Curiga

952 87 10
                                    

Kami berjalan tanpa arah, dengan dihantui perasaan gundah. Raut wajah kami terlihat sama. Tanpa semangat dan gairah.

Pak Adi berusaha tenang dan mencari solusi sambil menyetir. Menyusuri jalan aspal yang masih sepi. Tentu saja sepi, sekarang waktu masih menjukkan pukul 3.30 pagi.

Makin lama, pergerakan mobil makin tidak beres. Sepertinya ban belakang mobil bermasalah. Kami pun singgah ke salah satu minimarket yang kebetulan buka 24 jam.

Benar saja, ban bagian belakang mobil terlihat pecah.
Dugaanku, pembunuh itu sudah sempat mengikuti kita dan mengotak-atik mobil
Tapi syukurnya, kita tidak mengalami kecelakaan karena sudah terlebih dahulu menyadarinya.

Kami pun istirahat makan sambil menunggu mentari muncul dari ufuk timur.
Sungguh keberuntungan, bengkel berada tak jauh dari sana. Kami pun memperbaiki ban mobil dan menunggu sekitar 15 menit.

Setelah berdiskusi, kami memutuskanpasti untuk kembali ke komplek perumahan mengambil beberapa barang lagi dan bergegas pergi sejauh mungkin.
------------------

Sesampainya di komplek, suasana makin terasa kelam. Puing-puing bangunan sebab kebakaran kemarin, menambah kesan suramnya komplek Mekar Asri.

Terlihat warga penghuni rumah nomor  11 mendatangi rumah Pak Budi, ketua komplek beramai-rama bersama keluarga satu rumahnya.
Jika dihitung, jumlah keluarga yang tersisa di komplek ini adalah 4, kami nomor 9, pak Juna nomor 10 (aku tak yakin dia masih hidup), Nomor 11 dan nomor 12 rumah ketua komplek .

Mereka seperti sedang demo menyalahkan ketua komplek.
Bahkan Pak Indra, kepala keluarga penghuni rumah nomor 11 menuduh Pak Budi lah dalang dari balik semua ini.

Kami menghampiri mereka untuk mendengar lebih jelas apa yang mereka bicarakan.

.
.
.
"Kenapa menuduh saya? Saya kam ketua komplek disini. Tahun lalu tidak ada kejadian seperti ini" kata Pak Budi

"Tapi bapak terlihat biasa-biasa aja tuh. Dan Pak Juna yg dulunya kami curigai, sekarang hilang entah kemana. Jangan-jangan bapak kerja sama dengan dia" tuduh Pak Indra.

"Saya rasa bukan Pak Juna pelakunya." Sahutku menyela pembicaraan mereka

Aku tahu itu merupakan hal yang sangat beresiko. Aku hanya bisa mengandalkan bukti menyelinap waktu itu bersama Rachel dan Viona.
Terpampang jelas, kalau sebenarnya Pak Juna bukanlah pelaku dari semua ini. Tertulis jelas dalam diary Pak Juna yang kami baca waktu menyelinap (eps. MENYELINAP).

"Dari mana anda tahu???" Tanya Bu Yanti, istri Pak Indra

Tentunya aku tidak bisa membeberkan begitu saja bahwa aku, Rachel, Viona sempat menyelinap ke dalam.

"Jangan-jangan keluarga kalian nih pelakunya. Kemarin kalian sengaja kan pergi dari komplek? Karena kalian sudah mempersiapkan kebakaran hebat kemarin"

Keluarga kami hanya terdiam bingung dengan tuduhan keluarga nomor 11.

"Bahkan Bu Abel dan Bi Yati menghilang. Bukannya kalian pergi bareng mereka kemarin? Jangan-jangan udah kalian bunuh" tuduh Bu Yanti pada kami dengan nada bicara yang tidak mengenakkan.

"Heh buk, jangan asal nuduh yaa... Kita dibilang pembunuh? Helooww... Mulutmu aku kasi sambel nanti" balas Bu Ratna, majikanku.

Bu Ratna terlihat terbakar emosi, wajahnya merah padam menggambarkan dirinya sedang naik darah.

Pak adi dan anak-anaknya sibuk menenangkan Bu ratna yang akan mengamuk.

"Lagipula, waktu komplek ini resmi setahun lalu, damai-damajn aja tuh. Tapi pas rombongan kalian masuk, kami jadi tidak tenang tau gak?" Tuduh Bu Yanti lagi.

"Memang siapa saja bu yang baru menghuni disini selain kami?" Tanyaku dengan nada agak meninggi

"Seinget saya sih, yang penduduk baru, keluarga Pak adi dan Pak Juna" jawab ketua komplek.

"Eh tapi seminggu sebelum kalian masuk sini,  juga ada Bu Abel."

-----------

Disini masih tersisa 3 keluarga, tetapi masalah semakin runyam.
Kami menjadi saling tuduh.
Mereka memang mencurigakan.
Menurut analisaku, Pak Adi selaku ketua komplek terlihat amat tenang dalam menyikapi ini, ia seperti terlihat pasrah-pasrah saja.

Dan keluarga Pak Indra dan Bu Yanti juga terlihat mencurigakan. Bisa-bisanya ia menuduh ketua komplek dan langsung berdalih menuduh kami. Mereka seperti sedang ingin mengadudomba dan memecahbelah kami. Keluarga mereka juga tidak banyak ikut ambilbagian ataupun aktif dalam kegiatan ronda ataupun rapat.

Jadi sebenarnya siapa pelakunya?

The Neighbor (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang