ARGARA {12}

458 105 270
                                    

==============

Ada rasa aneh, bingung, bimbang, sakit,
sesak, tiba- tiba semua rasa itu menghampirinya, ingin menyampaikan tapi ia takut,
takut karna suatu hal yang tidak ia inginkan semua akan terjadi.
ingin menghindar tapi sulit,
ingin menjelaskan tapi emangnya dia siapa? entahlah ingin seperti dulu
tidak ada rasa canggung, tidak ada rasa bersalah meliputi dirinya, bibirnya terasa keluh saat berbicara dengannya.

Munafik...?
Naif...?
Itulah dirinya sekarang terlalu munafik,
naif saat bersama dengannya.

===============

"Ra!"

"Ra! ngapain melamun sih?" ucap Arga memegang pundak Amara

Mereka sudah dari tadi sampai di sekolah dan mereka berdua berjalan di koridor dengan tatapan-tatapan buas para fans Arga, yang menghujat mereka karena tidak suka melihat seorang Arga bersama cewek lain.

tapi itulah Arga dan Amara, mereka tetaplah mereka tidak peduli dengan apa yang membuat dirinya tidak salah, toh semua hal yang dilakukan, yang jalanin kita sendiri kenapa harus orang yang lain was-was kek cacing kepanasan kan!

"Eh nggak papa kok"

"Hm"

"Nanti istrahat gue mau bicara face to face berdua sama lo" ucap Arga, yang ditanya hanya menyerngit kan dahinya.

"kenapa harus berdua?" sahut Amara kelewatan polos.

"Nanti gue tunggu di taman sekolah"
alih- alih menjawab pertanyaan Amara, Arga bergumam lain dan pergi meninggalkan Amara berdiri kebingungan.

"Tuh orang kesambet apaan dah kok tumben mau bicara sama gue, berdua lagi, hm terserah dia lah," batin Amara.

***

"Ra?! lo kenapa sih? dari tadi lo melamun mikirin apaan?"  Maira  sedari tadi bingung melihat tingkah Amara yang sedari tadi hanya melamun.

"Cerita dong Ra, katanya sahabat tapi ada masalah malah nggak cerita, biasanya lo kan heboh banget cerita sama gue kalau ada masalah."

Amara kini mengalihkan pandangannya menghadap Maira. "iya, iya gue ceritain sama lo," ucapnya dengan nada malas.
"Cerita aja kali, dari tadi juga gue suruh lo cerita malahan," kesel Maira.

"Hm, Arga mengajak gue ngomong berdua di taman."

"Ya terus? Gue harus ngapain? kan lo yang pengen bicara berdua, masa gue harus ikut juga," ucap Maira bingung.

"Yee nggak gitu juga kali,
maksud gue tuh, dia tumben banget ajakin gue bicara berdua, kan biasanya bicara aja sama gue jarang," Amara berbicara berbisik- bisik takut sama Arga dan para sohibnya yang notabennya dia satu kelas, jika mendengarnya.

"Jangan-jangan-" " jangan-jangan apaan?" Amara memotong ucapan Maira yang belum selesai.

"Ye, dengerin dulu Amara sayang cintaku padamu jangan langsung motong gitu aja dong ucapan gue" keselnya.

"Hehe yayaya apaan dah?"

"Jangan- jangan dia udah ta-," ucapan Maira lagi-lagi terpotong oleh suara keras dari sisi lain.

ARGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang