Ayano Aishi adalah seorang yandere. Dia akan melakukan apapun untuk senpainya, Taro Yamada. Namun, karena suatu kondisi, Ayano kehilangan senpainya. Apakah dia benar-benar bisa meninggalkan senpai? Dan apakah dia bisa mencintai seseorang lagi?
Semua...
Diam tak bergerak, sedari tadi Ayano Aishi menatap senpai-nya yang sedang membaca buku di pinggir air mancur secara sembunyi-sembunyi. Dia memang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Taro Yamada ketika tak sengaja bertubrukan dengan senpai-nya itu. Sekarang dia punya obsesi berat dengan Taro Yamada. Hingga sejam berlalu, tak terasa bel pelajaran sudah berbunyi.
***
Setelah kelas selesai, Ayano segera mengambil bekalnya dan bergegas ke air mancur agar dapat melihat Taro lagi. Dan BRAK! Tiba-tiba saja dia bertubrukan dengan seseorang, bekal makan siangnya pun berceceran di lantai.
"Maaf! Maafkan aku. Aku tidak sengaja menabrakmu," kata seorang laki-laki. Dia adalah ketua klub bela diri Akademi , Budo Masuta. "Biar aku bantu membereskannya."
Mereka berdua membersihkan bento yang ada di lantai. Setelah selesai, Ayano memungut kotak bekalnya. Sebenarnya ia kesal karena bisa terlambat memantau senpainya. Ayano jadi tak bernafsu makan sama sekali. "aku buru-buru," tak ingin berbasa-basi, ia ingin segera pergi menemui senpai tercinta.
"Tidak usah, terima kasih!" ia menjawab sambil berlari meninggalkan Budo.
Sesampainya di air mancur emosinya semakin meninggi ketika melihat Taro berbicara dengan gadis berambut oranye dikucir dua. Dia adalah rivalnya, Osana Najimi. Lagi-lagi si babi bodoh itu, Batin Ayano. Ia tahu kalau Osana Najimi adalah teman masa kecil Taro dan memiliki perasaan padanya. Osana selalu saja memarahi Taro apapun yang ia lakukan, bahkan hal paling baik yang ia lakukan kapanpun itu. Hal itu tentu saja membuat ayano marah dan mendorong rasa ingin membunuhnya.
Ayano meninggalkan mereka dan mulai sibuk memikirkan rencana jahatnya, yaitu menyingkirkan Osana Najimi. Dan ia pun mendapatkan ide bagus, namun Ayano membutuhkan sesuatu sebelum menjalankannya.
Semburat jingga terlihat di langit, tanda hari sudah sore. Ayano melangkahkan kaki kedalam ruang klub bela diri. Disana para anggota terlihat sebagian sedang antri berganti pakaian dan yang lain bersiap-siap. Ayano mencari-cari wajah sang kapten, dan muncullah dia dari ruang ganti sambil membenarkan sabuk hitamnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hei kau," Budo menyadari kehadiran Ayano yang tengah berdiri di depan pintu ruang klub. "kamu yang tadi kan? Oh, ehem, selamat datang di klub bela diri, ada yang bisa kubantu?" Budo menghampiri Ayano dan mempersilahkannya masuk.
"Sebenarnya aku ingin mendaftar ke klubmu," seperti biasa, Ayano tak ingin berbasa-basi.
"Wow tidak kusangka. Em, maksudku tentu saja kau boleh bergabung. Kau bisa mengikuti aktivitas kami besok. Dan untuk seragamnya sudah tersedia di ruang ganti," Budo tersenyum sambil menyilangkan tangan di depan dada.
Ayano mengucapkan terima kasih dan pergi dari ruang klub. Ia menguntit senpai sekaligus pulang ke rumah.