Lila menatap nanar dirinya di cermin. Bajunya memang terlihat baik-baik saja, namun wajahnya tidak. Sudut bibirnya mengeluarkan darah yang bahkan sudah mengering karena terlalu lama dibiarkan.
Lila tidak menangis. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi kepadanya, dan ini membuatnya...
...terbiasa.
Gadis itu menekan bekas luka, membuatnya sedikit meringis karena merasa perih. Lila bersyukur karena mereka tidak merusak hearing aid-nya kali ini.
Ya. Hearing aid. Alat bantu pendengaran.
Saat umur delapan tahun, Lila mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya tidak dapat mendengar. Sempat mengalami trauma selama lebih dari sebulan, Lila akhirnya dapat bangkit karena dukungan keluarganya. Sejak saat itu juga Lila menggunakan hearing aid untuk membantunya mendengar.
Orang tua maupun kedua saudaranya tak tahu tentang hal ini. Lila hanya tak ingin membuat mereka khawatir, cukup masalah pendengaran-nya saja yang membuat keluarganya cemas.
Lila membasuh wajahnya dengan air. Mengambil tisu di saku dan menyekanya. Gadis itu tersenyum saat melihat dirinya sendiri, berniat untuk mencoba menyemangati hatinya.
Yah...setidaknya Lila mencoba, bukan?
Ponsel Lila berbunyi saat dia baru saja akan melangkah keluar. Dia mengambil ponsel-nya dari saku dan melihat siapa yang menelepone. Senyumnya melebar ketika melihat nama "Hendery💚".
"Lila!"
"Iya,"
"Sedang istirahat, ya? Sibuk?"
"Iya istirahat. Dan aku tidak sibuk, ada apa, Ry?"
"Tidak. Hanya memastikan jika kau baik-baik saja,"
Lila tersenyum pahit "Aku baik-baik saja,"
"Syukur lah. Akhir-akhir ini perasaan ku aneh,"
"Mungkin kau sedang stres saja. Terllau banyak memikirkan tugas. Oh, atau mungkin tentang perempuan juga bisa,"
Lila mulai menggoda Hendery. Dan itu memang hobinya.
"Lila,"
"Bercanda, Ry. Tapi bisa saja tetanggamu, kan?"
"Ya ampun Lila. Seharusnya aku membawamu ke sini saja, supaya tahu jika hanya ada Mama di sini,"
Lila terkekeh, "Iya, aku hanya bercanda,"
"Oh ya...kemarin Jeno mengatakan jika kau mengganti hearing aid lmu ima kali. Kenapa bisa rusak? Kau sedang tidak diganggu, kan?"
"Itu—"
Ting tong~
"Ry, sudah masuk, nih. Aku tutup, ya? Nanti saja,"
Lila memutuskan sambungan secara sepihak dan melangkah untuk kembali ke kelas. Suasana hatinya sedang baik sekarang. Ya itu karena Hendery, laki-laki yang dua tahun ini berpacaran dengannya.
Sebelumnya Lila dan Hendery tidak berada di hubungan jarak jauh seperti ini, namun, setelah Papa Hendery pindah kerja, dirinya juga ikut pindah.
Awalnya Lila ingin memutuskan hubungan mereka, namun Hendery meyakinkan jika semuanya akan berjalan baik.
Seperti saat ini.
Tentang masalah pendengaran Lila, Hendery tahu semuanya. Laki-laki itu tak pernah mempermasalahkan kekurangan Lila. Dia tulus tentang perasaannya. Sungguh.