ARGARA {18}

477 35 56
                                    

Assalamualaikum🌾

Arga mendengus kesal, ia mengerjapkan matanya perlahan dan merasa badannya terasa sangat berat , ia enggan beranjak dari posisi tidurnya. Cowok itu merintih kesakitan sambil mengusap pipinya seperti ada yang menggigitnya. Ternyata dugaannya benar lagi-lagi bocah itu menggaggu tidurnya yang nyenyak.

Tidak hanya satu tetapi ada dua bocah kecil disana. Satu menggigit sebelah pipinya dan satunya lagi duduk diperutnya.

Arga beranjak dari posisi tidurnya, seutas senyuman tipis terpampang jelas diraut wajahnya. Momen-momen seperti ini yang cowok itu nikmati, beban hidupnya seakan langsung hilang melihat tingkah menggemaskan dua bocah kembar tak identik ini. Ia mengedarkan pandangannya kearah jam dinding ternyata sudah jam 01.35 pagi, mungkin keempat sahabatnya sudah pulang. Karena saking nyamannya dengan tempat ini sehingga ia lupa waktu kalau ia tertidur bukan di rumah orangtuanya.

Rumah ini sudah ia anggap sebagai tempat yang paling nyaman dalam hidupnya, ia merasa seperti  dibesarkan dan tumbuh menjadi dewasa di tempat ini. Bahkan ia dapat bertahan hidup karena orang-orang baik yang ada dalam rumah ini yang selalu mendukungnya, yang selalu ada untuknya saat orang yang paling ia butuhkan tak menginkannya ada di dunia ini.

Arga tersadar saat tangan mungil itu menarik hidungnya. “kak Gagak! Leyna mau main ama kak Gagak juga ama kak Leyhan.” Celetuk Reyna dengan gemasnya.

Reyhan dan Reyna anak kembar tak identik yang masih berumur tiga tahun itu mampu membuatnya  gemas sendiri saat mendengar mereka berbicara, lucu.

“Kenapa kalian bangun jam segini hm?” Tanya Arga seraya mengacak lembut rambut milik si kembar.

“Mau main ama kak Gagak,” ujar si kembar bersamaan.

“Kakak nggak mau main kalau kalian belum tidur dulu. Kalau udah pagi baru kakak sama si kembar boleh main,” ujar Arga seraya mencubit pipi gembul si kembar secara bergantian.

Reyhan mengangguk mantap menerima masukan dari kakaknya dan sepertinya bocah itu mengerti. Tapi belum sempat Arga menarik kembali selimutnya, Reyna sudah  mengambil ancang-ancang senjata ampuhnya, apalagi kalau bukan menangis.

Dengan sigap Arga membekap mulut Reyna, jangan ditanya bagaimana Reyna saat menangis. Biar Arga saja yang geleng-geleng kepala.

“Reyna kenapa?” Muncul sosok perempuan dibalik pintu kamar. Perempuan itu adalah Raisa, ibu dari si kembar.

“Leyna mau main tapi kata Kak Gagak mainnya kalau udah pagi tapi Leyna malah nangis, uh dacal cengeng,” celetuk Reyhan dengan gemasnya mengejek sang adik.

“Sttt namanya kak Arga bukan kak Gagak sayang,” Raina memperingatkan tetapi si kembar menggeleng bersamaan tak terima. “bukan! Tapi namanya kak Gagak!” ujarnya tak mau kalah. Ibunya hanya mendengus pasrah melihat tingkah dua bocah itu.

Raisa duduk dipinggir kasur, mengambil alih Reyna yang ada dipangkuan Arga sementara Reyhan sudah terlelap dalam mimpinya, ternyata bocah itu sudah tertidur pulas, ”mereka tadi haus jadi kebangun jam segini.” Ucap Raisa seakan mengerti maksud Arga.

“Makan dulu gih dari tadi siang kamu nggak pernah mau makan loh,” Arga tersenyum tipis hampir tak terlihat. Perhatian sekecil itu mampu membuat hatinya tersentuh,  dia hampir tidak pernah kekurangan kasih sayang dari tantenya itu.

Saat sedih maupun senang Raisa lah dan sang suami yang selalu ada untuknya. Ia rindu diberi perhatian kecil seperti ini oleh ibunya tapi dengan cepat ia menepis keras pemikiran itu dikepalanya. Tidak. Tidak akan mungkin lagi, pikirnya. 

“ibu macam apa kamu HAH! Anak itu tidak bersalah seharusnya kamu bisa berlaku adil terhadap kedua putramu. Dia masih kecil ia juga butuh kasih sayang sama halnya kamu memperlakukan putramu yang lain.”

“Lebih baik anak itu pergi dari dunia ini! Aku tidak butuh anak seperti dia di rumah ini. Dia sumber masalah dalam hidup aku!” Dibalik pintu seorang anak kecil mendengar semua pertengkaran Raisa dan seorang ibu. Anak itu hanya terdiam kaku, ibunya sangat membencinya bahkan ibunya tidak mau ia ada di rumah ini, ia berpikir apakah kesalahannya ini sangat besar sehingga ibunya sangat membencinya?

“Tunggu disini aja, biar tante yang ambilin kamu makan,”ujar Raisa langsung melenggang keluar.

Arga langsung tersadar dari lamunannya, ia melihat punggung tantenya itu yang hampir tak terlihat kemudian melirik si kembar secara bergantian yang sedang tertidur pulas. Ia sangat bersyukur masih mempunyai keluarga seperti tante Raisa yang menganggapnya seperti anak sendiri.

Tak lama kemudian Raisa kembali dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman di tangannya. Kemudian dengan senang hati Arga menerimanya. Raisa menatap Arga dalam, ia ingin terus bersama keponakannya itu, ia tidak ingin lagi melihat Arga dengan masa kelamnya.

Sedikit demi sedikit Arga sudah mulai menerima kenyataan hidupnya. Ia sudah tau mana yang ikhlas dan mana yang hanya pura-pura

Arga menghela napas, “dia sudah kembali lagi,”ucap Arga. Raisa mematung mendengar penuturan Arga. Ia tidak mau Arga kembali seperti dulu lagi, ia tidak akan membiarkan itu terjadi.

Dia kembali! Siapakah dia dan apa hubungannya dengan masa kelam Arga?


Assalamualaikum Wr. Wb.

Huftt aku minta maff sebesar-besarnya krn nggak bisa konsisten buat update:(dan baru bisa update hari ini.

Buat kalian yang selalu pantengin cerita ini, yang selalu bom DM, yang selalu nungguin aku update terima kasih:)

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan:)

Ada pemain baru tuh si kembar wkwk
Happy reading

     

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang