Jika ; Kebohongan Seorang Ibu

29 1 1
                                    

Ibu : Nak, ibu sehat. Jaga kesehatan ya, jangan lupa makan dan istirahat. Doa ibu menyertaimu.
Anak : iya bu terima kasih banyak. Bu?
Ibu : Kenapa Nak?
Anak : Maaf ya bulan ini belum bisa pulang. Banyak tugas dan kegiatan organisasi.
Ibu : oh iya tidak apa apa Nak. (Menyeka tangis sambil tangannya gemetar memegang gagang telepon)

Anak : Kenapa Bu? Suara ibu terseka seka
Ibu : Tidak apa apa Nak, ibu sedang di dapur mau buat sambal buat Bapakmu. (Kebohongan pertama)

Anak : Oalah iya, salam buat bapak ya Bu. Oh iya uang bulananku sepertinya tidak cukup bulan ini, sebab beberapa dosen bilang harus beli buku acuan untuk bahan kuliah Bu.
Ibu : Oh iya. Nanti ibu transfer uang tambahannya ya Nak. Kemarin baru dapat rezeki jadi bisa untuk kamu beli buku. (Kebohongan kedua)

Anak : Maaf ya bu sebelumnya, jadi merepotkan ibu sama bapak.
Ibu : tidak kok Nak, itu sudah jadi kewajiban kami. Kewajibanmu di sana belajar saja jangan khawatir untuk hal itu.
Anak : Iya Bu. Sudah dulu ya Bu. Ini mau berangkat kuliah.
Ibu : Ya sudah Nak, semangat dan sukses selalu.

Telepon itu ditutup dan si anak bersiap berangkat kuliah. Sedang ibunya segera kembali ke bangsal rumah sakit sebab sudah terlalu lama ia meninggalkan seseorang di sana.

Jogja-Wsb, telah lama.

Narasi Puisi Tingkah LakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang