Ara masih sibuk mengunyah mangga yang baru saja dikupas oleh Bella. Dia melirik Fredella yang nampak diam tanpa melakukan apa pun, padahal Bella sudah menyuruhnya untuk memakan mangga itu tapi ia menolaknya.
"Fre, kamu makan aja mangganya, Tante tau kok kamu suka mangga." Bella menawarkan sekali lagi.
Fredella menggeleng pelan, "Maaf Tante, tadi Ken nggak ngijin saya makan mangga." Ucapnya tidak enak karena terus menolak Bella.
Ara sedikit tidak percaya dengan apa yang dia dengar, masa makan mangga aja nggak boleh? Dan yang lebih lucunya lagi, Fredella patuh sekali dengan perintah Ken. Saat ini, di villa hanya ada para perempuan saja, Fredella, Bella dan Ara. Para laki-laki sedang sibuk latihan memanah di halaman belakang. Halaman belakang villa Rey memang sangat luas, kalian bisa latihan memanah, menembak atau bersepeda.
"Gapapa, kamu makan aja, urusan Ken biar Tante yang urus." Ucap Bella menyakinkan Fredella.
Ara masih bisa melihat keraguan di mata Fredella, hingga akhirnya dia memberikan potongan mangga kepada Fredella, "Makan aja, Kak. Kasian Tante Bella daritadi nawarin tapi ditolak mulu. Kan sakit rasanya ditolak."
Fredella akhirnya menerima mangga yang diberikan Ara, dia memakan dengan lahap karena memang daritadi dia menginginkannya. Untuk urusan Ken, dia akan memikirkan belakangan lagian Bella akan membantunya, jadi dia sedikit tenang.
"Manis, kan? Untung kamu mau makan, kalo nggak bisa habis dimakan Ara." Ucap Bella lembut dan senang.
"Iihh, Tante ini, Ara loh nggak gitu."
"Apanya yang nggak gitu? Tante bisa itungin kalo kamu udah makan lima potong tau, kamu kan doyan banget sama mangga."
Ara cuma cemberut ketika Bella terus menerus menggodanya, tapi yang dikatakan Bella memang benar sih, Ara itu pencinta mangga. Dia bahkan pernah menghabiskan tujuh buah mangga sendirian hingga membuat Jennie dan Arsen memarahinya, tapi sayangnya dia tidak kapok.
"Yaudah, kalian makan aja dulu, Tante mau bawain buat mereka di belakang." Bella membawa satu piring lain yang berisikan mangga ke halaman belakang.
Ara lalu duduk di samping Fredella ketika Bella pergi, mereka berdua hanya terdiam dan sibuk dengan isi kepalanya. Ara merasa tubuh Fredella menegang, dia langsung mengikuti arah mata Fredella, dia meneguk ludahnya sendiri ketika melihat Ken yang menatap mereka berdua. Secara otomatis tubuh dirinya juga ikut menegang, aura Ken terlalu menyeramkan.
Ara sendiri bingung kenapa Ken bisa memiliki aura seperti itu, Arsen memang mempunyai aura seperti itu, tapi aura itu hanya keluar saat dirinya berdekatan dengan cowok lain. Apalagi kemarin hubungan mereka semakin baik, Ara harap ini juga akan berlanjut hingga mereka kembali.
Balik lagi ke Ken, aura Ken selalu menyeramkan bagi Ara, bagaimana bisa Fredella tahan dengan Ken? Padahal Rey tidak menakutkan menurut Ara, Bella juga tidak seperti itu. Apa jangan-jangan Ken itu bukan anak dari Rey dan Bella?
Ara memukul kepalanya sendiri, dia mikir apa sih? Bisa-bisanya dia memikirkan hal yang aneh-aneh.
"Kamu kenapa?" Tanya Fredella bingung karena dia melihat Ara memukul kepalanya sendiri.
"Ah, nggak kenapa kok, Kak." Jawab Ara sambil tersenyum kecil.
Fredella mengangguk pelan lalu memakan mangganya lagi, Ara melihat bahwa Ken sudah tak lagi menatap mereka. Ara yang sudah penasaran akhirnya memutuskan untuk bertanya.
"Kak, Kak Ken tuh emang gitu ya?"
"Gitu gimana?"
"Ganas, serem gitu kalo natap orang." Balas Ara terang-terangan, itu memang kenyataannya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
VECINO
Teen FictionArsen, dia adalah tetangga Ara yang Ara benci. Sifat Arsen yang posesif ini membuat Ara harus berpikir dua kali untuk mengambil langkah. Semakin Ara berusaha melepaskan dirinya dari Arsen, maka semakin keras Arsen mengikat Ara untuk selalu dipelukan...