ARGARA {9}

555 189 355
                                    

Arga dan Amara sedang berada di dalam mobil Arga sekarang, mobil yang sangat harum, nyaman, pokoknya siapapun yang ada di mobil ini akan betah.

"Kita mampir makan bentar yah, gue laper," sahut Arga.

Gue juga laper kali, batin Amara

"Serah lo aja," sahut Amara

Hening!

Tidak ada yang membuka pembicaraan, suasana akward yang tidak nyaman bagi mereka berdua, akhirnya mereka sudah sampai di restoran cepat saji.

Arga keluar dari mobilnya tanpa berbicara apapun, sedangkan Amara hanya diam di mobil, merasa dirinya di cuekin akhirnya Amara juga ikut mengekor keluar dari mobil.

"Tungguin dong Ga," teriak Amara

"Lo lama sih," teriak Arga yang sudah jauh dari Amara.

Issh, nggak peka banget sih jadi cowok batin Amara.

Mereka menempati meja dekat jendela, mata yang langsung bisa melihat jalanan yang ramai.

"Lo mau pesen apa?" tanya Arga datar

"Samaain aja sama yang lo pesan," ucap Amara.

"Oke, gue pesen dulu," sahut Arga yang langsung melenggang pergi.

"Ternyata cowok itu nggak seburuk yang gue kira yah, mungkin moodnya kadang berubah karena ada masalah deh," batin Amara.

"Ngelamun aja lo, awas entar kesambet," Amara mendengar suara yang mengagetkan, ia tersadar dari lamunannya.

"Ehh, udah datang yah!" kikuk Amara

Tanpa sengaja Arga melihat Amara yang sedang memainkan handphonenya itu,
Arga baru sadar kalau Amara ternyata cantik, baik tapi kadang rada-rada ketus gitu kalau ngomong.

Makanan yang mereka pesan sudah datang, membuat mereka yang sedari tadi melamun tersadar.

"Makasih mba," ucap Arga dan Amara bersamaan.

Amara melihat makanan yang Arga pesan sangat banyak dan ia lihat ada makanan kesukaan dia waktu kecil dan sampai sekarang ia masih menyukainya.

"Nyatanya Arga masih ingat yah kalau gue suka makan eskrim."

"Apa dia tau gue?"

Mungkin kebetulan aja dia pengen pesan gitu,  batin Amara.

"Ga!!" panggil Amara

"Hmm,"

"Lo kok pesennya banyak banget? Siapa yang mau habisin? kan kita cuman berdua!" Ucap Amara

"Ya lo lah, biar pipi lo tambah gendut."

"Ih, pipi Amara nggak gendut tau." Amara kesel. Nggak Daniel, nggak Arga, selalu ngatain pipinya gendut, tapi menurut Amara pipinya tidak gendut tapi cuman berisi.

Tanpa sadar Arga tersenyum kecil

"Makan! Terus sudah ini kita langsung pergi latihan!" ucap Arga

"Oke!"

Setelah mereka beradu mulut dengan makanannya, Arga pergi ke kasir membayar tipnya.

"Ayo, kita pergi!" ucap Arga tanpa sadar memengang tangan Amara sebelah untuk menariknya. Amara yang sadar tanganya dipegang oleh tangan Arga jantungnya seakan berpacu lebih cepat, Arga yang merasa tangannya memegang tangan Amara pun langsung melepasnya pelan.

"Ehhh, sorry gue nggak sengaja." Ucap Arga tetap memasang wajah datar tetapi perasaannya yang gelagapan.

"No problem!" ucap Amara sedatar mungkin.

ARGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang