Pagi yang cerah. Matahari yang mengintip terbit dengan sempurna dari balik sebuah pegunungan. Suara kicauan burung yang menenangkan jiwa dipagi hari. Serta angin sepoi- sepoi yang menghantam tubuh seorang wanita dengan tubuh berisinya, membuat wanita itu tersenyum tipis saat kembali membuka kedua matanya.
Menatap langit biru cerah. Menyambut pagi yang cerah. Lalu menatap ke- sekelilingnya lagi yang terlihat asri dan tenang.
Srakk~
Seorang gadis lainnya membuka pintu geser rumah itu dan keluar dari sana dengan wajah mengantuknya. Menguap sebentar lalu duduk disamping wanita berisi tadi.
"Selamat pagi.", salam Umji. Gadis yang baru saja duduk itu.
"Selamat pagi~", sahut Yerin.
"Kenapa tidak membangunkanku?", tanya Umji sambil memanyunkan bibirnya. Masih dengan wajah lusuhnya khas baru namgun tidur.
"Kau kelihatan capek sekali, aku tidak tega untuk membangunkanmu."
Yerin, wanita itu tersenyum kepada sahabat satu- satunya ini. Membuat Umji mendengus, kemudian berjalan ke keran air yang ada di sudut halaman rumah itu. Mengisi baskom dan mencuci mukanya disana, kemudian kembali ke tempat Yerin duduk tadi.
"Masih ada waktu satu jam-an lagi untuk sarapan dan pergi bekerja. Cepatlah!", jelas Yerin kepada Umji yang masih memanyunkan bibirnya. Kemudian kembali masuk ke dalam rumah dan sarapan makanan yang sudah ada di meja. Yang tentu saja dimasak oleh Yerin. Biasanya ia juga bangun pagi untuk membuat sarapan bersama Yerin dan membagi pekerjaan rumah lainnya sebelum berangkat bekerja.
Tapi pagi ini, seperti beberapa paginya yang lain saat ia tidak bisa bangun walaupun alarm jam di ponselnya terus berbunyi nyaring. Maka ia akan membiarkan Yerin memasak dan membersihkan rumah ini sendirian. Dan itu membuatnya merasa sangat bersalah. Wanita itu sedang hamil tua. Dan tidak seharusnya harus bekerja ekstra.
"Kau selalu saja begitu padaku.", kesal Umji yang kini berjalan disamping Yerin. Menuju ke sebuah perkebunan sayur dan buah untuk bekerja.
Ya, kini mereka tinggal di sebuah pedesaan biasa. Yang terdapat kota kecil disana. Tepatnya di Pulau Jeolla, beberapa bulan yang lalu. Setelah insiden Yerin dan Taehyung di hari Minggu itu. Yerin pulang dengan derai air mata dan sempat pingsan saat setelah sampai di rumah. Dan hampir membahayakan kandungannya saat diperiksa oleh Dokter. Membuat Umji marah kepada orang yang sudah membuat sahabatnya hampir kehilangan janinnya itu karena stress.
Bahkan Umji sempat mendatangi kediaman pria itu di sore harinya, setelah Yerin sadar dan menceritakan semuanya.
Flashback_
Umji sempat berteriak- teriak di lobby apartemen itu sampai pria itu datang menemuinya. Bahkan saat satpam dan resepsionis yang berada disana mengusirnya. Dia tetap kukuh akan berdiri di depan apartemen itu sampai pria brengsek itu datang menemuinya.
Sampai malam menjelang, pria itu tetap tidak datang menemuinya. Membuat Umji geram, kemudian memasang tulisan besar- besar di papan spanduk yang dibelinya di toko alat tulis yang tidak jauh dari kawasan elit apartemen itu.
"KEPADA PRIA BRENGSEK YANG SUDAH MENGHAMILI SAHABAT SAYA DAN MENGANCAMNYA. DIMOHON UNTUK SEGERA MENEMUI SAYA. JIKA TIDAK, SAYA AKAN MEMBONGKAR IDENTITAS ANDA!"
Setelah berdiri semalaman di depan gedung apartemen dan membuatnya lelah dan kedinginan. Akhirnya seorang pria dengan masker, topi dan setelan hoodienya datang saat menjelang subuh. Membuat Umji langsung bisa mengenali siapa pria tinggi tegap itu yang berjalan angkuh ke- arahnya, dari tatapan mata tajam pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
HARD WAYS TOGETHER WITH YOU
FanfictionKim Taehyung Seorang penyiar radio di setiap akhir pekan dan penulis novel remaja yang karyanya saat ini paling laris dicari oleh penggemar novel remaja. Menjadi penyiar radio dan penulis novel hanyalah pekerjaan yang menjadi hobinya saja. Dan dia...