(13) Bertaruh

881 150 33
                                    

52:00:06:34

Javier membereskan meja setelah tamunya pergi. Ia hanya perlu beberapa menit lagi sampai jam kerjanya berakhir. Meja terakhir yang harus ia bersihkan.

Javier mengangkat salah satu gelas minuman dan menemukan uang tip sebesar 50 ribu.

Lumayan.

Belakangan ini pikirannya kalut dipenuhi Rana. Rana ini, Rana itu. Kenapa Rana sebego itu masih mau sama Leander.

Dia gak nyadar, ya? Udah diselingkuhin masih aja bucin.

Jelas-jelas ada yang lebih ganteng disini, batin Javier dalam hati.

Sudah lebih dari satu minggu Javier tidak menghubungi Rana sama sekali semenjak mereka makan sushi. Ia berusaha setengah mati untuk menahan mulut lancangnya untuk melaporkan kejadian dibawah meja.

Tapi sulit.

Tepukkan di bahu Javier membuat pria itu tersadar dari lamunannya, takut ketauan kerja sambil melamun.

"Apaan, sih? Ngagetin tau ga?" omel Javier saat menyadari temannya yang menepuknya, bukan customer.

Hana terkekeh geli melihat tingkah Javier yang benar-benar kaget kayak abis liat setan.

"Abisan lo seharian ngelamun mulu. Mikirin Rana?" tembak Hana langsung, tepat di ulu hati.

Hana merupakan salah satu teman dekatnya di bar, dan belakangan ini Javier sering cerita tentang Rana ke Hana.

Eh, namanya mirip.

Tenang, buat kalian yang mikir Hana bakal jadi selinigkuhan Javier, Javier ga bakal selingkuh, kok. Hana udah punya suami, anak satu. Ya kali direbut.

"Mau siapa lagi?" balas Javier dengan senyum miris.

"Kalo kangen, tuh, disamperin. Jangan dianggurin."

"Tapi, jauh.."

"Jauh?" tanya Hana bingung.

Javier mengangguk. "Jauh di mata, jauh di hati."

"Deketin hatinya, lah!"

"Gimana mau gue deketin, kalo hatinya masih di pegang sama orang lain?" tanya Javier frustasi.

Hana menepuk punggung Javier kesal. Ini orang ganteng-ganteng tapi paling ga bisa kalo disuruh mikir ginian.

"Lo tuh harus kelarin dulu orang yang megang hati Rana..."

"Kelarin?" pikiran Javier langsung dipenuhi dengan 1000 cara untuk kelarin Leander. "Maksud lo dibunuh?"

Hana hanya bisa menghela nafas kesal. Udah dibilang, ganteng-ganteng bego.

"Maksud gue, bikin mereka putus, Bambang.."

"Oh, bilang dong. Omongan lo ambigu."

"Bodo amat," balas Hana terlalu kesal. "Kan gue udah kasih lo saran, mending lo bayar gue buat gantinya."

"Sama temen doang perhitungan banget?"

"Harus! Justru karena temen makanya gue hitungin tiap pesernya."

"Dasar perhitungan," bisik Javier cukup kencang, tapi masih mengeluarkan dompetnya. "Berapa?" tanyanya.

Hana menggeleng dan menghentikan tangan Javier. "Gantiin sisa shift gue boleh?" tanya Hana dengan senyum selebar mungkin. "Anak gue lagi sakit. Gue bener-bener kepikiran terus daritadi."

Hati Javier langsung hangat saat mendengar perkataan Hana. "Lo tau, kan, kalo lo bisa minta apa aja dari gue? Gue bakal gantiin lo. Sampe jam berapa?"

DeranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang