Chapter kemarin nggak kalah pecah komentarnya, duh sumpah aku terharu banget😭❤
Seperti biasa dan tidak kenal lelah, aku mau berterima kasih untuk kalian semua yang udah mau luangin waktu buat baca, vote dan komentar di cerita ku, aku seneng banget pokoknya dari kemarin-kemarin ngeliat kalian antusias gini 😭❤
Nggak banyak yang bisa aku omongin, tapi aku harap kalian bisa terhibur dengan chapter ini. ❤
Aku siap nunggu komentar dari kalian untuk chapter ini juga, komentar dan vote kalian sangat berarti buat aku. ❤
Selamat membaca, guys❤
🐾🐾🐾
Sudah dua bulan sejak kepergian Ara, Arsen sudah nampak seperti mayat hidup. Dia tidak bergairah untuk melakukan apa pun, tidak ada semangat untuk bersekolah. Ketika dia di sekolah, dia pasti memikirkan Ara, gadis yang selalu cemberut ketika diajak ke kantin namun setibanya di kantin Ara akan semangat empat lima untuk makan.
Hanya tinggal beberapa minggu saja sebelum ujian nasional diadakan, namun Arsen benar-benar tidak mempersiapkan apa pun. Padahal, dulu ketika dia sd dan smp, Ara akan mengajaknya belajar bersama walau ujung-ujungnya dia mengajarkan Ara. Tapi, sekarang? Gadis itu tidak ada di sampingnya.
Seperti saat ini, dia hanya duduk termenung di pojok kantin sendirian, tempat biasa dia gunakan untuk makan bersama Ara. Tidak ada yang berani mendekatinya, karena apa? Emosi Arsen juga semakin tidak stabil, dia tidak segan-segan memukul siapa pun yang mendekati tempat duduknya ini. Tempat duduk ini sudah menjadi hak milik mutlak Arsen.
Arsen tersenyum miris, baru kali ini dia mengerti arti kehilangan. Jika saja dia tahu akan terjadi seperti ini, mungkin dia akan memperlakukan Ara lebih baik lagi. Dia baru sadar bahwa dia memperlakukan Ara dengan buruk, dia selalu menomor duakan Ara, padahal gadis itu selalu berada di sampingnya. Jika saja dia bisa mengulang waktu, mungkin dia akan berperilaku pada Ara. Dia akan selalu berada di samping Ara kapan pun dan dimana pun.
Arsen mengeluarkan handphone dari saku celananya, dia memutar kembali video tentang dirinya, kado ulang tahunnya dari Ara. Entah sudah ratusan kali dia memutar video ini, semua ini semata-mata untuk mengurangi rasa rindunya pada Ara. Video yang awal-awalnya berisi tentang foto-foto dirinya dari bayi hingga sekarang, Arsen tidak tahu Ara dapat darimana foto tentang dirinya saat bayi. Senyum tipis muncul di bibirnya ketika wajah Ara nampak, Arsen bahkan sudah hafal apa yang akan dikatakan oleh Ara. Ara sedang duduk di kamarnya sendiri, cewek itu juga memastikan terlebih dahulu kameranya berfungsi dengan baik.
"Happy birthday to you, Arsen cowok yang paling posesif sama Ara. Wish Ara adalah Arsen bisa lebih baik dari sebelumnya, lebih dewasa juga, jangan suka marahin atau kurung Ara terus, Ara ndak suka."
Arsen menghentikan video pada saat itu, wajah cemberut Ara menghiasi handphone-nya. Dia mengelus handphone-nya sambil tersenyum sedih, "I miss you so much, sayang." Arsen kembali memutar videonya, kali ini cengiran khas Ara terlihat.
"Arsen, karena udah usianya delapan belas tahun dimana Arsen lebih tua dari Ara, berarti Arsen harus jaga Ara lebih baik lagi, sesuai dengan janji Arsen dulu. Ara nggak akan bicara banyak lagi, soalnya nggak mau terlalu panjang buat videonya, capek ngedit hehehehe. Pokoknya kalo videonya udah jadi, Arsen nggak boleh ketawa ya! Walau jelek gini, Ara kerjain sendirian loh! Jangan ketawa ihhh, Ara bisa bayangin kalo Arsen sedang ketawa!"
Benar, Arsen tertawa geli, bagaimana bisa Ara selalu bisa membuatnya tertawa dalam kondisi apa pun.
"Terus soal kue, kalo nggak enak, Arsen harus bilang enak ya! Ara juga usaha sendiri itu, buat Arsen. Udah cukup kayaknya Ara ngomong, capek ngomong sendiri. Intinya, Ara sayang Arsen, walau Arsen suka cemburu sama semua cowok, tapi percaya deh sama Ara, kalo cuma Arsen yang Ara sayang. Ara juga mau berterima kasih karena selama ini Arsen selalu ngelindungi dan ngejaga Ara, walau Ara selalu nolak Arsen, Arsen tetap di samping Ara dalam keadaan apa pun. Memang ini nggak nyambung sama hari ulang tahun Arsen, tapi Ara cuma mau ngeluarin semuanya. Jadi, terima aja ya. Udah sampai sini aja Ara ngomong, udah dipanggil mama buat makan. Once again, happy birthday to you and i love you to the moon and back, Zico Arsenio." Ara melambaikan tangannya terlebih dahulu sebelum mematikan kameranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
VECINO
Ficção AdolescenteArsen, dia adalah tetangga Ara yang Ara benci. Sifat Arsen yang posesif ini membuat Ara harus berpikir dua kali untuk mengambil langkah. Semakin Ara berusaha melepaskan dirinya dari Arsen, maka semakin keras Arsen mengikat Ara untuk selalu dipelukan...