Taehyung sepi.
Dirinya hanya seorang diri dirumah yang tidak pernah dia nyalakan lampunya. Iya, Taehyung biarkan itu semua. Rumah ini sudah menjadi saksi kekejaman yang dilakukan Hanbin dan Ayahnya sampai mereka menemukan balasan yang setimpal.
Setiap langkah yang Taehyung ambil kini disertai dengan ingatan bagaimana Ayahnya bunuh diri di depan mata kepalanya sendiri. Hanbin yang menodong-nodongkan pisau berkali-kali, juga darah-darah yang menjadi warna di setiap baju korban Ayahnya.
Tuan Kim benar-benar luar biasa, pikirnya.
Taehyung ingat soal dia memukul Jungkook. Melukai pemuda itu saat sedang lemah. Jungkook itu adiknya. Dari wanita yang kesekian kali juga merupakan ibu dari Taehyung.
Dia seperti Hanbin, seorang kakak yang berani melakukan apa saja agar adiknya menurut padanya. Dia anak dari Tuan Kim yang bisa membuat darah mengalir dari segala sisi tubuh manusia didepannya.
Tak peduli keluarga, atau teman.
Dia dididik untuk tidak mengenal semua itu. Yang dia tau hanya membunuh atau dibunuh.
Hehe!
Taehyung yang awalnya terkekeh lucu kini tertawa makin keras. Makin keras sampai pada tawa itu malah menjadi tangisan. Taehyung tidak tau dimana letak kesalahannya sampai Tuhan membuatnya seperti ini.
Tuhan?
Taehyung hanya mengenalnya saat sekolah saja. Dia bahkan ragu apakah keluarganya mengenal Tuhan atau tidak.
Taehyung ingin mati saja rasanya.
Tapi...dia tidak mau mati konyol. Dia harus membawa Jungkook mati bersama. Wajar bukan, Taehyung dan Jungkook kakak adik.
***
Yoongi dan Namjoon kini duduk bersama direstoran dekat rumah sakit yang masih menjadi tempat untuk Jungkook beristirahat. Sebenarnya mereka bersama Seokjin, pemuda itu memaksa Yoongi untuk makan dengan benar dan Namjoon yang harus mengawasinya.
"Kau terlihat lelah sekali, Yoon"
Yang ditanya justru malah mengangkat sudut bibirnya. Dia merasa lucu karena Namjoon menyatakan hal tentangnya seperti ini. Ini tidak biasa. "Kau sudah berulang kali melihatku kelelahan saat aku berjuang menemukan Jungkook dulu. Kau lupa itu?"
Namjoon tau Yoongi itu tidak bisa diajak bercanda atau berbicara serius tentang kondisi kesehatannya sendiri. "Baiklah, lalu Jungkook? Bagaimana pengobatannya?"
"Dia akan operasi besok sore. Donor ginjal"
Namjoon sedikit memainkan jemarinya, dia ragu untuk menanyakan hal yang satu ini. Namun setelah dia menimbang untuk bertanya atau tidak, dia putuskan untuk membuka suara saja.
"Lalu, penglihatannya?"
Butuh waktu sekitar sepuluh detik bagi Yoongi untuk menjawab Namjoon. "Kerusakan saraf, Namjoon. Jungkook tidak bisa diobati lagi"
"Dokter bilang kalau kebutaan yang dialami Jungkook karena trauma kepala yang terus-terusan dia alami. Beruntung hanya penglihatannya. Kalau nyawanya juga yang hilang sampai sekarang aku tak akan bisa menemukan Jungkook, Joon"
Baiklah, suasana menjadi sedih kembali ketika membicarakan ini.
"Maaf karena tidak bisa membantumu menemukan Jungkook dalam keadaan baik-baik saja"
Yoongi menggeleng dan meminum apa yang ada didepannya, botol air putih. "Tidak, Joon. Aku tidak akan bisa menemukan Jungkook tanpa bantuanmu. Dan, kasus Jungkook ini ternyata membawamu mengingat kematian dari kekasihmu yang juga punya urusan dengan Hanbin"
"Ku mohon jangan bahas ini ya, Yoongi"
Kadang kenangan buruk itu harus dilupakan. Namjoon berusaha melupakan itu. Namjoon ingin tetap melangkah dengan kedua kakinya tanpa merasakan kesedihan. Yoongi paham dan hanya mengucapkan kata maaf tanpa bersuara.
"Joon..."
Namjoon mendongak dan fokus pada Yoongi.
"Taehyung...."
Alis Namjoon berkerut dalam karenanya.
"Apa ada yang salah dengan dia?" {}
Souyaa:
Dikit banget yak🙏😂
Maaf....Karena baru segini saja memang yang bisa aku fikirkan.
Terimakasih sudah membaca. 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikrokosmos [YoonKook] // Completed
FanficYoongi harus menjalani hari-hari yang berat setelah ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya, ayahnya sedang mabuk itu juga dengan kejam memukul, menyeret, juga membentak adiknya Jungkook yang masih kecil. Ayahnya mengatakan bahwa dia tidak akan k...