ARGARA {4}

759 248 293
                                    

Amara Aprilia Nats

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Amara Aprilia Nats

Amara pov

"Akhirnya Aku kembali!"

"Kembali lagi ditempat kelahiran,
di sinilah tempat yang menjadikan hidupku berarti. Tempat yang banyak kenangan di dalam hidupku."

"Ada seseorang yang membuat Aku rasanya ingin kembali kesini."

"Dia yang selalu ada di pikiranku
dia juga yang ada saat aku lagi sendiri, dia sangat suka isengin, dia selalu membuat  aku tertawa di saat lagi menangis,
dia selalu membuat aku semangat saat aku manangis mengingat papa yang telah meninggalkan aku untuk selamanya.
Dia selalu menenangkan hatiku."

"Amara kangen dia."

"Amara rindu cowok itu."

"Tapi Amara tau dia pasti sangat membenci Amara, dia pasti kesel sama Amara yang telah meninggalkan dia. Pergi tanpa pamit, dan tidak ada kabar."

Terpaksa?

Amara sangat terpaksa meninggalkan tempat ini. Terpaksa meninggalkan teman kecilnya itu. Amara sering menangis agar mamanya tidak jadi pindah ke prancis, tapi Amara tidak mudah membujuk mamanya itu.

Di indonesia, tempat yang banyak kenangan bersama ayah nya, ayah yang sangat Amara cintai, sayangi, seperti ibunya. Tapi ayahnya malah meninggalkan Amara untuk selamanya di dunia ini karena suatu tragedi kecelakaan yang mengakibatkan ayah nya meninggalkannya Sejak kecil.

Taman!

Taman ini adalah tempat ia meluangkan waktu dengan cowok itu. Tempat yang mungkin hanya Amara dan cowok itu yang tau.

Tapi sekarang. Amara sendiri di taman ini, tidak tau dimana cowok itu sekarang.
Amara juga tidak tau nama, tempat tinggal cowok itu.

•••••

Flashback on!

Gadis kecil itu duduk di bangku taman,
ia sedang sendiri tak mau diganggu oleh siapapun. Walaupun itu mamanya sendiri.
Gadis itu merasa hidupnya tidak adil, kenapa orang yang ia sayang, ia butuhkan, selalu ada buat dia harus pergi meninggalkan dirinya untuk selamnya.

"kenapa sih papa ninggalin Amara?"

"Hidup Amara yang dulunya cerah, ceria sekarang hidup Amara gelap."

"Hidup Amara tidak adil, kenapa Papa harus pergi secepat ini. Amara masih butuh papa di dekat Amara."

Gadis itu terus berbicara sendiri meluapkan apa yang ia rasakan, seseorang yang berada di belakang gadis kecil itu mendengar,
melihat semua apa yang gadis itu katakan, lakukan, menangis, melamun, orang itu merasa kasihan dengan dengan gadis kecil itu. Kemudian ia pergi menghampiri gadis yang ia baru lihat itu.

ARGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang