Chapter 16 - Pengumuman

13.2K 977 91
                                    

"Jadi, gimana ceritanya kalian bisa resmi pacaran? Bukannya lo selama ini kagak mau pacaran sama Zico?" Tanya Zaskia sedari tadi, tatapan penyelidik dari Zaskia dan Winda sudah Ara dapatkan dari awal dia masuk kelas.

Arsen dengan gila mengumumkan bahwa dirinya dan Ara sudah resmi berpacaran lewat grup resmi sekolah mereka, hal itu jelas membuat satu sekolah gempar dan menimbulkan tanda tanya bagi siswa siswi sekolah mereka.

Mereka ingat dengan jelas bagaimana Ara menolak Arsen mentah-mentah saat Arsen menembak dirinya di tengah lapangan yang bisa disaksikan oleh siapa pun.

Namun, tadi malam, Arsen dengan sangat amat jelas meminta para kaum adam untuk menjauhi Ara karena Ara sudah sah menjadi miliknya. Lebih baik mereka semua menjauhi Ara sebelum tinju Arsen melayang kepada mereka semua.

Hubungan mereka juga semakin jelas dan dipercaya oleh semua siswa siswi ketika Arsen mengantarkan Ara ke kelasnya dan tidak lupa mencium kening Ara, sengaja memperjelas hubungan mereka.

Dan karena hal itu juga, Ara bersembunyi di dalam kelas selama jam istirahat karena malu akan perbuatan Arsen.

"Ara, jawab dong." Winda ikut mendesak Ara karena dia sudah gregetan Ara diam saja.

Ara mendongkak kepalanya, dirinya meringis pelan saat mata Winda dan Zaskia tidak lepas dari dirinya, oh tidak lupa dengan teman-teman sekelasnya yang sudah berdiri di belakang Zaskia dan Winda, mereka juga tidak mau ketinggalan gosip hot sepanjang mereka bersekolah di sini.

Zaskia yang sadar dengan tatapan Ara, menoleh ke belakang, "Lo pada ngapain di sini? Bubar bubar!" Usir Zaskia kasar.

"Yaelah, pelit amat lo, Zas. Kita-kita juga mau denger penjelasannya Ara." Balas Adam.

"Iya, gue kepo banget nih." Timpal Sandy dan disetujui anak-anak lainnya.

"Lo pada mau gue aduin ke Zico karena udah berani gangguin Ara, mau lo semua?" Ucap Zaskia galak dan seketika kerumunan anak kelasnya bubar, jika sudah berurusan dengan Arsen, mana ada yang berani.

"Udah beres, Ra, sekarang lo bisa cerita sama kita."

Ara pun menarik nafasnya terlebih dahulu, barulah dia mulai bercerita dengan suara kecil agar tidak didengar oleh teman-temannya yang lain, cukup Zaskia dan Winda saja yang mengetahui cerita dibalik hubungannya dengan Arsen.

🐾🐾🐾

Di sisi lain, Echa terus menarik tangan Arsen tanpa peduli dengan lirikan atau bisikan siswa siswi yang sedang memperhatikan mereka berdua.

Echa membawa Arsen ke belakang sekolah yang cukup sepi dan jarang dilewati oleh anak-anak lain.

"Maksud lo apaan sih, Sen? Kenapa lo bisa jadian sama Ara? Kenapa?" Tanya Echa tanpa bisa menahan rasa kesalnya.

"Gue udah bilang, kalo gue sayang sama Ara. Gue milik Ara, dan begitu sebaliknya." Balas Arsen tenang sambil menarik tangannya dari Echa.

"Nggak, Sen! Lo udah janji sama Mommy kalo lo akan jagain gue dan selalu ada buat gue!"

Arsen menghela nafasnya, "Gue tetep bakalan nepatin janji gue, tapi gue jagain lo ya sebagai sodara, nggak lebih." Ucap Arsen tegas.

Echa menggeleng cepat, air matanya sudah keluar dari tadi, dia tidak bisa membiarkan Arsen menjadi milik Ara. Arsen harus menjadi miliknya.

"Nggak! Kalo lo jadian sama Ara, lo pasti akan selalu ada buat dia, dan gue pasti akan lo lupain."

"Cha, gue udah pernah bilang Ara lebih penting dari apa pun dan lo juga sama, cuma bedanya gue nganggep lo sodara sedangkan Ara cewek yang gue sayang, pacar gue, dan semoga bisa jadi calon ibu anak-anak gue."

Echa tertawa geli saat mendengar ucapan Arsen, calon ibu anak-anak Arsen? Lucu sekali Arsen.

"Putusin Ara, jadian sama gue, Sen. Gue bisa lebih baik dari Ara, gue bisa lebih dari segalanya dari Ara, dan gue jamin lo bakalan lebih bahagia sama gue dari Ara." Echa berusaha menggapai tangan Arsen, namun Arsen terlebih dahulu menepis tangan Echa.

"Cha, gue udah bilang berapa kali? Kalo kita ini sodara, kita sodara." Tekan Arsen yang berusaha menahan emosinya.

Echa menggeleng frustasi, "Nggak! Ge nggak mau jadi sodara lo, gue mau jadi pacar lo, Sen!"

"Percuma gue ngomong sama lo, buang-buang waktu gue." Setelah itu, Arsen meninggalkan Echa dan tidak menghiraukan panggilan Echa.

Echa menatap punggung Arsen dengan tatapan menyedihkan, lalu tak lama ekspresi wajahnya berubah, dia menyeringai.

"Kalo gue nggak bisa dapatin Arsen, maka Ara pun nggak bisa dapatin lo, Sen."

🐾🐾🐾

~~~ TBC ~~~


Komen kalo kalian kesel dengan Echa wkwkwkwk


VECINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang