Yerin langsung melepaskan pelukan Namjoon saat mendengar deruman mobil berhenti di depan rumahnya. Ia berlari keluar rumah dan menatap mobil itu dengan tatapan tajamnya.
Dia tahu, siapa pemilik mobil itu saat seorang pria berjalan ke sebelah bangku penumpang di samping kemudinya.
Yerin menatap tajam punggung pria itu saat menggendong Jaeyul di pelukannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, dia berjalan cepat menghampiri Taehyung.
Pria itu melihat kehadiran Yerin di dekatnya. Dia pikir dia akan membantu mengambil Jaeyul dari pelukannya. "Kau bantu aku bawa barang-bar..."
Plak
Tapi sebuah tamparan malah mendarat di pipi putih mulusnya. Panas, itulah yang dirasakannya saat ini. Dia menatap tidak terima Yerin yang tiba-tiba menamparnya. Wanita itu menatap nyalang dirinya dengan wajah dan mata memerah.
Marah.
Itu sudah jelas.
"KAU PIKIR APA YANG KAU LAKUKAN!!!" Teriak Yerin tepat di depan wajah Taehyung yang lebih tinggi 20 cm darinya. Membuat Jaeyul yang masih tertidur dipelukan Taehyung berjengit kaget dan menangis saat itu juga.
Dengan cepat Yerin mengambil Jaeyul dari pelukan Taehyung dengan kasar. "Sini, Nak!" tegasnya. Lalu dengan segera meninggalkan Taehyung disana dengan langkah tergesanya.
"Jangan biarkan pria itu masuk, Umji-ya!"
Seloroh Yerin saat melewati Umji dan Namjoon yang berdiri mematung di depan pintu gerbang rumah mereka.
Taehyung menatap punggung Yerin yang membawa Jaeyul dengan tatapan datarnya. Menahan rasa panas dan perih di pipinya akibat tamparan wanita itu tadi.
Setelah wanita itu dan putranya sudah menghilang dari pandangannya, pria itu menatap Namjoon dan Umji dengan tatapan tak kalah dinginnya seperti biasanya. Itulah yang masih bisa diingat Umji saat pandangannya bertabrakan dengan pria itu.
"Hei, sini bantu aku mengeluarkan semua barang-barangnya Jaeyul." ujar Taehyung kepada Umji. Dia tidak berniat menyuruh Namjoon untuk membantunya, yang kini masih terdiam dan bingung dengan situasi yang baru saja terjadi.
Sebenarnya ada hubungan apa dengan ketiga orang yang ada di dekatnya kini? Batin Namjoon.
"Jaeyul tidak butuh barang-barang darimu, Tuan Kim!" ketus Umji dengan suara dinginnya. Tidak kalah dinginnya dengan tatapannya saat ini kepada pria itu.
"Oke."
Taehyung tidak mau repot-repot menyuruh Umji untuk membantunya. Toh, dia punya tangan sendiri yang cukup berisi. Jadi tidak masalah mengangkut semua mainan Jaeyul yang dibelinya tadi, sendiri.
Umji bersiap masuk ke dalam rumah dan mengajak Namjoon ke dalam rumah. Bagaimanapun, bosnya itu sekarang adalah kekasihnya Yerin. Jadi dia berhak masuk ke rumahnya, sebelum teriakan Taehyung menghentikan langkahnya yang berniat menutup pintu gerbangnya.
"TUNGGU! JIKA KAU MENUTUP PINTUNYA, SAAT ITU JUGA AKU AKAN BAKAR RUMAHMU!"
Keterlaluan memang ucapannya Taehyung itu, tapi mau bagaimana lagi, dia harus masuk ke dalam rumah itu menaruh semua mainan Jaeyul.
"Butuh atau tidak, aku berhak memberikan apapun kepada anakku sendiri!"
"KIM TAEHYUNG!" teriak Umji spontan saat setelah ucapan Taehyung yang seenaknya mengakui Jaeyul anaknya.
"Sejak kapan Jaeyul itu menjadi anakmu!" Umji menggeratkan giginya menatap Taehyung tajam.
"Kau lupa? Atau pura-pura lupa? Siapa yang sudah menamam benihnya ke dalam perut wanita itu!" tegas Taehyung, tidak kalah menatap gadis itu tajam. Tidak bisa dipungkiri, hatinya nyeri mendengar ucapan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD WAYS TOGETHER WITH YOU
FanficKim Taehyung Seorang penyiar radio di setiap akhir pekan dan penulis novel remaja yang karyanya saat ini paling laris dicari oleh penggemar novel remaja. Menjadi penyiar radio dan penulis novel hanyalah pekerjaan yang menjadi hobinya saja. Dan dia...