Lila membuka mata ketika merasakan tangan kanannya diusap. Pandangannya sempat kabur sebelum benar-benar bisa melihat sekitarnya. Suasanya putih, dan bau khas ini, bau obat-obatan yang tak asing lagi bagi Lila.
Gadis itu menoleh ke samping kanan, ada Jeno dan Doyoung yang sepertinya sedang mengatakan sesuatu padanya, namun Lila tak bisa mendengarnya. Lila meraba telinga kirinya dan sadar jika hearing aid-nya tak ada. Dia tersenyum pada dua laki-laki yang terlihat khawatir itu.
"Jika kalian memarahiku, itu percuma saja. Aku bahkan tak bisa mendengar kalian"ucap Lila kemudian.
Jeno yang setengah mati mengkhawatirkan Lila menghela nafas-nya kasar. Kembaran Lila itu ingin mengumpat karena bisa-bisanya Lila tertawa di saat seperti ini.
Buru-buru Jeno mengambil hearing aid yang sudah disediakan rumah sakit, dan segera memakaikannya pada Lila.
"Pulang, yuk"ucapan itu berhasil membuat Jeno gemas, ingin memukul Lila yang baru saja tersadar.
"Jangan bercanda, La"ucap Doyoung.
"Kak, lagian tuh-"
"Apa lagi?! Kau bahkan tidak memberitahu diriku jika teman-temanmu tak memperlakukanmu dengan baik!"Jeno memotong ucapan Lila. Laki-laki itu terlihat marah dan khawatir di saat yang sama.
"Siapa?"
"La, jangan bohong. Mama dan Papa akan bertambah mengkhawatirkan dirimu. Papa sedang di pesawat, nanti jelasin yang jujur, ya?"ucap Doyoung halus.
"Mama?"
"Mama ada jadwal operasi, tapi Mama sudah datang tadi."
Lila menghela napas, dia membuat orang tuanya khawatir.
Lagi.
Gadis itu merasa bersalah karena selalu merepotkan keluarganya. Kadang dia berpikir mengapa dia harus dilahirkan di saat Jeno dan Doyoung saja sudah bisa melengkapi keluarganya.
"Aku sudah memutuskan, kau harus pindah ke sekolahku. Jika kau tak menurut, akan kupindahkan semua barangmu ke gudang belakang"
Lila sedikit tertawa melihat tingkah Jeno. Laki-laki dengan mata bulan sabit itu sudah seperti pacar posesif daripada saudara kembar untuknya.
"Lila, ayolah. Aku mengkhawatirkanmu setengah mati"
Jeno mulai merengek seperti biasa. Doyoung yang melihat tingkah kedua adiknya menggeleng pelan.
"Jen, biarkan Lila istirahat dulu. Kau lebih baik makan saja, atau sekalian pesankan aku makanan"
KAMU SEDANG MEMBACA
imperfection ; ft. nct
Подростковая литератураdejun pikir semuanya tidak adil untuknya