Syukuran

1.6K 118 4
                                    

Hari ini majikanku, Bu Ratna tengah sibuk membuatkan beberapa kotak nasi dan snack.
Itu akan kami bagikan kepada para tetangga komplek untuk syukuran kecil-kecilan memperingati pindahan kami.

Kebetulan di komplek perumahan mewah ini ada 12 rumah.

Rumah pertama yang kami datangi, tentu saja rumah Bu Abel dengan pembantunya Bi Yati.

Selanjutnya aku ditugaskan untuk pergi ke tetangga sebelah kiri.

"Anna... Ini kamu aja gih yang anterin! Ibuk males ketemu tetangga yang juteknya minta ampun itu" pinta Bu Ratna

"Waduuuh..
Harus ketemu tetangga super jutek itu?
:")"
Keluhku dalam batin
Tanpa pikir panjang, aku bergegas menuju rumah mewah sebelah kiri.

Rumah tersebut masih saja sama seperti dulu.
Terlihat tak berpenghuni

Ku mencoba memencet bel di samping pagar berwarna jingga itu.

Ting tong
Ting tong

Beberapa saat kemudian.
Keluar seorang lelaki dengan kumis tebal dan tatapan tajam seperti ingin menerkam.

Uuhh
Dari tampangnya saja sudah mengerikan.

"Pak... Ini saya bawakan sesuatu. Untuk syukuran pindahan rumah kami"

"Oh iya makasi" jawabnya singkat

"N, n, nama, bapak siapa ya?" Tanyaku menberanikan diri

Rasa penasaranku dapat mengalahkan rasa takut dan ragu yang sedari tadi menyelimuti diriku.

"Juna.. Nama saya Juna. Maaf saya sibuk" jawabnya

"Oh makasi pak"

Aku pun bergegas pergi meninggalkan gerbang besar jingga itu.

Namanya tak sebagus kepribadiannya.
Pikirku

-----------------------------------------

Sekarang waktu telah menunjukkan pukul 7 malam.
Kami sekeluarga sedang asik bercengkrama di ruang tengah.

Ting tong...
Ting tong...

Bel rumah kami berbunyi.

"Biar saya yang buka Bu, Pak" kataku mengajukan diri kepada Pak Adi dan Bu Ratna.

"Ikut kak.. Ikuut" sahut si kembar, Lea dan Leo yang tak kalah penasaran dengan tamu malam yang tak diundang.

Kamipun membuka pintu...
Tampak sepasang suami istri yang sedang menangis kebingungan.

"Anak... Anak kami..." kata ibu tersebut terpotong dan nampak tak kuat untuk melanjutkan.

"Anak kami hilang...." lanjut si Bapak yang tak kalah bingungnya

Lea dan Leo berteriak memanggil orang tua mereka.
"Mamaaa.. Papaa.. Cepet kesini" teriak mereka dengan kompak.

Pak Adi dan Bu Ratna bergegas keluar
"Ada apa ini pak? Buk?" Tanya Pak Adi kepada pasutri tersebut.

"Anak kami hilang pak.. Dari tadi pagi main gak balik-balik" sahut si Bapak

"Udah cari ke tempat biasa dia bermain bu?" Tanya Bu Ratna

Kedua pasutri(pasangan suami istri) tersebut mengangguk pelan.

Kami memutuskn untuk membantu mencari anak mereka yang hilang.

Telah disebutkan ciri-cirinya, anak laki-laki berusia 8 tahun,kulit sawo matang, terakhir kali menggunakan baju kaos berwarna merah.

Kami sudah mencari ke seluruh tempat di komplek
Namun anak itu tidak ketemu juga.

Kami juga sudah bertanya kepada satpam yang bertugas menjaga di depan komplek perumahan.
Ia berkata bahwa tidak ada anak kecil yang keluar dari perumahan dari tadi pagi.

Semua kebingungan.
Rasa simpati para tetangga terlihat jelas saat ini.
Semuanya ikut membantu.

Kecuali satu orang
Ku tidak ingin menuduh
Tapi...
Pak Juna satu-satunya orang yang tidak ikut berpencar mencari.
Dan rumahnya menjadi satu-satunya rumah yang belum kami datangi.

------------------------******------------------------

The Neighbor (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang