Ada Kisah dan Petuah yang Dicari dari Seberang #1

7 0 0
                                    

28 Juni dan satu hari menuju keberangkatan KKN di Dusun Kumba, Sekida, Bengkayang, Kalimantan Barat. Perjalanan yang lebih panjang dan lama dari biasanya. Butuh dan disepakati 50 hari, menghirup bau tanah borneo, mencicipi air sungai Kapuas dan mencoba masakan dengan model makan bersama sama yang dikenal saprahan.

Perjalanan melewati samudera hindia, melewati beberapa gunung yang nampak mirip mainan anak anak dari sebuah besi yang diterbangkan. Senja sore yang pamit dari jendela kaca pesawat. Sinar sore yang menyiram pucuk gunung Merapi-Merbabu sesaat setelah landing dari bandara Adi Soecipto.

Sampai di Pontianak. Kota pertama untuk menjejakkan kaki di Borneo. Harumnya tak kurang jauh berbeda dengan Jogja-bau asap dan sebuah kota. Berbeda sedikit dengan Jogja adalah hawa panasnya, cukup untuk mengurus metabolisme mengeluarkan cairan keringat lebih banyak dari panas di Jogja. Mengingat di pulau ini dilewati garis khatulistiwa dan siapa yang tidak tahu itu.

Perjalanan masih panjang, dijemput dua bus untuk diantarkan ke Mess Pemda Bengkayang. Sebuah kabupaten pemekaran yang belum lama menjadi tujuan pertama. Pukul 3 pagi kantuk memupuk mata, baru saja rasanya terlelap dengan kondisi bus yang kencang dan sopir cukup ugal ugalan telah sampailah kami di Kabupaten yang juga berbatasan dengan Malaysia bagian timur. Perjalanan dilanjutkan besok-menuju kecamatan Jagoi Babang-menuju Desa Kumba yang dihuni oleh Melayu Sambas yang dikelilingi oleh mayoritas Dayak yang hidup bersama dengan rukun. Suku ini nanti yang mengantarkan dalam sebuah pemaknaan mengenai menggali arti kata toleransi.

Narasi Puisi Tingkah LakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang