Peluh membanjiri kening wajah cantik seorang gadis yang terlihat pucat pasi sejak sejam- an yang lalu. Sejak ia melihat suatu kenyataan yang baru saja dilihatnya bersamaan dengan memendam sebuah rahasia yang baru di ketahuinya dua minggu- an yang lalu.
Yerin, gadis itu sejak tadi mencoba meyakinkan dirinya sendiri untuk kuat melakukan pekerjaannya hingga acara pertunangan 'seseorang' ini selesai. Menahan rasa pening dikepalanya dan gugup tidak karuan yang bergejolak di dalam dirinya.
Pertunangan resmi dan mewah antara penerus orang- orang kaya ini, diadakan di ballroom hotel tempat dirinya bekerja. Membuat para pelayan lain hotel ini yang sama dengannya, bekerja ekstra juga hari ini.
Peluhnya bercucuran bukan karena pekerjaannya yang bertambah hari ini. Tapi karena sang pemeran utama pria dari acara pertunangan ini.
Ballroom hotel tempatnya bekerja saat ini sudah sering disewa untuk digunakan acara- acara resmi seperti saat ini. Wajahnya beberapa minggu terakhir ini memang terlihat tidak berwarna seperti hari- hari sebelumnya. Tapi hari ini, wajah gadis itu semakin terlihat seperti mayat hidup.
Beberapa kali juga, ia hampir menjatuhkan gelas- gelas berisi anggur merah dan minuman segar di nampan yang dibawanya untuk disusun di meja penyajian acara tersebut.
Yerin masih belum percaya dengan apa yang dilaluinya saat ini. Seseorang yang melangsungkan pertunangan itu adalah seseorang yang dikenalnya. Walaupun hubungan mereka tidak bisa dibilang dekat, percayalah, bagian tubuh paling intim mereka berdua pernah bersatu di suatu malam. Lebih tepatnya pria itu yang memaksa untuk menyatukan pusat intim tubuh pria itu ke dalam pusat tubuh Yerin.
Pria itu, adalah pria yang sudah dikaguminya beberapa tahun terakhir ini. Pria yang sudah menidurinya secara paksa satu setengah bulanan yang lalu itu, hari ini bertunangan dengan wanita lain. Wanita yang jauh, sangat jauh berbeda dari dirinya.
Lalu bagaimana dengan dirinya?
'Kenapa, kau, melakukan semua ini kepadaku?', tanya Yerin dengan isakkan tangisnya, saat setelah pria itu menyudahi perbuatannya.
'Karena kau menyukaiku! Dan aku yang membencimu!', ucap pria itu. Kim Taehyung. Dengan suara bass rendahnya yang terdengar dingin. Berbeda dengan suara lembut pria itu saat mengajaknya merayakan perpisahan mereka sebagai pendengar radio dan pendengar, semalam.
'Kuharap setelah ini. Kita bisa lebih sering bertemu lagi, Jung Yerin- ssi!', tegasnya sambil mengancingkan deretan kancing kemeja terakhirnya sebelum meninggalkan salah satu kamar VIP di sebuah Club yang ada di daerah Gangnam itu. Meninggalkan Yerin yang semakin terisak dan menjerit dalam tangisannya.
Tanpa sadar Yerin meneteskan air- matanya dan langsung mengusapnya dengan cepat. Saat ingatan setelah ia diperkosa itu kembali menghampirinya. Kemudian ia menyentuh perutnya yang masih terlihat datar itu, tapi terasa padat ditangannya.
Sekali lagi, ia memalingkan kepalanya ke arah sepasang manusia yang baru saja melangsungkan pertunangan itu. Entah ini sudah yang keberapa kalinya ia mencuri pandang kepada mempelai pria itu, yang kini sedang berbincang- bincang dengan beberapa tamu undangannya.
Yang berjarak kurang lebih lima belas meter darinya berdiri saat ini, yang berada di dekat meja penyajian untuk memeriksa makanan dan minuman yang harus diisinya lagi.Berbeda dengan Yerin. Taehyung, pria itu tidak terkejut sama sekali saat melihat gadis itu berada di acaranya, saat gadis itu membawakan minuman untuknya dan tunangannya tadi. Taehyung melihat wajah pucat dan terkejut gadis itu. Dan di sepanjang acara setelah ia melihat keberadaan Yerin diacaranya, yang memang sudah diperkirakan akan ada gadis itu disini. Sesekali ia juga memperhatikan gerak- gerik gadis itu dengan seringaian tipisnya menghiasi wajah rupawannya yang bagaikan Dewa- dewa Yunani malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD WAYS TOGETHER WITH YOU
Fiksi PenggemarKim Taehyung Seorang penyiar radio di setiap akhir pekan dan penulis novel remaja yang karyanya saat ini paling laris dicari oleh penggemar novel remaja. Menjadi penyiar radio dan penulis novel hanyalah pekerjaan yang menjadi hobinya saja. Dan dia...