"Coba kau tengok kanan dan kiri mu, apakah ada lelaki tampang seperti diriku ini?"
"Najis banget sih lo, njing."
"Diem aja deh kanda, adinda sedang mencari pujaan hati yang telah pergi entah kemana, betul tidak, cinta?"
Kantin yang biasanya penuh dan sesak kali ini bertambah ribut karena keributan yang dibuat oleh Agam dan Tri, Agam sedari tadi merayu terus menerus adik-adik kelasnya yang lewat di depan matanya.
"Hai Zaskia Gotickkk." Sapa Agam ketika melihat Ara dan Zaskia sedang lewat di depan dirinya.
"Ciee, disapa diem diem bae. Jadi pacar gue, yuk." Ajak Agam, kali ini dia sudah mengikuti Zaskia dan Ara yang kembali ke tempat duduk mereka.
"Jijik gue." Ucap Zaskia pedas, dan Agam pura-pura terluka.
"Haduh, ratu ku, kau tahu bukan bahwa menolak raja tidak diperbolehkan?"
"Bacot. Sana pergi, ganggu aja."
"Dua tiga Mail mengejar Mei-Mei, Agam tidak akan menikung Mail." Receh Agam berhasil membuat Winda dan Ara tertawa terbahak.
"Lo ngapain sih, dari dulu gangguin Zaskia mulu, kalo suka bilang." Ucap Winda yang daritadi tidak tahan dengan recehan Agam.
"Temen lo sok jual mahal sama gue, udah gue ajak kencan ditolak mulu. Susah jadi orang ganteng mah."
Zaskia menatap jijik Agam, "Nih ngaca nihh, muka udah kayak pentol korek aja belagu."
"Ganteng sih gue." Ucap Agam percaya diri menatap dirinya dari cermin, dia memang suka membawa cermin dan sisir kemana pun, katanya sih biar bisa kapan pun memperbaiki rambutnya.
Ara tidak heran lagi dengan tingkah Agam yang agak absurd, teman Arsen yang satu ini memang sudah terkenal dengan ke-absurd-nya dimana pun dia berada. Zaskia yang terkenal sebagai teman SMP-nya sudah selalu menjadi bulan-bulanan Agam jika bertemu. Jadi, Ara tidak heran lagi kalau mereka bagai tikus dan kucing kalau ketemu, berantem terus.
"Biawak, gue cariin daritadi, taunya malah nempel disini." Ucap Tri yang ikut bergabung dengan Agam dan teman-teman Ara.
"Lah? Lo pada ngapain duduk disini? Sono cari kursi kosong." Usir Zaskia, karena dia sudah tidak tahan dengan tingkah Agam.
"Bos kita nggak masuk, jadi kita bagai anak hilang. Bingung mau ngapain." Jelas Tri.
"Memang Zico kemana?" Tanya Winda.
"Lagi nyari kitab suci, biasalah bos, abis buat dosa." Ucap Agam yang kali ini tidak malu mencuri minuman Zaskia.
"AGAM!!" Kesal Zaskia.
"Kemana Zico, Ra?" Tanya Winda kepada Ara yang daritadi diam saja.
"Nggak tau, dari pagi juga nggak keliatan." Balas Ara cuek, setelah itu mereka tidak membicarakan tentang Arsen karena pikiran mereka teralihkan oleh Agam, sang pencuri perhatian.
Tapi, tidak untuk Ara, dia memikirkan kemana Arsen pergi. Semenjak kejadian makan malam, Arsen sama sekali tidak menghubungi Ara sekali pun. Hal ini membuat Ara semakin yakin bahwa Arsen memang tidak menyukai dan hanya ingin mempermainkannya.
Ara juga tidak peduli jika itu benar, karena jika itu benar, maka akan dengan mudahnya Ara lepas dari Arsen, dan hal inilah yang paling ditunggu oleh Ara.
🐾🐾🐾
Ara tidak langsung pulang, kali ini dia ingin menikmati waktunya sendiri atau yang dikenal dengan me time. Dia tidak risih walaupun pergi sendirian, karena menurut dirinya, kita tuh butuh waktu sendiri dan melakukan hal-hal sesuka hati kita, tanpa diikuti oleh orang lain. Coba deh bayangin, kalo kita pergi ramai-ramai, pasti akan selalu berbeda pendapat tempat tujuan atau pasti salah satu dari kita tuh maunya menang sendiri dalam nentuin tempatnya, kan nyebelin.
Hari ini rencananya Ara akan pergi nonton ke bioskop sendiri, makan es krim, pergi ke toko buku, dan banyak hal lainnya. Kapan lagi dia bisa kemana-mana dengan bebas tanpa diikuti Arsen?
"Ih, ngapain juga aku inget-inget Arsen." Ucap Ara ketika mengingat Arsen.
Ara memilih untuk masuk ke dalam toko aksesoris yang berwarna serba pink, tempat ini memang sangat menarik hati para perempuan, selain tempatnya berwarna serba pink, disini juga barang-barangnya lucu-lucu banget. Ara saja sampai khilaf belanjanya! Dia membayar tiga ratus empat puluh lima ribu lima ratus untuk barang-barang yang dia sendiri tidak tahu kegunaannya apa, asalkan lucu dia ambil.
Setelah itu, dia pergi ke toko buku yang ada di Mall, kali ini dia akan memburu novel. Novel-novel miliknya sudah disita oleh Arsen dan itu semua karena Ara sering begadang demi menyelesaikan novel-novelnya. Dia kan penasaran dengan akhirnya, makanya dia begadang. Mengapa Arsen tidak mengerti hal itu?
Tapi, yang lebih berbahaya lagi jika Arsen tahu dia bolos. Sudah bisa dipastikan kalau semua kartu atm dia akan disita. Maka dari itu, Ara akan menyembunyikan semua belanjanya hari ini dari Arsen.
Namun, sepertinya Tuhan ingin menghukum Ara yang sangat bolos, ketika Ara ingin membayar semua novelnya, tiba-tiba uang miliknya diambil oleh seseorang.
"Hei, apa-apaan si-" Baru saja Ara ingin memaki orang itu, tapi mulutnya malah tertutup kembali. Dia bahkan memegang meja kasir saking terkejutnya.
"Siapa yang nyuruh lo buat beli itu semua?"
Ara mati kutu. Dia tidak bisa menjawab dan rasanya dia ingin kabur saja dari tempat ini karena orang yang di depannya.
Arsen.
Cowok itu menatap Ara dengan wajah marah dan sulit Ara artikan.
Setelah beberapa hari menghilang, kenapa juga Arsen harus muncul sekarang ?
Belum sempat Ara menjawab, dia dikejutkan oleh hal lain.
"Arsen? Siapa dia?"
Ara menatap cewek yang mendekati Arsen lalu dengan polosnya cewek itu memeluk lengan Arsen di depan mata Ara.
Kali ini, Ara menatap Arsen dengan pandangan bertanya dan Arsen tetap menatapnya dengan tajam.
Jadi, siapa cewek itu?
🐾🐾🐾
HALLO!!!
APA KABAR SEMUA????!!!
Siapa yang masih nungguin VECINO?
Huhuhu, maaf aku lama amat updatenya, dari kemaren sibuk nyusun laporan proposal untuk sidang :')
Sekarang laporan dah kelar, dan tinggal sidang makanya sempet-sempetin update.
Doain aku lancar ya sidangnya :')
Doain juga aku bisa curi-curi waktu buat nulis VECINO biar kalian nggak nunggu lama, jadi see u again!!
Jangan lupa vote+komentar :p

KAMU SEDANG MEMBACA
VECINO
Ficção AdolescenteArsen, dia adalah tetangga Ara yang Ara benci. Sifat Arsen yang posesif ini membuat Ara harus berpikir dua kali untuk mengambil langkah. Semakin Ara berusaha melepaskan dirinya dari Arsen, maka semakin keras Arsen mengikat Ara untuk selalu dipelukan...