02

2.1K 236 26
                                        

Yerin membuka kedua matanya pelan menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke indera penglihatannya. Ia melenguh pelan merasakan pusing di kepalanya saat mencoba untuk menegakkan tubuhnya. Mengernyitkan dahinya saat melihat selang infus menancap di punggung telapak  tangannya saat ia mencoba untuk memijit pelipisnya karena pusing.

Yerin melihat tempat di sekitarnya yang ia sadari sebuah kamar rumah sakit. Kini ia mendesah berat, fakta bahwa ia dirawat di rumah sakit itu berarti  pengeluarannya akan bertambah banyak bulan ini. Jam yang menggantung  di  dinding ruangannya saat ini masih menunjukkan pukul 02.17 menitan. Ia ingin pergi ke kamar mandi, cairan infusnya masih ada setengah lagi.  Perlu diketahui, jika infus itu adalah kantong yang ketiga.

Saat ia berusaha untuk menyingkap selimutnya, ia dikejutkan dengan sosok Umji yang tidur dengan posisi yang terlihat tidak nyaman di sofa yang ada di tepian sisi ruangan itu.

"Umji-ya~", gumamnya. Kemudian ia menurunkan kedua kakinya ke lantai dan memakai sendal khusus rumah sakit yang berada di dekat nakas ranjangnya itu. Berjalan secara perlahan sambil meraih selimutnya dengan tangan bebasnya yang dari infus. Sementara tangan kirinya mencoba mendorong tiang infus dengan hati- hati supaya tidak menimbulkan suara yang akan membangunkan Umji nantinya. Tapi baru saja  ia akan melangkahkan  kakinya menuju Umji, gadis yang sedang tidur itu membuka kedua matanya perlahan saat mendengar suara sedikit berisik. Umji tidak bisa tidur dengan nyenyak sejak tadi. Ia begitu khawatir terhadap keadaan Yerin saat ini.  Tentu saja ia sudah tahu apa yang terjadi dengan keadaan Yerin saat ini, tapi ia belum ingin membahasnya saat ini. Kesembuhan Yerin lebih penting untuk saat ini.

"Kau mau kemana?", suara serak Umji menghentikan langkah Yerin yang akan   melangkahkan kakinya  sampai ke tempat teman dekatnya itu berada.

"Aku mau ke kamar mandi. Kenapa kau tidur disini? Kau bisa tidur di rumah, aku tidak apa- apa disini sendirian.", cicit Yerin masih dengan suara lemahnya.

Umji yang tadi sudah mendudukkan  tubuhnya di sofa kini berdiri dan beranjak dari sofa, berjalan perlahan mendekati Yerin dan mengambil gulungan selimut yang ada di dekapan Yerin. Menaruhnya kembali ke ranjang Yerin kemudian mulai meraih punggung Yerin dengan tangan kirinya dan tangan kanannya berada di lengan atas tangan Yerin.

"Apa yang kau lakukan? Aku bisa  sendiri."

"Aku tetap harus memastikanmu sampai ke tempat tujuanmu dengan aman."

"Kenapa kau berlebihan sekali? Kamar mandinya hanya di dekat pintu masuk kamar ini."

"Tidak ada protes, ayo~"

Tanpa ada bantahan lagi, Yerin menerima perlakuan baik Umji kepadanya.

"Berteriaklah kalo sudah selesai.", kata Umji sebelum menutup pintu kamar mandi yang ada di sudut depan  ruangan ini, membuat Yerin mendengus kesal dan gemas secara bersamaan.

***

Keesokan harinya saat hari sudah menjelang sore, Yerin sudah diijinkan pulang oleh Dokter yang merawatnya.  Menerima resep vitamin yang harus dikonsumsinya dan ditebusnya di apotek rumah sakit ini.

"Biar aku saja yang menebusnya!", cicit Umji meraih kertas  resep list vitamin dari tangan Yerin yang hanya diam mematung saat mengetahui harga- harga yang tertera di setiap namanya. Saat Dokter dan perawatnya itu sudah meninggalkan ruangan ini.

"Aku saja, aku sudah menggunakan uangmu untuk biaya administrasi. Aku akan mengembalikannya nanti.",  Yerin mencoba meraih resep itu lagi dari tangan Umji sambil menjelaskan sesuatu "Bukan aku yang membiayainya, tapi Tn. Kim yang membawamu ke rumah sakit semalam."

"A- apa? Tu- Tuan Kim? Ba, bagaimana bisa?"

"Tentu saja bisa, dia kan punya kaki dan tangan yang lengkap bahkan mobil mewah yang mampu membawamu dengan cepat ke rumah sakit ini." , balas Umji diselingi sindiran yang tidak akan pernah dimasukkan ke hati oleh Yerin. Yerin tidak membalas ucapan Umji, dia berpikir keras untuk apa pria itu membawanya ke rumah sakit?

HARD WAYS TOGETHER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang