Rindu dengan seseorang yang pernah ada.
Tetap berpura-pura dengan egoku yang tidak tau segala hal tentangmu.•Arga Yuanda Pratama•
______
Disinilah mereka sekarang di depan rumah yang megah, mewah. Mereka sekarang berada di rumah Amara. Arga mengantar Amara kerumahnya, cewek yang keras kepala, menurut Arga.
Arga memarkirkan motornya di depan bagasi tempat mobil Amara, tapi Amara tak kunjung turun dari motornya, Arga baru sadar ada tangan yang melingkar di Perut sispeck nya.
Seakan jantung Arga berdetak lebih cepat, rasanya Arga saat ini susah mengatur napasnya."Amara,"
"Ra, sudah sampai nih turun!" Sahut Arga datar tanpa menoleh ke belakangnya.
"Ra?"
Arga yang merasa kesal karena Amara tidak meresponnya, tidak ada sahutan dari cewek itu, ia langsung menoleh ke belakangnya, dimana cewek itu masih duduk bersandar di punggungnya, ia mendengar hembusan napas yang teratur, ternyata cewek itu tidur.
"Nih cewek aneh, bisa- bisanya tidur di atas motor."
"Dasar kebo," ucap Arga, untung tidak di dengar oleh Amara. Bisa-bisa urusannya akan panjang. tanpa sadar ada seutas senyuman melekat dibibir Arga.
Arga perlahan turun dari motornya,
dengan hati-hati ia melepaskan tangan Amara yang melingkar di perutnya,
ia tidak ingin membangunkan Amara,
mungkin Amara kelelahan karena dari pagi ia berada di taman. pikir Arga."Arga mengangkat Amara ala bride style nya, menuju pintu rumah Amara."
"Hm, lo berat ternyata yah! Dasar pipih tomat kayak bakpau lagi, Dasar!" kekeh Arga
"Assalamualaikum bi." Ucap Arga tanpa mengetok pintu terlebih dahulu karena ada Amara dalam gendongannya. Bi ina keluar mendengar seseorang yang datang, bi Ina langsung menghampiri orang tersebut.
"Waalaikumusalam, siapa?" tanya bi Ina
"Ohh wala nak Arga to, ehh non Amara nya kenapa nak? Kok di gendong gitu?
non nya pingsan? Ya ampun, maaf yah Bibi repotin nak Arga." Ucap bi ina yang diberi kekehan oleh Arga."Kalau nanya satu-satu dong bi," kekeh Arga, Bi ina hanya menunduk malu.
"Bi? Arga nggak di suruh masuk nih? Amara nya berat lo Bi!" ucap Arga bercanda tapi Amara memang agak berat.
"Ehh lupa, masuk aja nak Arga,
maaf langsung bawa aja ke kamarnya lantai atas, pintu kamarnya warna merah kecoklatan ya nak.""Iya bi."
Arga langsung naik ke kamar yang bi ina maksud. Kamar Amara. Arga masuk tanpa membuka pintunya terlebih dahulu karena pintunya sudah terbuka. Dengan hati-hati Arga meletkkan Amara di kasurnya, menyelimuti tubuh Amara sampai ke leher.
Arga mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan kamar Amara, besar. Banyak foto Amara yang menempel di dinding, apalagi ia seorang model jadi fotonya yang sangat cantik, pikir Arga.
Seketika mata Arga tertuju pada foto yang dibingkai. Yang Amara letakkan di atas meja hiasnya. Cowok itu dengan perlahan melangkahkan kakinya mendekati meja Amara yang terdapat foto itu, seketika tubuh Arga menegang dengan apa yang ia lihat baru saja.
Tanpa sadar ada setetes cairan bening dari matanya. Arga bukanlah seorang cowok yang terlihat lemah, apalagi ia tidak pernah menangis kecuali waktu ia kecil. Tapi sekarang ia tidak tau apa sebabnya ia mengeluarkan cairan bening tetesan air matanya, hanya karena sebuah foto yang ia lihat jantungnya seakan berhenti.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA
Teen Fiction📍REVISI SETELAH TAMAT {HIATUS} =============== Apakah ada satupun manusia yang ingin di perlakukan bermuka dua oleh orang terdekatnya? Tak ada satupun manusia yang menginginkan kehadirannya tak di anggap di dunia ini. Begitupun Arga. Laki-laki yang...