11

1.2K 167 55
                                    

Yerin membeku di tempatnya saat melihat sesosok pria yang kemarin dijumpainya di rumah Namjoon, kini ada di hadapannya lagi. Pria itu terlihat tidak peduli dengan keberadaannya disana.

Pria itu adalah Kim Taehyung, orang yang sudah berhasil membuat Yerin terdiam saat ini. Membuatnya menjeda pekerjaannya dari memilih sayuran yang bagus dan mengupas sayuran yang kulitnya tidak bagus ataupun busuk dari tempat duduknya saat ini.

Taehyung terlihat serius memperhatikan ucapan Namjoon yang menerangkan langsung bagaimana kualitas buah-buahan dan sayur-sayuran di kebun miliknya. Dia puas setelah seharian ini meninjau langsung kebun sayuran dan buah-buahan milik Namjoon di pulau ini. Rasanya tidak rugi setelah jauh-jauh dari Seoul datang ke pulau ini.

"Saya tidak salah pilih klien, benarkan Paman Jang?" ujar Taehyung kepada Pak Jang yang sejak tadi terus mengikuti kemanapun pria itu pergi. Sementara Sekretaris Seo mencatat poin-poin penting yang dibicarakan oleh atasannya tersebut selama berkeliling di area kebun itu yang luasnya hampir 50 hektar.

Namjoon tersenyum lebar merasa tersanjung dengan ucapan Taehyung yang ditujukan kepadanya secara tidak langsung itu. Mengingat menjalin kerjasama dengan Kim's Group itu tidak mudah. Mereka tidak mudah menjalin kerjasama dengan klien yang ingin bergabung dengan perusahaan adidaya dan konstruksi tersebut.

Namjoon sudah beberapa kali mengajukan proposal kerja sama kepada perusahaan itu. Tapi selalu ditolak oleh Direktur lama dan pihak dewan mereka.

"Sekali lagi terima kasih karena sudah mau menjalin kerjasama dengan perusahaan kami, Tuan Kim." Namjoon sekali lagi mengucapkan rasa terima kasihnya kepada pria berusia 33 tahun tersebut. Usianya hanya selisih dua tahun lebih muda darinya.

"Saya yang seharusnya bersyukur. Karena bekerja sama dengan Anda, saya bisa menemukan apa yang membuat pikiran saya tidak tenang selama ini." ujar Taehyung, melirik sekilas ke arah Yerin yang kini sudah menekuni pekerjaannya lagi.

"Maksud Tuan Kim?" Namjoon tidak mengerti.

"Dari dulu saya mencari pemasok sayur-sayuran dan buah-buahan segar yang bisa diproduksi dari negara kita sendiri. Supaya bisa membantu memajukan ekonomi di negeri kita sendiri ini, Tuan Kim." Taehyung tersenyum manis kepada Namjoon, yang dibalas anggukan dan senyuman juga dari pria berlesung pipi tersebut.

"Bukankah itu wanita yang kemarin datang ke rumah peristirahatan Anda kemarin sore?" tanya Taehyung, mencoba mengorek sedikit informasi Yerin dari Namjoon.

"Benar." Namjoon tersenyum manis menatap Yerin yang kini sibuk dengan pekerjaannya. Dan Taehyung mengerti tatapan pria itu yang ditujukan kepada wanita itu.

"Calon istri?"

Namjoon mengangguk mendengar pertanyaan Taehyung untuknya. "Dia wanita yang hebat. Usianya masih sangat muda waktu pertama kali saya bertemu dengannya. Dengan perut besar dan tanpa suami, wanita itu datang menemuiku sambil menangis untuk memberikannya pekerjaan. Saat itu kondisinya sangat memprihatinkan. Saya sudah kukuh menolaknya, karena saya tidak memperkerjakan karyawan baru dalam keadaan hamil selama ini. Takut terjadi resiko yang tidak saya inginkan di tempat kerja."

Tanpa sadar Namjoon menceritakan sedikit kisahnya dengan Yerin saat pertama kali bertemu dengannya. Lalu sadar, ucapannya itu tidak ada hubungannya dengan bisnis mereka. Dengan cepat Namjoon meminta maaf dan membungkukkan badannya kepada Taehyung.

"Saya minta maaf. Tidak seharusnya saya menceritakan ini kepada Tuan Kim."

"Tidak apa-apa, saya mengerti."

Dada Taehyung sedikit sesak saat mendengar sepenggal kisah yang diceritakan Namjoon padanya. Tanpa sadar kini ia sudah mengalihkan perhatiannya sepenuhnya kepada wanita itu.

HARD WAYS TOGETHER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang