yati untuk mencegahku. Sepertinya mereka tak ingin aku mati sia-sia. Mereka pasti menginginkan untuk menyiksaku terlebih dahulu sebelum membunuhku.

Saat Bi Yati mendekat, ku tusuk tepat di jantungnya dengan pisau yang aku pegang.
Benar saja.
Seperti dugaanku, ia langsung pergi ke alam sana.

Hanya ini satu-satunya caraku.
Bu Abel terlihat tengah bersiap untuk menumpahkan cairan sihir itu ke arahku.

sebelum ia berhasil melakukan itu, ku dorong dirinya hingga terjatuh.
Ku pukul tepat mengenai wajahnya hingga hidungnya mengeluarkan darah segar.

Disaat aku ingin menikamnya dengan pisau. Ia mencoba untuk memegang tanganku erat-erat

"Tidaakkk, tidak bisa... Beraninya kauu" teriaknya padaku.

Pisau terlempar dengan mudahnya. Ini karena tanganku mulai lemas. Darahku telah banyak mengalir.

Dia mendorongku hinga terpelanting ke belakang. Tapi, diam-diam aku berhasil merebut satu ramuan dari saku bajunya.

Cepat2 ku siramkan dan tepat mengenai wajahnya. Ia pun menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Kepulan asap muncul dari wajahnya yang terkena ramuan.

Wajahnya terkelupas. Api besar mulai melalap kepalanya. Ia pun berlarian kesana kemari. Berbagai properti rumah ditabraknya hingga ikut terbakar juga.

Ingin ku berlari. Tetapi rasa sakit yang tertahankan membuatku terjatuh lemas.

Aku berhasil keluar dari ruangan pengap itu, ku lihat tubuh Bu Ratna sekeluarga terkulai lemas tak bernyawa.

Aku pikir, sebelum aku mati seperti mereka, aku harus berjuang agar tetap bisa hidup.

Pintu keluar sudah di depan mata. Namun, api telah melalap sebagian isi rumah. Makin lama si jago metah itu makin membesar.

Apa aku akan ikut terbakar??

Sebelum hal itu terjadi, ku mencoba untuk menguatkan kaki ku.
Ku berjalan tertatih-tatih keluar dari rumah yang akan ludes terbakar itu.

Akhirnya aku dapat selamat dari kobaran api yang mematikan. Tak lama kemudian, rumah itu lenyap terbakar oleh kobaran api. Kobaran api terlihat mulai membakar rumah-rumah lain di sampingnya, termasuk rumah bu Ratna.
Aku menekan panggilan darurat. Tidak lama, polisi, ambulance, dan pemadam kebakaran datang.

Akhirnya aku dapat selamat dari kematian.
Siapa sangka? Jika tetangga yang aku kira orang yang baik malah memiliki maksud jahat.
Sedangkan yang selama ini ku curigai, Pak Juna tidak ada hubungannya dengan masalah ini.

-------------------TAMAT----------------

Hai..
Maaf kalo endingnya mungkin aneh :(
Btw aku hiatus lama, karna lagi nyoba ikut lonba cerpen. Terus fokus promosi dan penjualan novel SESAT

Bagi kalian yg mau PO Novel SESAT, Ayo buruan 😆😆😆

Btw aku udh persiapkan cerita baru

Tentunya lebih matang dari segi cerita, dan lebih rapi daripada ini.

Ditunggu ya...
FOLLOW AKU AGAR DAPAT TERUS MEMBACA CERITA TERBARUKU.

FOLLBACK?? KOMEN ajaa.. :)

The Neighbor (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang