Lantaran kalah memainkan permainan truth or dare bersama teman-temannya, Jaehyun terpaksa harus melakukan sebuah tantangan yaitu mendekati salah satu adik kelas.
Semula Jaehyun enggan melakukannya. Namun karena sebuah ancaman yang dilontarkan oleh s...
"Lo tau gak sih masa kemarin gue liat kak Mingyu nganterin Jiwon pulang."
Yera yang sedang memainkan pulpen jadi saling pandang dengan Renjun yang selonjoran di lantai, kemudian keduanya kompak menghela napas panjang. Harusnya mereka sekarang kerja kelompok, tapi malah diisi dengan curhatan Somi yang unfaedah.
"Ih sumpah ya ni kalo di drakor, gue udah nangis tersedu-sedu sambil minum Soju," celetuk Somi lagi dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.
"Emang lo siapanya dia, Som?" tanya Jeno iseng, sibuk bermain game online di atas sofa.
"Ya.. bukan siapa-siapa sih," Somi memanyunkan bibirnya. "Tapi dia crush gue anying!!"
"Crash crush, crash crush. Belajar dulu yang bener," sindir Renjun yang kemudian mendapat satu tabokan keras dari Somi.
"Som, bisa gak sih lo berhenti buat ngomongin kak Mingyu terus? Mending move on deh cari yang baru, sedih gue liatnya," kata Yera ikut berkomentar.
"Tau njir," sahut Renjun. "Lagian si Mingyu tampang doang yang menang, main futsal juga keok noh kemarin gue bantai gengnya."
"Bacot banget ya lo! Kak Mingyu anak basket, gak fair lah tanding bola sama tim futsal kek lo," sewot Somi sinis.
"Mending lo pacaran aja sama Lucas, Som. Bapaknya punya usaha restoran," kata Jeno menyeletuk.
"Ogah! Lucas mah alay mending kak Jaehyun," pekik Somi dengan wajah berbinar. "Kemarin gue ketemu dia dong sama gengnya abis ekskul basket. Ganteng banget!!!"
"Dih, ganti gebetan udah kayak ganti softex aja anying," ceplos Renjun yang langsung membuat Somi melemparkan death glare pada cowok itu.
"Hadeh cowok mulu yang diurusin. Pantes oon," tambah Jeno.
"Kok lo berdua mainnya keroyokan sih?!" protes Somi.
"Udah anjir berantem mulu! Kerjain tuh tugas, ngoceh mulu kayak suporter bola," omel Yera membuat ketiga orang itu langsung terdiam.
Yera hendak mengambil ponsel, tapi suara panggilan dari luar membuat gadis itu terkejut. Tersadar sesuatu ia langsung berlari keluar rumah.
"Eh, Jun," panggil Somi.
"Paan?"
"Lo temen gue, kan? Tolongin dong elah ini mah penyiksaan namanya! Gak ada akhlak emang temen lo giliran yang susah aja dikasih ke gue." Somi menggerutu. "Elo kan pinter MTK, nah gue bego kalo urusan hitungan gini. Ke--"
"Sorry, gue gak nerima jasa joki tugas. Ngitung aja sendiri, entar makin goblok lo kalo minta tolong mulu," potong Renjun membuat Somi melotot kesal.
"Kenapa sih sekarang kalo nerima paket harus difoto segala? Please lah muka gue udah kek orang lagi nerima bansos," keluh Yera melangkah masuk sambil membawa kotak kardus besar.
Tiga orang di sana langsung meledakkan tawa. Membuat Yera hanya mencibir kesal kemudian melangkah menuju anak tangga.
"EHHHH RA, HAPE LO BUNYI NIH ADA CHAT MASUK!!!!"
"HA? DARI SIAPA?"
"ASTAGAAAA!! LO BUKA AJA SINI DEH!"
"Paansih, Som? Heboh amat."
Yera segera putar balik. Berlari menuju ruang tengah lalu mengambil ponselnya dari tangan Somi.
Gadis yang hanya memakai kaos oblong dan celana bahan di atas lutut itu mengangkat alis tinggi membaca isi pesan yang masuk.
