Sembilan

101 7 0
                                    

Seperti yang sudah Atha kira, dia akan menunggu Bara sementara lelaki itu mendapat penyuluhan sebentar di aula.

Perempuan yang saat ini kembali menggerai rambutnya itu, duduk bersila disamping Bara. Daripada di luar Aula. Panas.

Mereka duduk bersama kelas 11 maupun kelas 12 lainnya yang bertugas sebagai pendamping kemah bagi kelas 10.

"Hei Bar"

Ah... Itu suara Calista. Atha menatap perempuan yang saat ini duduk dengan entengnya disamping kiri Bara. Seperti tidak ada tempat lain saja!

Selama setengah jam, Atha menunggu dengan sangat bosan. Penyuluhannya tidak selesai selesai. Ia bahkan jengkel sendiri saat Calista selalu mengajak Bara ngobrol. Entah untuk memperjelas penjelasan di depan, ataupun untuk menertawakan sesuatu yang Atha anggap itu tidak lucu sama sekali.

Mau main hp, tapi paketannya cuma paketan chat. Wifi sekolah lemotnya minta ampun.

Kling...

Atha menatap malas layar ponselnya. Palingan juga operator.

08958046*****

P
Save ya.. Camaleo

Atha mengernyitkan dahinya sebelum tersenyum kecil. Yang biasanya aplikasi WA hanya dihiasi grup kelas atau chat dari Bara. Eh... Sekarang ada cowo lain yang ngechat. Mayan lah, daripada ngantuk dengerin pidato di aula.

Camaleo

Ok.

Brawijaya udh pulang daritadi
Lo kok blm pulang?

Eh! Kok dia bisa tau? Athari melihat ke sekelilingnya. Siapa tau ada Leo di dekat sini.

Perempuan itu menahan senyumnya dengan usaha tinggi. Membuat Bara menatap aneh.

"Tumben ngeliatin hp sampek segitunya?" Bara kali ini melirik ke layar ponsel yang berada di tangan Atha. Menampilkan roomchat WA yang masih terbuka, dengan nama kontak 'Camaleo'.

Atha tersenyum lebar, tidak menahannya lagi. "Leo ngechat gue. Apa ini tanda tanda kalo gue sebentar lagi ngelepas status jomblo?" Menatap Bara dengan melabarkan mata.

Bara terdiam sebentar.

"Leo siapa?"

"Lo ingetkan waktu motor lo mogok kemarin? Dia yang nebengin gue itu" Atha menjelaskan dengan semangat.

Bara mengerutkan keningnya. "Dia itu ternyata murid yang dikeluarin dari sekolah ini Tha. Makanya pindah ke sekolah sebelah. Surya yang ngasih tau gue."

Atha bergumam "Gue tau!"

"Lah" Bara merampas ponsel Atha. Menghapus kontak Leo darisana. "Berarti dia nggak baik buat lo!"

Perempuan di depannya mengambil kembali ponselnya tidak terima. "Gue udah besar Bar! Tau yang mana baik buat gue, mana yang enggak!"

'Kenapa Bara ikut campur banget sih!' Atha kan jadi nggak terima.

"Bukannya udah biasa ya, lo ngelibatin gue tiap ada apa apa"

Atha tambah kesal. Gadis itu memang keras kepala. Ia bahkan kali ini berdiri, dan berjalan keluar meninggalkan aula. Meninggalkan Bara yang hanya terdiam tanpa berniat mengejar.

AthariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang