Bagian 2

1.6K 181 15
                                    

Kejadian kemarin terus berputar di kepala Budo. Dia tak bisa berhenti memikirkan perasaan aneh yang muncul saat ia bertabrakan dengan Ayano. Apalagi ketika matanya berpapasan dengan mata hitam jelaga milik Ayano. Lelaki itu sadar telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. Dan hari ini Budo terlihat sangat senang, karena dia akan bertemu lagi dengan Ayano di klub bela diri nanti.

Di gerbang sekolah, deretan bunga sakura menyambut para siswa. Angin menggiring bunga-bunga sakura itu pergi meninggalkan rantingnya. Menerpa wajah anak-anak muda yang bersiap untuk menerima pelajaran di pagi yang cerah ini.

Budo mengganti sepatu yang ia kenakan dengan sepatu di lokernya. Lalu berjalan menyusuri sepanjang lorong lantai satu. Hingga sampailah dia ke klub bela diri. "Selamat pagi semuanya! Aku tidak telat kan?" Tanya Budo sekedar memastikan. Karena semuanya terlihat sedang melakukan pemanasan. Dan Budo-lah yang datang paling akhir.

"Hahaha, santai saja kapten," jawab Shima.

Setelah semuanya siap, mereka beranjak ke posisi seperti biasanya. Namun, berbeda dengan yang lain, Ayano mengangkat tangannya.

"Ya Aishi-san? Ada masalah?" Budo menanggapi.

"Bolehkah aku langsung ikut berlatih tanding?"

"Yakin?? Tapi Aishi-san kamu baru saja masuk hari ini."

"Ya aku yakin."

Budo akhirnya mengijinkan Ayano untuk bertanding, walaupun sebenarnya dia khawatir. Budo memilihkan lawan yang menurutnya paling mudah, yaitu Shima. Dan Shima pun menyetujuinya.

Mereka berdua bersiap ke posisi mereka. Dan hasil akhirnya sangat mengejutkan, Shima kalah telak dengan Ayano. Tidak disangka-sangka Ayano sangat lincah dan gesit walaupun gerakannya agak berantakan. Semuanya tercengang, karena tidak biasanya seorang pemula dapat mengakhiri pertandingan secepat ini.

"Kapten, aku ingin mengajukan diri untuk menjadi lawan selanjutnya," Mina ingin memastikan apakah yang tadi hanya keberuntungan atau memang Ayano pantas mengalahkan Shima. Dan Budo mengizinkannya

Dan lagi-lagi Ayano mengalahkan Mina dengan cepat, walaupun tak secepat saat mengalahkan Shima. Mungkin karena tadi sudah bertanding, energi Ayano jadi terkuras.

Karena sudah terbiasa menyeret mayat, otot di tubuh Ayano sedikit mulai berbentuk. Tubuhnya juga menjadi lebih ringan. Menurutnya, Shima dan Mina belum cukup kuat untuk menjadi lawannya. Ia mengincar sosok yang benar-benar kuat, Budo Masuta.

"Aishi-san, maaf aku sudah meragukanmu. Kamu memang hebat Aishi-san," ucap Mina.

Bunyi pelajaran tiba-tiba berbunyi. Lantas, semua orang bergegas mengganti pakaian dan menuju ke kelas.

***

Bel jam makan siang berbunyi, semua murid berhamburan. Dan seperti biasanya, Ayano makan siang sambil menonton senpainya makan dari bangku bawah pohon sakura. Sambil membayangkan seperti mereka makan siang bersama. Hal itu adalah kenikmatan tersendiri baginya.

Hingga bekalnya habis, Ayano memutuskan untuk pergi ke kelas walaupun jam makan siang masih berlaku. "Senpai sangat sempurna hari ini, seperti biasanya," Ayano memuji Taro sambil memeluk kotak bekalnya erat-erat.

"Siapa?"

Suara tersebut mengagetkan Ayano dan membuatnya berhenti melangkahkan kaki. Dia langsung menoleh ke arah sampingnya.

"Ah, Maaf aku mengagetkanmu," suara tersebut rupanya milik Budo Masuta.

"Kau dengar? Kau dengar yang tadi??"

Budo agak kebingungan. "Yah..., sepertinya kamu bicara tentang senpai...yang sempurna? Entahlah lagipula aku tak begitu mengerti."

Walaupun Budo berkata sedemikian, tetap saja itu tidak mengurangi kecemasan Ayano. wajah Ayano memucat ia malah makin khawatir.

"A-aku tidak akan bilang ke siapa-siapa kok. Kamu bisa percaya padaku Aishi-san!" Budo sebisa mungkin menghilangkan raut wajah khawatir Ayano.

Sejenak, Ayano menatap kedua mata Budo dan membuat Budo jadi agak tersipu. "Terima kasih, akan kupegang kata-katamu," Ayano beranjak meninggalkan Budo. Tapi, tiba-tiba dia berhenti lagi. "Oh, Masuta-san. Soal kegiatan klub nanti sore, bolehkah aku menjadi lawan tandingmu?"

Budo sangat terkejut. Bukannya menilai Ayano sombong, tapi dia khawatir jikalau Ayano kalah nanti dan tidak bisa menandingi kekuatannya. "A-Aishi-san, mungkin lebih baik kalau kamu lebih dulu mencoba melawan Juku atau Sho."

Ayano berbalik. "Masuta-san, aku mohon. Aku akan berusaha dengan segenap kemampuanku, " Ayano berusaha meyakinkan Budo.

Dan ya, tentu saja lelaki itu luluh padanya dan mengiyakan ajakannya itu. Dia masih bergeming, menatap sosok Ayano yang mulai menjauh.

***

Senpai [BudoxAyano](Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang