Jebakan

994 72 8
                                    

Aku dan Rachel bergegas menuju rumah Bu abel. Gerbang besi rumah itu tidak terkunci. Dengan begitu, kami dapat mudah masuk ke dalam.

Di ruang tengah tampak orang yang tak asing bagiku sedang terikat dan terduduk dikursi.

Dia Bi Yati, pembantu Bu Abel.

"Loh bik? Bibi masih hidup? Syukurlah" tanyaku sambil mencoba melepaskan ikatannya yang lumayan kencang.

Setelah berusaha beberapa menit, akhirnya tali yang mengikat Bi Yati dengan kuat terlepas juga.

"Bi.. Keluargaku mana?? " tanya Rachel tersedu.

"Bibi tau dimana tempat Bu Abel mengurungnya."

Setelah dipikir-pikir, Bu Abel sungguh tega telah mengikat pembantunya. Padahal Bi Yati terlihat setia dengan Bu Abel.

Bi Yati mengarahkan kami menuju ruangan yang telah dikunci rapat. Ia membuka pintu tersebut dengan sebuah kunci yang tadi ia temukan di laci.

Ssstttt
Bi Yati mendekatkan jari telunjuknya ke bibir sebagai tanda agar kami tidak berisik.

Jantungku berdegup kencang, semoga saja mereka masih dalam keadaan hidup. Setidaknya masih ada harapan untuk kami selamat.

Kami berhasil membuka pintu tersebut, aku dan Rachel masuk dan mendekati Bu Ratna dengan yang lain. Mereka tampak sedang pingsan dengan kondisi terikat.

Tiba tiba....

BRAAKKK.

Pintu tertutup rapat, aku dan Rachelpun menoleh ke arah pintu tempat Bi Yati seharusnya masih berdiri.

Sepertinya Bi Yati mengunci kami dari dalam, tapi kenapa??

Apa jangan-jangan mereka kerjasama? Jadi kita kena jebakan?

Disini tidak ada sesuatu ataupun alat yang dapat membantu kami keluar. Ruangan ini kosong dan agak pengap. Sepertinya ini ruangan tempat Bu Abel menyiksa para korbannya.

TAP TAP TAP

Terdengar suara langkah kaki mendekati ruangan. Mungkin saja Bu Abel datang dengan membawa sesuatu untuk membunuh kami. Hari ini benar-benar hari yang sangat aneh. Jika dipikir-pikir ada satu kematian yang sangat aneh.

Kematian Pak Ketua Komplek begitu aneh. Dia terlihat kesurupan.... Apakah pelakunya juga Bu Abel?

Berbagai pertanyaan terlintas dibenakka hingga diriku tersadar bahwa suara langkah kaki itu kini terdiam karena sosok tersebut sudah berada di balik pintu tempat kami berada.

Pintu terbuka secara perlahan. Menimbulkan bunyi yang lumayan bising karena efek engsel pintu yang sudah menua.

Tampak Bu Abel dengan pakaian serba hitam dan kalung-kalung aneh yang bergantung di lehernya. Dibelakangnya berdiri asisten rumah tangganya yang tak lain Bi Yati

Dia bukan seperti Bu Abel yang aku kenal. Terlihat sangat berbeda dengan maksud jahatnya.

Bu Abel membisikkan sesuatu kepada Bi Yati.

Bi Yati menuju perlahan ke arah Pak Adi dan Bu Ratna. Entah apa yang akan mereka lakukan.

Bi Yati mengeluarkan sebilah pisau dan menghujamkannya kepada Bu Ratna dan Pak Adi secara bergantian

Darah segar bermuncratan kemana-mana. Bi Yati terlihat puas tanpa rasa dosa sedikitpun. Benar-benar psikopat.

Aku yg terduduk lemas hanya bisa menyaksikan tragedi pilu ini. Tanpa berani mendekati dan menghentikan Bi Yati yang terlihat menggila.

Disaat Bi Yati sedang sibuk menghujamkan pisau. Bu Abel hanya tersenyum melihat ke arah mereka.

Rachel tak terima atas kematian kedua orang tuanya tepat dihadapannya. Ia pun mencoba menyingkirkan Bi Yati dengan tangan kosong.

Namun naas. Bi Yati yang berbekal pisau, menusuk tepat ke perut Rachel. Darah segar pun mengalir dengan derasnya.

Tubuhku bergetar hebat menyaksikan semua ini. Tak kuasa menahan takut dan tak dapat mencoba melawan.

Teriakan keras keluar lepas dari mulutku.

"Apa mau kaliaaaaannn???"

Bu Abel yang tadinya tengah asyik memperhatikan pembunuhan itu, berbalik arah menoleh kehadapanku yang terduduk lemas.

"Gadis manis, kau hanya tinggal tunggu giliran saja sayang, sabar dikit ya.." katanya dengan seringai jahat.

Aku mencoba untuk berpikir jernih dan mencari cara untuk keluar.

Bi Yati pun bersiap untuk menghujam Viona, Lea dan Leo.

"Jangaaaann.. Jangan merekaaa" teriakku lemas.

Air mata membasahi pipiku. Kini nasibku dan keluarga Bu Ratna sudah berada di ujung maut. Tak dapat ku mengelak kematian yang sudah di depan mata ini.

"Stop bik.!!" Perintah Bu abel kepada bi yati

Bi Yati menoleh kepada Bu abel tanda heran.

"Apa mungkin kita gak usah langsung bunuh aja?"

...........

"Lebih baik kita bermain-main dulu sebentar" lanjut Bu Abel dengan senyum liciknya

---------------------***********-------------------

Hai readersss, makasi udah baca sampai part ini.
Saya salut dengan kesetiaan kalian menunggu cerita yang super duper slow update 😭😭😭
Saya akan publish part selanjutnya secepat mungkin, mumpung udh libur semester jadi bisa kerja keras nulisnyaaa😉

Oiya cuma mau INFO aja nih
Kalau ceritaku "SESAT" akan diterbitkan lhoo, mohon doakan semoga proses lancar 🙏🙏🙏
bagi yg penasaran atau tertarik, mohon untuk cek terus update cerita SESAT yaa...
Akan saya umumkan POnya disana

Ini sedikit bocoran design covernyaMnurut kalian gimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sedikit bocoran design covernya
Mnurut kalian gimana?

Untuk lebih lengkapnya, follow aku biar ga ketinggalan dan cek terus update cerita SESAT yaa

The Neighbor (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang