"Lo belum tau? Renjun abis ditolak anjir."
Yera yang sekarang melangkah bareng Somi keluar kelas tiba-tiba berhenti dan noleh gak percaya.
"Sumpah? Pantesan tu anak kek gak ada gairah seharian ini. Gue panggil pas noleh mukanya kek orang tertekan anjir."
Berikutnya Yera ngakak. Temen laknat ginilah. Gak heran juga sih sama pertemanan Yera Renjun. Disaat yang lain mencoba buat hibur, tapi mereka malah saling ngetawain nasib satu sama lain.
Seorang sahabat.
"Elo tuh ya, temen sendiri lagi ditimpa musibah malah diketawain," desis Somi sambil lanjutin langkahnya diikuti Yera.
"Bentar tapi ini lucu, Som. Lo tau gak sih Saeron pernah curhat ke gue katanya dia kurang suka sama sikap kekanakan si Renjun. Kebanyakan orang pada ngira Renjun anaknya keren tapi gak tau aja kelakuan aslinya kayak anak bekantan," kata Yera masih setengah ngakak.
"Nah," sahut Somi. "Orang-orang mungkin pada ngira Renjun tuh tipikal cowok sweet ala-ala teenlit gitu. Padahal mah gak ada yang tau dalamnya kek orang gila. Udah gila, tengil, semua orang diajak war. Menurut gue si Saeron keren sih bisa bertahan sama cowok itu meski cuma sebatas pdkt."
Lagi-lagi Yera ketawa. Emang gibahin temen tuh serasa ada kenikmatan tersendiri. Apalagi temennya modelan Renjun yang tiap hari ada aja kelakuan bodoh yang buat orang-orang disekitarnya istighfar berkali-kali.
"Eh, Ra btw gue boleh nanya sesuatu gak?"
"Nanya paan?"
Baru aja Somi buka mulut saat tatapannya gak sengaja ngelirik jauh ke sebelah Yera. Gadis bule itu jadi diem dan narik lagi kata-katanya. Ia nyenggol pelan siku Yera lalu ngedikin dagu ke samping.
Yera ngernyit, tapi ia langsung noleh ke arah yang dimaksud Somi. Alisnya terangkat gitu aja ngeliat Jaehyun yang jalan keluar dari area lapangan bareng temen-temennya.
"Gilaa..." gumam Somi takjub jadi melanin langkah. "Mereka kalo keringetan gitu damagenya gak main-main. Kek menusuk gitu ke jantung."
"Yee lebay lo," cibir Yera, jalan duluan ninggalin Somi yang masih merhatiin Jaehyun cees dengan wajah merona.
Walau gak ada yang tau, sudut bibir Yera seketika membentuk senyum samar.
Tu cowok emang gak berubah.... gantengnya.
**
Jaehyun mengacak rambut frustasi. Duduk di salah satu kursi di kafe take away dengan perasaan campur aduk. Yugyeom yang daritadi main hape diem-diem saling pandang dengan Minghao di depannya yang asik melahap makanannya.
"Arghh gila gue lama-lama," geram Jaehyun.
"Ada apa sih? Cerita aja bro kita dengerin kok," kata Yugyeom diikuti anggukan Minghao.
"Lo masih mikirin Yera?" tanya Minghao tepat buat Jaehyun langsung ngelengos panjang.
"Ini pasti gara-gara gue..." ucap Yugyeom pelan. "Gue yang ngide bikin truth or dare."
"Ck, gak ada hubungannya sama ini."
"Terus?"
"Itu masalahnya, gue gak tau harus jelasinnya gimana," keluh Jaehyun. "Intinya gue gak bisa milih atau jauhin dua-duanya."
Yugyeom melongo beberapa saat.
"Maksud lo? Lo beneran baper sama Yera?" tanya Minghao lagi-lagi buat Jaehyun ngerasa tertembak tepat.
"Ya gak gitu juga sih, gue cuma gak mau bikin cewek itu sakit hati. Di sisi lain gue juga gak mau kehilangan Mina."
"Lo.. beneran gak ada perasaan apa-apa kan ke Yera?" tanya Yugyeom kali ini dengan tatapan curiga.
"Kagak lah anjir. Gila kali gue dah ada cewek masih mau ngegas cewek lain," jawab si lesung pipi itu sambil ketawa.
"Gak ada yang tau kedepannya bakal gimana. Yang jelas gue saranin lo harus cepet-cepet selesaiin masalah ini. Jangan sampe semuanya berantakan apalagi setelah cewek lu balik ke Indo. Bisa berabe entar," ujar Minghao.
"Gue setuju. Sebisa mungkin jangan sampe cewek lo tau masalah ini," imbuh Yugyeom.
Jaehyun narik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Pemuda tampan itu melirik arlojinya sesaat lalu meraih hape dan menyesap hot americano-nya yang sudah dingin.
"Gue cabut duluan ya," pamit Jaehyun sambil bergegas keluar.
**
Untuk beberapa saat Jaehyun keliatan gelisah. Cowok berlesung pipi itu mematri langkah cepat sambil menoleh kanan-kiri. Suasana ramai di sekitarnya bahkan gak bisa ngalahin suara detak jantungnya yang tiba-tiba berdegup dua kali lebih cepat.
Rasanya kayak mau ketemu hakim di sidang cerai.
Sampai akhirnya Jaehyun menangkap sosok wanita paruh baya yang berada tak jauh di depannya, seseorang yang Jaehyun cari sejak tadi.
"Sore oma," sapa Jaehyun manis, menyalami wanita anggun tersebut. Lalu melempar senyum ke wanita muda di sebelahnya yang memakai dress hitam putih di atas lutut. "Oma sama Mbak Shin gimana kabarnya?"
"Kami semua baik. Kamu kenapa gak pernah main ke rumah Oma lagi?" tanya Oma.
Jaehyun nyengir kuda. "Sibuk Oma, biasalah anak muda."
Oma cuma geleng-gelengin kepalanya.
"OMAA!!!!!"
Ekspresi wajah Oma seketika berubah. Menatap berbinar jauh ke depan.
Tanpa susah-susah membalikkan tubuh pun Jaehyun sangat hapal dengan vokal rendah itu. Tapi entah kenapa ia belum berani buat noleh ke belakang.
Seorang gadis tinggi dengan kacamata hitam juga koper besarnya melangkah tenang di antara orang-orang. Tubuh jenjang yang terbentuk sempurna juga garis wajah anggunnya itu menegaskan karismatik seorang gadis tujuh belas tahun yang tak bisa ditolak.
"Cucu Oma.... Welcome home, honey," ucap Oma lembut, membuka lengan dan langsung memeluk gadis cantik itu erat.
Jaehyun neguk ludah. Berusaha nguasai diri. Sampai nggak lama gadis itu melepas pelukannya dari sang Oma dan ganti jadi meluk Jaehyun dengan begitu erat. Seolah baru pertama kali bertemu setelah sekian lama pergi.
Jaehyun terkejut, bahkan hampir terjatuh ke belakang kalau tangannya gak segera meluk pinggang gadis itu.
"I miss you, Jung Jaehyun."
Jaehyun tersenyum, ngusap lembut rambut halus gadis itu. Perlahan tapi pasti, Jaehyun makin eratin pelukannya sampai gadis itu tenggelam di dada bidangnya.
"I miss you too, Myoui Mina."
***
Introduce you,
Myoui Mina alias the queen
KAMU SEDANG MEMBACA
kak jaehyun ✔
FanfictionLantaran kalah memainkan permainan truth or dare bersama teman-temannya, Jaehyun terpaksa harus melakukan sebuah tantangan yaitu mendekati salah satu adik kelas. Semula Jaehyun enggan melakukannya. Namun karena sebuah ancaman yang dilontarkan oleh s...