Setelah satu minggu Ayano bekerja keras berolahraga, menjaga gaya hidup sehat, dan berlatih di klub bela diri dia akhirnya sudah merasa cukup untuk mengeksekusi rencananya.
Pertama-tama, Ayano menulis sebuah surat ke dalam loker Osana secara diam-diam. Di dalam surat tersebut tertulis ajakan untuk membicarakan senpai agar dia terpancing di disamping gedung sekolah. Saat jam istirahat pertama, Ayano segera mengambil ember dan mengumpulkan barbel-barbel di belakang gedung sekolah untuk ditaruh di ember tersebut. Lantas dengan tenaga yang ia kumpulkan selama seminggu itu, Ayano gunakan untuk mengangkat ember penuh barbel dan membawanya ke rooftop. Setelah itu, dia mencari posisi tepat diatas Osana berdiri. Dan ternyata pancingan yang diberikan Ayano berhasil, gadis berambut oranye itu kini berada di posisi yang sudah ditentukan Ayano.
BRAKKK!! Barbel-barbel itu dilepaskan. Dan hasilnya luar biasa. Lantai tempat Osana berdiri, kini bercecer darah. Dan kepala Osana hancur sampai otaknya keluar. Bola matanya pun menggelinding dari asalnya. Benar-benar hancur berantakan.
Ayano membuang baknya dan tertawa sejadi-jadinya. Tidak sia-sia usahanya selama seminggu demi Taro Yamada. Setelah puas dia tertawa, Ayano merapikan jejaknya lalu meninggalkan TKP dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Tanpa rasa bersalah secuil pun. Benar-benar ciri seorang yandere.
***
"Ayano! Kamu baik-baik saja kan?! Ada ma-"
"Mayat Osana Najimi...dia teman sekelasku," Ayano menyela dengan memasang raut muka ketakutan.
Tampaknya kabar pembunuhan Osana Najimi sudah tersebar ke seisi sekolah. "Ayano, kita harus lebih berhati-hati lagi mulai sekarang. Hah....Saki Miyu, Kokona Haruka, Horuda Puresu, Musume Ronshaku, Midori Gurin, Fureddo..., lalu Osana Najimi," Budo mengucapkan dengan intonasi yang agak pasrah. Dan tampaknya dia memang hapal nama-nama korban yang terbunuh.
"Budo-senpai...kenapa di sekolah ini ada banyak sekali pembunuhan?...," Ayano masih melanjutkan sandiwaranya. Dia juga sekaligus menyindir sistem keamanan sekolah ini yang terdapat banyak celah disana-sini.
"Aku tidak tahu Ayano. Aku juga sudah berusaha untuk membantu mencegah berkurangnya korban dengan kekuatanku. Padahal kukira aku sudah bisa melindungi teman-temanku. Dan ah...Taro Yamada. Dia pasti sangat bersedih dengan kematian sahabat sejak kecilnya itu."
Ayano terdiam sebentar. "Yah...mau bagaimana lagi. Budo-senpai kamu sekelas dengannya kan? Sampaikan bahwa aku turut berduka untuknya."
"Baiklah," kata itu mengakhiri perbincangan mereka.
Kamu tidak bisa mengalahkanku,
Pikir Ayano ketika meninggalkan Budo.
Para siswa dipulangkan lebih awal karena kejadian tersebut. Dan polisi dipanggil untuk menginvestigasi TKP dan jasad korban. Dan hasilnya, para polisi tersebut tidak bisa menemukan jejak-jejak tersangka. Mereka sudah menanyai setiap siswa sebelum mereka pulang. Dan tidak ada yang mencurigakan. Polisi tidak bisa menuduh dan menemukan pelaku pembunuhan Osana Najimi.
***
Untuk penghormatan terakhir Osana Najimi, semua siswa menghadiri pemakamannya. Tentu saja Ayano datang, karena Taro juga pasti akan datang. Saat prosesi pemakaman berlangsung, Ayano berada di samping kanan Taro, hal itu membuat jantungnya terus berdegup semakin kencang. Di samping kiri Taro ada adiknya, Hanako yamada yang sedang menangis dan memeluk lengan kakaknya.
Hanako dulu pernah bermain bersama dengan Osana dan kakaknya. Hanako juga termasuk rival berat Ayano. Tapi saat ini Ayano tidak menghiraukannya sama sekali karena hanya ada senpai dikepalanya.
Setelah prosesi pemakaman berakhir, sedikit demi sedikit orang-orang pergi hingga menyisakan Taro dan Ayano. Hal itu membuat jantung Ayano tidak karuan, sendirian bersama senpai.
"Kenapa kamu masih ada disini," Taro mulai mengajak Ayano bicara.
Ayano menjadi agak salah tingkah sekaligus senang, ditambah lagi berdebar-debar. "O- Osana Najimi...dia adalah teman sekelasku, tentu saja aku sangat bersedih kehilangannya," Ayano berusaha untuk memulai aktingnya lagi. "Oh ya, bukankah senpai adalah temannya sejak kecil? Aku turut berduka untukmu juga senpai. Kamu pasti sangat sedih sekarang."
"Kamu tahu?"
"Tentu saja, Osana pernah bercerita tentang itu padaku. Bisa dibilang, kami adalah teman yang cukup akrab dikelas," kebohongan, yang dikatakan Ayano adalah palsu. Mana sudi dia berteman dengan seseorang yang akan merebut senpainya. Dia tahu semua informasi pribadi siswa dari seseorang yang disebut 'info-chan'.
"Aku tidak akan pernah melupakannya, Osana adalah sahabatku yang tidak akan pernah tergantikan," Taro menghembuskan napasnya dan mengajak Ayano pergi dari makam Osana. "Ah aku lupa bertanya siapa namamu. Sayangnya aku tidak pernah dengar Osana bercerita tentangmu, dia memang jarang bercerita tentang teman sekelasnya,"
"Tidak apa-apa senpai, aku Ayano Aishi. Dan aku sudah tahu kok namamu," Ayano mengeluarkan senyum paling manis dari semua senyum yang pernah ia keluarkan sepanjang dia hidup.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Senpai [BudoxAyano](Tamat)
FanfictionAyano Aishi adalah seorang yandere. Dia akan melakukan apapun untuk senpainya, Taro Yamada. Namun, karena suatu kondisi, Ayano kehilangan senpainya. Apakah dia benar-benar bisa meninggalkan senpai? Dan apakah dia bisa mencintai seseorang lagi? Semua...