Klotak~Srakk~
Krakk~
Yerin sejak setengah jam yang lalu sudah bangun dan kini terlihat sedang terburu-buru. Membuat Umji terusik dari tidurnya dan membuka matanya perlahan, memperhatikan Yerin yang sedang duduk bersimpuh memakai riasan di depan meja rias mini di kamar mereka.
"Kau akan pergi? Ini kan hari minggu." tanya Umji dengan suara seraknya yang masih tenggelam di dalam selimut hangatnya.
"Iya, aku ada urusan dengan seseorang." jawab Yerin dengan senyum tipisnya.
"Apa dengan orang yang semalam?"
Yerin menghentikkan sejenak gerakannya saat akan mengoleskan liptint ke bibir pucatnya.
'Umji melihatnya.'
"Iya~" jawab Yerin bersamaan dengan selesainya mengoleskan liptint ke bibirnya. Kemudian melihat jam di dinding kamar itu sudah menunjukkan jam 07. 05 menit.
"Aku akan pergi sekarang." Yerin langsung bergegas pergi dari rumah setelah Umji menjawab salam dan menyuruhnya hati- hati di jalan.
***
Yerin menatap gedung mewah menjulang tinggi itu lagi di depannya. Baru kemarin ia datang kesini dan berakhir dengan sesuatu yang membuatnya menyesal dan marah yang tidak bisa diungkapkannya. Sekarang ia harus datang kesini lagi dan menemui orang yang sama seperti kemarin.
Yerin mendesah berat dan memutuskan melangkahkan kakinya lagi memasuki gedung itu. Menghampiri resepsionis yang berjaga di lobby, dan mengikuti instruksi sang resepsionis yang sudah diberi pesan dari Tuan Kim untuk langsung saja menyuruhnya naik ke lantai yang ditujunya.
Yerin keluar dari dalam lift dengan perasaan yang tidak karuan. Ingatannya kemarin dengan pria itu masih teringat segar dikepalanya. Kali ini apalagi yang akan dilakukan Tuan Kim kepadanya untuk membuatnya menderita. Langkah kaki dan pikirannya berjalan dengan sendirinya mencari deretan unit yang dicarinya. Dan tepat di deretan terakhir di sisi kanan dindinglah pintu nomor 10G tertera disana.
Dengan ragu Yerin menekan bel yang menempel di dinding disisi pintu itu. Sambil menunggu pintu dibukakan, Yerin memusatkan pandangannya ke luar kaca yang ada di orong itu, melihat pemandangan hijau dan bangunan-bangunan yang terlihat kecil dari sana.
Ceklek~
Yerin berjengit saat pintu besi berlapis warna coklat mengkilap itu dibuka dari dalam. Pemandangan yang dilihatnya pertama kali adalah siluet seorang pria yang sedang mengusap rambut basahnya dengan handuk kecil berwarna putih. Pria itu juga terlihat berbeda dari biasa yang dilihatnya selama ini, yang selalu terlihat rapi dengan setelan pakaian mahalnya.
"Selamat pagi, Tuan Kim." salam Yerin sambil menundukkan kepalanya sedikit. Menatap datar pria itu untuk menutupi kegugupan dan ketakutannya saat berhadapan dengan pria itu.
Pria itu, Kim Taehyung hanya merespon salam Yerin dengan tatapan datarnya. Kemudian menyuruhnya masuk ke dalam rumah. Yerin memasuki unit yang terlihat luas dan elegan itu dengan dada sedikit bergemuruh.
"Kali ini apalagi yang anda inginkan dari saya?" Yerin langsung melayangkan pernyataan kepada Taehyung saat setelah masuk kedalam unit tanpa mau basa- basi lagi dengan sikap baik pria ini yang selalu menyimpan maksud dari kebaikannya itu. Tidak ada panggilan akrab lagi untuk pria itu setelah banyak hal buruk yang diberikan kepadanya.
"Santai saja, kali ini aku tidak akan menyuruhmu melakukan hal seperti kemarin. Justru kau akan mendapatkan apa yang kau cari selama ini dan, mungkin saja mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang ada dikepalamu selama ini, Nona Jung." jawab Taehyung dengan nada mengejek dan menyunggingkan seringaiannya. Ada maksud lain di dalam kata- katanya. Sayangnya gadis ini bodoh untuk mengerti maksud dari ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD WAYS TOGETHER WITH YOU
Hayran KurguKim Taehyung Seorang penyiar radio di setiap akhir pekan dan penulis novel remaja yang karyanya saat ini paling laris dicari oleh penggemar novel remaja. Menjadi penyiar radio dan penulis novel hanyalah pekerjaan yang menjadi hobinya saja. Dan dia...