Souyaa:Hati-hati 2142 words 🙏, selamat membaca💜😊
***
Hari kedua belas pasca Jungkook memberontak dan berusaha menghindar dari semua orang termasuk Yoongi, sampai saat ini tidak ada seorang pun mengetahui sebab dari depresi yang Jungkook alami. Iya, dia depresi.
Hampir dua minggu Jungkook tidak pernah bicara sepatah kata pada siapapun kecuali berteriak saat bermimpi buruk dan terisak menangis. Sebenarnya kondisi fisik Jungkook sudah menunjukan perubahan yang berarti namun kata 'sembuh' makin jauh dari kondisi psikisnya.
Yoongi bukan hanya sekali dua kali menghadapi seseorang dengan depresi berat. Ingat ibunya?
Ibunya mengalami hal yang sama setelah ayahnya pergi bersama Jungkook. Yoongi masih kanak-kanak saat itu dan belum mengerti apa-apa. Ibunya yang mengamuk memanggil nama Jungkook begitu menakutkan untuknya. Beruntung, paman dan bibi, orang tua Seokjin, menyelamatkannya dari satu lagi penderitaan yang harus Yoongi terima sampai sekarang. Ibunya tidak bisa mengingat Yoongi dengan baik, berteriak 'kembalilah anakku' dengan membanting semua barang. Bagi Yoongi itu sudah cukup.
Penderitaannya sudah sangat cukup!
Jika difikir kembali, Yoongi memang lah anak yang kuat dan juga kakak yang baik. Dalam saat yang bersamaan adiknya hilang lalu ibunya menjadi gila. Perjuangan yang luar biasa.
Ibunya
Ibunya
Ibu..
Yoongi yang awalnya hanya berdiri saja dibalik pintu sembari memperhatikan Jungkook yang tengah meringkuk takut seperti hari-hari sebelumnya, kini berlari dan bergegas menuju rumah sakit jiwa tempat ibunya dirawat. Mungkin memang ini caranya, Jungkook dan ibunya terpisah lama, bahkan kejamnya dunia tidak mengizinkan Jungkook untuk melihat wajah ibunya sejak hari naas mereka. Namun Yoongi tau, Jungkook akan mengenali ibunya dengan baik.
Seokjin yang melihat Yoongi berlari dengan raut wajah dengan panik dan tatapan tidak tentu arah langsung mencoba untuk mengejar.
"Yoongi, kau mau kemana?"
"Ibu, i-ibu Kak"
"Ada apa?"
"Aku ingin mempertemukan ibu dan Jungkook, Kak"
"Yoongi apa kau yakin? Bibi- ah.. Kau benar-benar yakin?"
Yoongi harus merelakan lima detik untuk kembali mengangkat wajahnya dihadapan Seokjin. "Sejujurnya tidak. Tapi aku tau hanya ibu yang bisa membuat Jungkook mengutarakan isi hatinya. Ibu juga sangat merindukan Jungkook, Kak dan Jungkook sangat jujur pada ibu waktu kecil. Jadi pasti, sekarang pun masih sama"
Seokjin sedikit menghembuskan nafasnya kasar lalu menganggukan kepalanya, "Aku ikut denganmu, tak akan aku biarkan kamu pergi sendiri"
"Tidak, Kak Seokjin harus disini bersama Jungkook. Aku tidak akan lama, aku janji", dengan janji yang dia ucapkan Yoongi melangkah pergi sebelum Seokjin mengiyakan.
***
Yoongi sampai dengan nafas yang terengah-engah dan keringat yang sudah menetes deras pada dahi dan lehernya. Yoongi tidak punya waktu untuk menghiraukan betapa kacaunya dia. Untuk beberapa saat Yoongi harus mengatur nafas sebelum melangkah mendekat pada ibunya yang masih dalam posisi yang sama. Duduk dengan kursi roda dan memeluk baju bayi Jungkook.
"Ibu, Ini Kakak"
Yoongi melakukan hal yang sama setiap kali bertemu dengan ibunya. Berlutut dan juga menatap sayang pada wanita yang sudah melahirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikrokosmos [YoonKook] // Completed
FanficYoongi harus menjalani hari-hari yang berat setelah ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya, ayahnya sedang mabuk itu juga dengan kejam memukul, menyeret, juga membentak adiknya Jungkook yang masih kecil. Ayahnya mengatakan bahwa dia tidak akan k...