Cause baby, everything You want is everything I need,
You everything to Me~
Yoongi belum bisa menghentikan laju air mata itu, dia juga masih belum bisa melepas cengkraman kuatnya pada permukaan dada yang sesak. Yoongi bahkan terlihat berulang kali menggelengkan kepalanya yang makin pening. Kedua bahu Yoongi bergetar kuat dengan kepala dan tubuhnya yang tertunduk dalam saat kembali mengingat ucapan singkat dokter tentang kondisi adiknya.
Luka yang Jungkook alami begitu parah, Nak. Luka tusuk yang melukai paru-paru dan ginjalnya membuat adikmu kritis. Luka dan perdarahan di kepala yang hebat juga mengancam nyawanya. Kami akan berusaha membantu adikmu kembali
Harus, Jungkook harus kembali apapun caranya.
Yoongi pun tidak bodoh dengan melihat tubuh terluka Jungkook saja dia sudah bisa mengira Jungkook tidak akan selamat. Tapi Tuhan benar-benar memberikan kekuatan pada anak itu untuk kembali berjuang sekali lagi. Tuhan juga berbaik hati untuk Yoongi agar bisa memperbaiki kesalahan dan kebodohannya yang membuat Jungkook yang kembali harus melawan maut hari ini.
Jika dalam dua puluh empat jam kedepan Jungkook belum menunjukan perkembangan maka dapat dipastikan Jungkook akan mengalami masa koma yang panjang.
Yoongi menekan kuat kepalanya sendiri, menjambak rambutnya kasar dan kembali terisak. Hal seperti ini tidak pernah Yoongi inginkan. Tidak sedikitpun. Seorang Min Yoongi yang melihat Jungkook terbaring tidak berdaya dalam waktu yang lama itu bukanlah hal yang bisa membuatnya baik-baik saja.
Jungkook terbantu dengan semua alat rumah sakit yang melekat di tubuhnya, Nak. Adikmu tidak dalam kondisi dia akan bangun. Kamu harus mengetahui ini karena kapan saja detak jantung Jungkook juga bisa berhenti.
"Tidak!"
Yoongi menggelengkan kepala yang masih dia tekan kuat. Dia sesungguhnya lelah menangis. Dia sudah tiga jam berada pada lorong yang sepi ini. Memekik berkali-kali seperti yang dia lakukan barusan tidak cukup untuk membuat kenyataan berubah menjadi mimpi, hanya mimpi. Yoongi ingin segalanya yang terjadi hari ini hanyalah mimpi.
Seokjin berhasil menemukan Yoongi. Tepat setelah kabar keadaan Jungkook yang dia dengar Yoongi justru berlari menjauh entah kemana. Seokjin tentu khawatir, dia kenal betul sepupunya itu, dulu bahkan Yoongi sempat hampir bunuh diri karena putus asa dengan pencarian Jungkook yang tak kunjung membuahkan hasil.
Namjoon dengan bantuan kruk ditangannya juga berhasil menyusul Seokjin yang tengah berdiri memperhatikan Yoongi yang sedang depresi berat. Namjoon meremat kuat pegangannya pada kruk tersebut begitu pula Seokjin yang mengepalkan kedua tangannya.
"Aku tidak berguna membantunya. Aku seharusnya bisa lebih cepat memberitahu Yoongi tentang kondisi psikis Taehyung dan rencananya", Namjoon bermonolog dengan memperhatikan sahabatnya tengah dalam posisi yang terlihat sangat menderita. "Aku bahkan tidak bisa mengucapkan maaf. Aku juga tidak bisa berbuat banyak saat segalanya sudah hancur seperti sekarang"
"Aku pun. Aku sesungguhnya tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi padanya. Saat Jungkook menghilang dia begitu menderita dan sekarang dia justru terlihat makin menderita. Jungkook bersamanya, bisa dia jangkau, tapi Jungkook juga bisa pergi kapan saja saat Tuhan menginginkan. Itu lebih menakutkan bagi Yoongi"
"Aku rasa dia butuh waktu sendiri"
"Tidak Namjoon", Seokjin menoleh pada Namjoon yang membuat lawan bicaranya itu melakukan hal yang sama. "Yoongi pernah berusaha mati. Aku tidak mau dia kembali melakukan hal itu lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikrokosmos [YoonKook] // Completed
FanfictionYoongi harus menjalani hari-hari yang berat setelah ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya, ayahnya sedang mabuk itu juga dengan kejam memukul, menyeret, juga membentak adiknya Jungkook yang masih kecil. Ayahnya mengatakan bahwa dia tidak akan k...