Malas.

19 0 0
                                    

Untuk orang orang yang merasa malas. Butuh satu dua hal alasan untuk kembali bisa gerak. Sendi sendi yang kaku dan badan yang terlalu nyaman menempel dengan kasur adalah senjata ampuh dengan beribu alasan untuk tetap ada di zona nyaman. Kiasan kiasan, baik dengan kata kata kasar, halus maupun sarkasme dari orang orang kepada pemalas adalah sebuah cambuk yang harusnya perlu didengarkan dan diresapi. Sebab perlu adanya interopeksi diri akan apa yang sedang dialami dan dijalani.

Beberapa orang mencari solusi akan tiap masalah yang datang. Yang lainnya mencoba mencari solusi dari bacaan, video, cerita orang yang harap harap pernah merasakan masalah yang sama. Menarik untuk tiap proses dari pilihan pilihan pemecahan masalah yang diambil. Ada ucapan yang penting adalah prosesnya. Namun, terpikirkan sebuah narasi singkat bahwasanya pola pikir di otak telah terkotak-kotakkan dengan istilah istilah yang membantu beralasan. Misalnya dengan zona nyaman. Istilah ini ramai dibicarakan di era sekarang, era dahulu tahun tahun awal 2000-an nampaknya bukan diksi yang familiar di kalangan anak muda. Istilah "mager" juga tidak jauh berbeda, munculnya istilah ini tidak lama beberapa tahun belakangan.

Sayangnya adanya istilah ini menjadikan selimut tebal bagi kemalasan untuk tetap bersarang. Menurutku tidak ada pembenaran untuk malas, sebab bumi masih setia berputar, ombak laut belum diam dan angin di puncak gunung masih dingin berhembus di tengkuk tengkuk pendaki.

Kadang menyebut malas terlalu halus, maka kata yang menyenangkan digaungkan adalah toxic. Ia datang hanya dengan merugikan. Mungkin, beberapa penyebab malas bisa berasal dari banyak hal seperti gadget, lingkungan, tanpa target, tidak punya rencana dan jauh dari Allah. Satu solusi ampuh yang kutemukan nampaknya adalah solat lima waktu. Entah bagaimana ceritanya tapi menjadikan sesuatu berjalan lebih menyenangkan.

Sebuah opini yang keluar menjadi narasi yang menghilangkan benar dan salah, melepaskan baju kepribadian dan menanggalkan status. Hanya seorang manusia - seorang sapiens

Kumba, 16 Agustus - Jogja, 2 September

Narasi Puisi Tingkah LakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang