Kakak!
Tolong aku kak!
Kakak..
Kak Yoongi!
Kak!
KAKAK!!
"Jungkookie!!"
Keringat dingin itu mulai membasahi dahi dan bahkan sudah mencapai lehernya juga. Duru nafas yang memburu itu menjelaskan bagaimana Yoongi ketakukan dalam mimpinya yang begitu buruk.
"Ah..", Yoongi menghela nafas kesal sekaligus lega karena dia hanya mimpi buruk. Selalu seperti itu setiap ia menutup matanya.
"Kamu dimana Jungkookie?", ucapnya pelan dengan menyembunyikan wajahnya dalam tangkupan kedua tangan putih pucatnya. Dia bisa merasakan sekujur tubuhnya bergetar sekarang. Berkali-kali Yoongi menarik nafasnya perlahan dan berusaha senormal mungkin. Dia tidak boleh begini.
Dia mlirik jam yang ada di tangannya dan sekarang adalah waktunya dia kuliah. Iya..kuliah dengan biayanya sendiri dengan bantuan oleh paman dan bibinya.
Yoongi merapikan pekerjaannya dengan cepat dan mengemasi barang-barangnya. Kemudian dia mengetik pesan pada Seokjin yang saat ini sedang bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit.
Aku akan kuliah, dan sepertinya pulang malam karena aku ingin mengunjungi ibu. Bilang pada paman dan bibi untuk tidak mengkhawatirkanku, kak
Yoongi kemudian mengambil langkah sembari mengantongi ponselnya dan meletakkan earphone di kedua telinga. Pandangannya fokus pada setiap objek yang dia lihat, tapi tatapan itu sendu.
Tidak ada yang bisa mengartikan tatapan sendu itu kecuali Yoongi sendiri.
"Apa aku bisa menemukanmu, Jungkook? Apa kakak bisa melihatmu lagi?", suara batin itu kembali mengoyak hatinya.
Semua orang tak terkecuali teman-teman dikampusnya; yang dekat dengannya, sudah membantu Yoongi untuk mencari adiknya Jungkook meski hanya berbekal foto kecil Jungkook dan juga plat mobil sang ayah yang masih sangat Yoongi ingat.
Setelah dua hal itu, tidak ada petunjuk lain sampai belasan tahun lamanya. Polisi sudah berkali-kali dibentak oleh Yoongi, karena mengatakan bahwa pencarian mereka sia-sia.
Tidak. Yoongi tidak mau kata sia-sia.
Dia percaya dan yakin bahwa adiknya masih bisa dia temukan dalam keadaan baik-baik saja dimanapun dia. Dia hanya belum tau harus melakukan apa.
"Kakak, petak umpet"
"Jungkook jangan jauh-jauh ya sembunyinya"
"Iya kak"
"Janji?"
"Eum..janji!"
"Mana janjinya Jungkook? Kakak belum bisa menemukan tempat kamu sembunyi"
Sepanjang jalan Yoongi hanya memikirkan hal gila yang membuatnya semakin dirundung rasa takut. Lamunan itu juga menemaninya sampai di kampus.
Masuk kelas, duduk tenang, diam, tidak melakukan apa-apa. Itu Yoongi.
Sahabatnya sudah paham untuk itu, Jimin sudah sangat mengerti.
"Yoongi", sapaan ringan dari Jimin itu mampu membuat Yoongi menoleh padanya. Seketika senyum manis terbit dari wajah Jimin lalu dia kembali mengatakan "Bersemangatlah!!"
Yoongi mengangguk pelan dengan wajah yang datar. Semangat? Hanya itu yang bisa Yoongi lakukan?
Mau sampai kapan begini terus?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikrokosmos [YoonKook] // Completed
ФанфикYoongi harus menjalani hari-hari yang berat setelah ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya, ayahnya sedang mabuk itu juga dengan kejam memukul, menyeret, juga membentak adiknya Jungkook yang masih kecil. Ayahnya mengatakan bahwa dia tidak akan k...