part eight - i will find you

3.5K 385 15
                                    

Yoongi kembali harus memaksa kaki lelahnya untuk masuk ke kantor polisi beribu-ribu kalinya. Dia tidak bisa menunggu lagi untuk berbicara pada Namjoon tentang kemajuan penyelidikan dan usaha pencarian dalam menemukan Jungkook.

"Namjoon, ada nomor tidak dikenal menghubungiku. Dia mengaku akan membunuh Jungkook. Ini ponselku. Kau bisa membawanya atau lakukan apapun. Temukan dia, aku yakin adikku bersamanya sekarang"

Begitu langkahnya terhenti dengan Namjoon yang memasang wajah terkejut, Yoongi menyodorkan ponsel miliknya dengan antusias namun juga dengan raut wajah yang begitu ketakutan dan panik. Kemudian pandangan Namjoon teralihkan pada tiga orang dibelakang Yoongi yang ikut menghampirinya Hopie, Jimin, dan satu lagi..tidak bisa dia kenal siapa.

"Namjoon!"

Yang dipanggil itu terkejut, kemudian mengembalikan fokusnya yang sudah sempat hilang. Namjoon yang sedang membawa map dengan isinya kini menatap Yoongi dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada beberapa menit bagi Namjoon untuk berusaha menemukan kata-kata yang mungkin bisa membuat Yoongi tenang.

Tapi otak cerdas Namjoon kini semakin seperti benang kusut yang susah sekali untuk dia urai.

"Namjoon!"

Ini kedua kalinya, dan Namjoon masih tetap sama dengan mode bingungnya. Membiarkan Yoongi tenggelam dalam kebingungan karena Namjoon bukanlah orang yang mudah sekali khawatir akan sesuatu. Yoongi sangat tau itu.

"Namjoon!!"

Diamnya Namjoon ini membuat Yoongi semakin merasa jengah. Dia sedang panik saat ini dan membutuhkan bantuannya.

"Yoongi, kami menemukan ayahmu"

Yoongi, tidak salah dengar untuk ini? Tidak, kan?

"Ayahmu kini sedang ada di ruang introgasi. Dia tertangkap karena selama ini dia termasuk sebagai sindikat penjualan manusia dan juga reintenir yang sudah kami selidiki. Kau pasti juga ingat kasus yang aku bicarakan tempo hari padamu, bukan?"

Yoongi tidak sanggup mengangguk, dia juga tidak sanggup untuk menjawab. Ini, terlalu mendadak.

"Aku ingin melihatnya"

Namjoon mengangguk lalu melangkah yang kemudian diikuti oleh Yoongi dengan langkah yang cukup berat. Selama belasan tahun kemudian dia akan bertemu dengan ayah kandung yang sudah sebrengsek itu pada keluarganya. Yoongi tidak pernah membayangkan akan bertemu ayahnya dengan kondisi ayahnya menjadi narapidana. Dia tetap seorang anak yang merindukan kasih sayang orang tua.

Pintu yang dibuka oleh Namjoon itu membuat Yoongi bisa melihat pria paruh baya yang sedang diborgol dengan wajah yang babak belur. Waktu memang merubah wajah mereka masing-masing tapi Yoongi tidak akan pernah salah untuk mengenali ayah kandungnya sendiri.

"Boleh aku bicara dengannya?", Yoongi menyuarakan permintaan itu dengan suara super datar tanpa menoleh sedikit saja dari fokusnya pada pria yang sudah begitu membuatnya menderita.

Tanpa anggukan dan tanpa suara yang Namjoon berikan dia mempersilahkan sahabat karipnya untuk menyelesailan apa yang belum selesai dimasa lalu. Kemudian tepukan pada bahu kanan Yoongi sebanyak tiga kali itu menandakan bahwa kini dia hanya berdua dengan ayahnya.

"Ayah menunggumu, Nak", sapaan dengan senyum meremehkan itu datang dengan kurang ajar di wajah orang yang dulunya Yoongi hormati.

Namun kini sosok itu terlihat begitu rendah dimatanya.

Keningnya berkerut, tangan Yoongi mengepal dengan hembusan nafas yang teramat kesal. "Dimana Jungkook?"

Pria itu sontak tertawa keras yang membuat gema ruangan yang hanya berisi dia dan anak sulungnya itu. "Kau menanyakan itu pada ayah? Ayah sudah menjualnya dan uang hasil menjualnya itu sudah habis Yoongi. Kau mau apa? Minta jatah?"

Mikrokosmos [YoonKook] // CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang