Ara mengaduk-aduk makanan di depannya, makanan yang paling dia hindari di seluruh dunia ini, yaitu salad sayur. Dia bingung mengapa koki di dunia ini harus menciptakan salad sayur, mengapa mereka tidak menciptakan salad daging? Dimana semua daging bercampur jadi satu. Oke, itu agak menjijikan jika dibayangkan.
"Jangan diaduk-aduk, Ara. Habisin." Perintah Arsen yang daritadi memerhatikan Ara mengaduk-aduk salad sayurnya.
Ara menghentikan acara aduk-aduknya, "Arsen kan tau Ara nggak suka sayur."
"Tidak ada penolakan. Anggap ini hukuman buat kamu." Ucap Arsen datar dan dingin.
Jika sudah begini Ara tidak bisa membantah, dia pasrah. Ara mencoba memasukkan sedikit salad sayur itu, dan detik itu juga Ara ingin memuntahkannya.
"Jangan dimuntahin atau kamu dapat hukuman yang lebih dari ini." Arsen masih setia melihat Ara yang tersiksa dengan salad sayurnya.
"Ara nggak kuat, Arsen, Ara nggak mau makan lagi." Ara menjauhkan salad sayur itu.
"Jadi, kamu lebih pilih dihukum dengan cara ku yang sadis?" Tanya Arsen sembari menopang tangannya di dagu.
Ara mendumel di dalam hati, cara Arsen yang ini atau biasanya juga sama saja bagi Ara, sama-sama membuat dia menderita.
"Lanjutin sambil nemenin aku main game." Arsen berdiri dan berjalan ke ruang tengah apartemennya, dia menghidupkan gamenya.
Ara pun ikut duduk di sampingnya sambil menatap salad sayurnya yang masih utuh dengan tatapan sedih.
Seandainya Ara memiliki Jin seperti Aladdin, maka permintaan pertama Ara adalah menghilangkan yang namanya S-A-Y-U-R-A-N, sayuran. Demi partick yang sedang asik di dunianya, Ara benar-benar benci yang namanya sayur.
Lalu, yang kedua adalah Ara ingin membuat Arsen lupa ingatan, sehingga Arsen melupakan dirinya dan akhirnya Ara bebas dari Arsen.
Ara dapat melakukan segala hal yang dia inginkan dengan bebas tanpa ada rasa takut. Dia juga bebas bergaul ataupun memakan apa pun.
Lalu permintaan ketiga adalah Ara dapat menikahi Oh Sehun, personil EXO yang sangat dia idolakan, dia akan hidup bahagia dengan Sehun serta kedua anak mereka dan jangan lupa Vivi.
Apa perlu dengan kesembilan personil EXO dia menikahnya? Ara dapat mencuci matanya setiap hari, bisa memasak bersama D.O, membersihkan rumah bersama Xiumin, bernyanyi dengan Chen, membuat lagu bersama Chanyeol, bermain game bersama Baekhyun, bermanja-manja ria dengan Sehun, melakukan perjalanan ke China bersama Lay, melihat badan sexy Kai, dan menghabiskan uang Suho. Ah, semua itu hanya mimpi seorang fangirl. Mimpi yang sulit Ara wujudkan.
Arsen menatap Ara heran, dia sedari tadi memperhatikan Ara tersenyum-senyum seperti orang bodoh, bahkan Ara tidak sadar jika Arsen memperhatikannya sedari tadi. Dengan gemas, Arsen menyentil dahi Ara hingga Ara menjerit kaget.
"Arsen, kaget Ara!"
"Siapa suruh ngelamun, habisi tuh." Arsen kembali fokus dengan gamenya, dan membiarkan Ara ngedumel sendirian.
Dengan berat hati, Ara memasukkan salad sayur pelan-pelan ke mulutnya, hingga tak terasa salad sayurnya habis.
Melihat mangkok salad sayur Ara habis, Arsen berdiri dan berjalan ke kulkas untuk mengambil minuman.
"Minum ini." Arsen memberikan susu coklat, kesukaan Ara.
"Makasih." Ucap Ara saat menerimanya.
Mereka pun terdiam beberapa saat, Arsen masih fokus dengan gamenya dan Ara masih fokus dengan susu coklatnya.
"Arsen." Panggil Ara karena dia tidak betah jika berdiam-diaman begini.
"Hm."
"Ara boleh nanya nggak?" Tanya Ara sembari mengigit sendotan susunya.
"Boleh, kalo kamu buang itu sendotan." Ucap Arsen tanpa mengalihkan wajahnya dari game.
Ara menaruh kotak susunya di sebelah dirinya, "Hm, kenapa Arsen bohong sama Ara?" Tanya Ara pelan, bahkan dia tidak yakin Arsen mendengar suaranya.
Arsen berhenti bermain lalu menatap Ara yang sedang menundukkan kepalanya.
"Kapan aku bohong sama kamu?" Balik Arsen bertanya.
Ara memainkan jarinya,"Waktu kamu bilang ada rapat futsal."
"Kamu bilang masih rapat, nyatanya pas Ara samperin kamu ke ruangan rapat, ternyata kata Tri kamu udah pulang daritadi."
Arsen terdiam. Tidak menjawab.
"Arsen bilang, nggak suka kalo Ara bohong, tapi kenapa Arsen bohong sama Ara?" Tanya Ara berkelanjutan.
"Arsen pergi sama Echa, kan?" Tebak Ara.
"Siapa yang bilang sama kamu? Willi?" Tanya Arsen, menahan emosinya. Adiknya yang satu itu memang senang sekali ikut campur dalam urusannya.
Ara menggeleng, "Bukan. Ini cuma feeling Ara, tapi kayaknya benar ya."
Arsen menatap Ara, dia pun mengenggam tangan Ara dengan lembut, "Maaf aku udah bohong. Tapi, aku nggak mau kamu marah sama aku gara-gara ninggalin kamu gitu aja, padahal kamu udah nungguin aku."
Ara menatap Arsen kecewa, "Arsen, Ara nggak akan marah kalo Arsen bilang jujur, kalo Arsen bohong gini, Arsen malah buat Ara kecewa."
Arsen tidak bisa menahan dirinya untuk memeluk Ara, dia pun membawa Ara ke dalam pelukannya, "Maaf, aku janji nggak bakalan kayak gini lagi. Aku bakalan jujur sama kamu. Maafin aku."
Bisakah Ara mempercayai Arsen?
🐾🐾🐾
Partnya pendek? Iya aku tau:(
Akhir-akhir mendadak tak mood nulis huhu, makanya lama update.
Part ini udah aku revisi berapa kali hingga akhirnya kayak gini deh:(
Moga aja mood nulis ku balik lg deh:(
See u!
KAMU SEDANG MEMBACA
VECINO
Teen FictionArsen, dia adalah tetangga Ara yang Ara benci. Sifat Arsen yang posesif ini membuat Ara harus berpikir dua kali untuk mengambil langkah. Semakin Ara berusaha melepaskan dirinya dari Arsen, maka semakin keras Arsen mengikat Ara untuk selalu dipelukan...